icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Camelia Sinesis

Bab 7 Kasual

Jumlah Kata:1232    |    Dirilis Pada: 01/11/2023

an telur juga

ai

n .

an

motong rambutmu," ujar Camelia den

u gegas pergi melintasi halaman dengan ember yang berayun ditangan. Jean benar-benar sudah lupa kapan terakhir kali dia merasa

senyuman cerah di wajahnya. Ya, Jean sangat beruntung. Dia tidak tahu bahwa ada hikmah yang begitu besar bagi dia karena tel

enyuruh untuk memerah susunya. Bagi Jean Madam adalah sapi yang terbilang ramah dengan mata berwarna cokelat besar dan kulit berwarna coklat muda dan putih. Hany

sa dari topi flatcap yang Jean kenakan. Pria itu sempat tertawa dan menaruh topi kesayan

erja samanya," ujar Jean memperingati si kambing setelah derai tawanya hilang. Seol

damba selama ini. Lantaran sejak usia muda Jean sudah ditugaskan masuk ke dalam kompi, berlajar menembak dan membunuh lawan tanpa kenal ampun. Mengenyahkan seluruh rasa manusiawi untuk melenyapkan siapa saja atas nama negeri di tanah jajahan bangsanya. Sebagai

Camelia minta sejenak Jean menatap keseluruhan halaman. Dia membayangkan seperti apa tempat yang dia pijak ini bila dibersihkan. Banyak hal yang perlu sentuhan

tu di ruang cuci, dan dia bertugas untuk mengurus pakaian para tahanan yang jumlahnya mencapai ratusan. Jujur saja Jean sudah sangat muak dengan bau keringat y

yang bisa dia nikmati tanpa biaya. Kulitnya yang berwarna pucat, adalah akibat kurangnya sinar matahari

elah terisi susu perahannya. Jean menatap kucing tersebut dan menemukan bahwa ada dua ekor kucing kecil yang tak j

u susu,

Tak ingin buang waktu dia menoleh kesana kemari dan menemukan ada kaleng bekas terdekat. Meraihnya lalu membersih

eng tersebut dan meminumnya dengan lahap. Pemandangan ini membuatnya teringat masa sulitnya dahulu dimana dia begitu sangat kelaparan hingga nyaris mati lemas. Tapi sek

tu langsung memecah tiga buah telur yang Jean dapatkan dan mencampurkannya dengan daun bawang dan sedikit garam. Membua

n, sebelum mendapati sebuah sentuhan ringan yang mendarat dibahu. Begitu melirik dia mendapati putra Camelia mendekat padanya, mengen

na cara berinteraksi yang baik dengan anak kecil. Karena dia tidak pernah bicara dengan me

aknya mendengar sapaan Jean yang tidak dibalas oleh putra kecilnya yang m

-malu dengan suaranya yang masih agak cadel.

bekas William, kamu bisa menggunakan itu u

kur hanya dengan pisau lipat biasa hingga wajahnya lecet sana sini lantaran tertoreh pisau. Pria itu memejamkan matanya sendiri, entah sampai kapan pengal

air dan mengurus jenggot dan kumisnya yang memang sudah lumayan tebal dan tidak terawat. Hanya perlu beberapa menit sebelum Jean menatap pantulan dirinya dicermin. Dia

ni sedikit lebih mewah. Aroma masakan yang mengambang di udara membuat Jean meneteskan air liur dalam diam. Di penjara dulu, Jean hanya ada dua macam bau s

jauh lebih se

mengembalikan alat cukur yang diberikan oleh Camelia

ersama kami. Kita

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Kesan Pertama2 Bab 2 Fakta3 Bab 3 Penuh Syukur4 Bab 4 Tidak Suka Dikasihani5 Bab 5 Pengharapan6 Bab 6 Hari Baru7 Bab 7 Kasual8 Bab 8 Pengenalan9 Bab 9 Wanita Penggoda10 Bab 10 Kisah Masa Lalu Nyai Camelia11 Bab 11 Sesuatu yang Berbeda12 Bab 12 Insiden13 Bab 13 Kehangatan14 Bab 14 Sampai Besok15 Bab 15 Perubahan Baik16 Bab 16 Pria Idaman yang Nyaris Punah17 Bab 17 Perempuan Binal18 Bab 18 Rayuan Perempuan Jalang19 Bab 19 Wanita Liar20 Bab 20 Pria yang Mencintai Kehangatan21 Bab 21 Flashback Tentang Nyai Camelia22 Bab 22 Kegelisahan Nyai Camila23 Bab 23 Merindumu24 Bab 24 Semakin Dekat25 Bab 25 Jatuh Hati26 Bab 26 Salah Paham Lagi27 Bab 27 Perbedaan Pandangan28 Bab 28 Apakah Ini Akhir Kita 29 Bab 29 Jean & Abel30 Bab 30 Melamar31 Bab 31 Kita Nikah Besok32 Bab 32 Gak Bisa Tidur33 Bab 33 Hari Pernikahan34 Bab 34 Kejutan35 Bab 35 Keluar Untuk Pertama Kali36 Bab 36 Pusat Kota37 Bab 37 Cincin Kawin38 Bab 38 Hakim Adam39 Bab 39 Sah40 Bab 40 Papa Baru41 Bab 41 Bioskop42 Bab 42 Menginginkan Lebih43 Bab 43 Ciuman Selamat Malam44 Bab 44 Seranjang Berdua45 Bab 45 Mengenalmu Lebih Dalam46 Bab 46 Kisah Masa Lalu Jean47 Bab 47 Dikhianati48 Bab 48 Imaji Kurang Ajar49 Bab 49 Caraku Memandangmu50 Bab 50 Pagi yang Seru51 Bab 51 Kegiatan Jean Sebagai Kepala Keluarga52 Bab 52 Filosofis53 Bab 53 Pillow Talk54 Bab 54 What a Shame55 Bab 55 Wanita yang Patah Hati56 Bab 56 Sahabat Baru57 Bab 57 Rumah58 Bab 58 Mendebarkan59 Bab 59 Bercumbu Ria60 Bab 60 Badai 61 Bab 61 Mimpi Basah62 Bab 62 Pengungkapan Jean63 Bab 63 Enak 64 Bab 64 Pulang Mabuk65 Bab 65 Penebusan Kesalahan66 Bab 66 Marah67 Bab 67 Retak68 Bab 68 Perang Dingin69 Bab 69 Akal Bulus70 Bab 70 Bingung71 Bab 71 Tabir yang Terbuka72 Bab 72 Berbaikan73 Bab 73 Krisis74 Bab 74 Moment Melahirkan75 Bab 75 Kelahiran Sang Putri76 Bab 76 Invasi77 Bab 77 Nyonya Limah78 Bab 78 Surat Panggilan79 Bab 79 Menghabiskan Waktu Bersama80 Bab 80 Ulangtahun Pertama dan Terakhir81 Bab 81 Moment Bersama yang Terkasih82 Bab 82 Panas Membara83 Bab 83 Sisa Waktu84 Bab 84 Goodbye Days85 Bab 85 Permintaan86 Bab 86 Akhir