Camelia Sinesis
an telur juga
ai
n .
an
motong rambutmu," ujar Camelia den
u gegas pergi melintasi halaman dengan ember yang berayun ditangan. Jean benar-benar sudah lupa kapan terakhir kali dia merasa
senyuman cerah di wajahnya. Ya, Jean sangat beruntung. Dia tidak tahu bahwa ada hikmah yang begitu besar bagi dia karena tel
enyuruh untuk memerah susunya. Bagi Jean Madam adalah sapi yang terbilang ramah dengan mata berwarna cokelat besar dan kulit berwarna coklat muda dan putih. Hany
sa dari topi flatcap yang Jean kenakan. Pria itu sempat tertawa dan menaruh topi kesayan
erja samanya," ujar Jean memperingati si kambing setelah derai tawanya hilang. Seol
damba selama ini. Lantaran sejak usia muda Jean sudah ditugaskan masuk ke dalam kompi, berlajar menembak dan membunuh lawan tanpa kenal ampun. Mengenyahkan seluruh rasa manusiawi untuk melenyapkan siapa saja atas nama negeri di tanah jajahan bangsanya. Sebagai
Camelia minta sejenak Jean menatap keseluruhan halaman. Dia membayangkan seperti apa tempat yang dia pijak ini bila dibersihkan. Banyak hal yang perlu sentuhan
tu di ruang cuci, dan dia bertugas untuk mengurus pakaian para tahanan yang jumlahnya mencapai ratusan. Jujur saja Jean sudah sangat muak dengan bau keringat y
yang bisa dia nikmati tanpa biaya. Kulitnya yang berwarna pucat, adalah akibat kurangnya sinar matahari
elah terisi susu perahannya. Jean menatap kucing tersebut dan menemukan bahwa ada dua ekor kucing kecil yang tak j
u susu,
Tak ingin buang waktu dia menoleh kesana kemari dan menemukan ada kaleng bekas terdekat. Meraihnya lalu membersih
eng tersebut dan meminumnya dengan lahap. Pemandangan ini membuatnya teringat masa sulitnya dahulu dimana dia begitu sangat kelaparan hingga nyaris mati lemas. Tapi sek
tu langsung memecah tiga buah telur yang Jean dapatkan dan mencampurkannya dengan daun bawang dan sedikit garam. Membua
n, sebelum mendapati sebuah sentuhan ringan yang mendarat dibahu. Begitu melirik dia mendapati putra Camelia mendekat padanya, mengen
na cara berinteraksi yang baik dengan anak kecil. Karena dia tidak pernah bicara dengan me
aknya mendengar sapaan Jean yang tidak dibalas oleh putra kecilnya yang m
-malu dengan suaranya yang masih agak cadel.
bekas William, kamu bisa menggunakan itu u
kur hanya dengan pisau lipat biasa hingga wajahnya lecet sana sini lantaran tertoreh pisau. Pria itu memejamkan matanya sendiri, entah sampai kapan pengal
air dan mengurus jenggot dan kumisnya yang memang sudah lumayan tebal dan tidak terawat. Hanya perlu beberapa menit sebelum Jean menatap pantulan dirinya dicermin. Dia
ni sedikit lebih mewah. Aroma masakan yang mengambang di udara membuat Jean meneteskan air liur dalam diam. Di penjara dulu, Jean hanya ada dua macam bau s
jauh lebih se
mengembalikan alat cukur yang diberikan oleh Camelia
ersama kami. Kita