icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Camelia Sinesis

Bab 5 Pengharapan

Jumlah Kata:1243    |    Dirilis Pada: 01/11/2023

ya menatap Camelia yang berjalan sambil menghindari kuban

dan hampir copot dari engselnya. Bau apek udara dan juga kotoran hewan segera menyambut keduanya, membuat wanita itu hanya bisa menyeringai penuh ras

a atau tidak, Jean dulu pernah tinggal ditempat yang jauh lebih buruk lagi. Paling tidak di sini jauh lebih hangat dan n

i harus dibersihkan sebelum

m tipis bermain dibibir Jean membuat Camelia melotot dan nyaris melemparkan lentera yang dibawanya. Untungnya tidak terjadi hal

n dan kekakuan di wajah pria itu mendadak lenyap dan terlihat melembut. Untu

pasti sudah menjalani hari

ereka berdua. Dia takut ini semua hanya ilusi dan besok pagi dia malah mendapati Jean yang memilih untuk pergi. Dia tidak mau

a menimbang-nimbangnya lebih dahulu den

a?

u kalau saya

ia dua puluh tahun. Bagaim

dia tahu bahwa wanita itu tidak terlalu tua. Dia

ang kurasa," ja

tuh saat dia tertawa kembal

uluh ku

atnya," jawab Jean seraya menatap wanita itu. Nyai Camelia barangkali akan mencemoohnya karena sekali lagi dia malah kedapatan mengatakan ha

h menjadi kenyataan. Alih-alih mencemoo

pria dewasa yang nampaknya selalu sendirian dan kesepian sepanjang hidupnya. Dia menjadi begitu dingin dan kaku karena dunia membentuknya dengan cara seperti

bagai tanggal ulang tahunmu? Ya tapi itu pun bila kamu memu

pernah sekalipun dia bermimpi aka

ginya berbincang berdua saja di malam hari. Karena itu dia memutuskan untuk

yai Camelia. Umm

Y

kamu koki yang sangat hebat," puji Jean akhirnya mengatakan ap

enuh karena makan malam tadi. Punggungnya terasa sakit dan keram. Sebelum singgah kemari dia bekerja cukup keras di perkebunan untuk mendapatkan makan, meskipun berakhir diusir dan melanjutkan perjalanannya dengan nekat mencari keberadaan Nyai Camelia berbekal informasi dari tulisan tangan yang dia

at kantuk menyerang lebih awal daripada biasanya. Ia merasa sangat bahagia sekarang. Perutnya terasa kenyang, gig

m yang berkokok, sebidang halaman tak terawat, rumah yang hampir rubuh dan penghuninya yang berhati

n menjadi hari ya

yai Camelia, kumohon.

. Tanpa dihantui oleh sipir sialan yang k

*

pa bagian kecil. Belum lagi dia bolak-balik mengisi air di penampungan dengan ember, membuat energinya terkuras habis. Tinggal hanya dengan seorang putra yang masih kecil jelas menguras tenaga lebih dari yang dia bayangkan

tul dia mendengar bahwa orang itu sudah diberi hukuman yang setim

masih memiliki Abel. Para kompeni langsung mengusirnya, tapi salah satu diantara mereka membuatkannya gubuk dan memberikan sedikit bantuan dengan ternak dan tanah. Tapi sisanya Camelia harus menyadari bahwa karena statusn

karang dia menyadari bahwa tugas rumah tangga akan semakin berlipat ganda saat bayinya ini lahir ke dunia. Dia butuh patner untu

k membayangkan urat nadi yang terlihat di sepanjang lengan kokoh Jean yang kecoklatan terbakar matahari. Kakinya yang berdiri tegap. Tubuhnya yang r

n Jean. Kumoh

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Kesan Pertama2 Bab 2 Fakta3 Bab 3 Penuh Syukur4 Bab 4 Tidak Suka Dikasihani5 Bab 5 Pengharapan6 Bab 6 Hari Baru7 Bab 7 Kasual8 Bab 8 Pengenalan9 Bab 9 Wanita Penggoda10 Bab 10 Kisah Masa Lalu Nyai Camelia11 Bab 11 Sesuatu yang Berbeda12 Bab 12 Insiden13 Bab 13 Kehangatan14 Bab 14 Sampai Besok15 Bab 15 Perubahan Baik16 Bab 16 Pria Idaman yang Nyaris Punah17 Bab 17 Perempuan Binal18 Bab 18 Rayuan Perempuan Jalang19 Bab 19 Wanita Liar20 Bab 20 Pria yang Mencintai Kehangatan21 Bab 21 Flashback Tentang Nyai Camelia22 Bab 22 Kegelisahan Nyai Camila23 Bab 23 Merindumu24 Bab 24 Semakin Dekat25 Bab 25 Jatuh Hati26 Bab 26 Salah Paham Lagi27 Bab 27 Perbedaan Pandangan28 Bab 28 Apakah Ini Akhir Kita 29 Bab 29 Jean & Abel30 Bab 30 Melamar31 Bab 31 Kita Nikah Besok32 Bab 32 Gak Bisa Tidur33 Bab 33 Hari Pernikahan34 Bab 34 Kejutan35 Bab 35 Keluar Untuk Pertama Kali36 Bab 36 Pusat Kota37 Bab 37 Cincin Kawin38 Bab 38 Hakim Adam39 Bab 39 Sah40 Bab 40 Papa Baru41 Bab 41 Bioskop42 Bab 42 Menginginkan Lebih43 Bab 43 Ciuman Selamat Malam44 Bab 44 Seranjang Berdua45 Bab 45 Mengenalmu Lebih Dalam46 Bab 46 Kisah Masa Lalu Jean47 Bab 47 Dikhianati48 Bab 48 Imaji Kurang Ajar49 Bab 49 Caraku Memandangmu50 Bab 50 Pagi yang Seru51 Bab 51 Kegiatan Jean Sebagai Kepala Keluarga52 Bab 52 Filosofis53 Bab 53 Pillow Talk54 Bab 54 What a Shame55 Bab 55 Wanita yang Patah Hati56 Bab 56 Sahabat Baru57 Bab 57 Rumah58 Bab 58 Mendebarkan59 Bab 59 Bercumbu Ria60 Bab 60 Badai 61 Bab 61 Mimpi Basah62 Bab 62 Pengungkapan Jean63 Bab 63 Enak 64 Bab 64 Pulang Mabuk65 Bab 65 Penebusan Kesalahan66 Bab 66 Marah67 Bab 67 Retak68 Bab 68 Perang Dingin69 Bab 69 Akal Bulus70 Bab 70 Bingung71 Bab 71 Tabir yang Terbuka72 Bab 72 Berbaikan73 Bab 73 Krisis74 Bab 74 Moment Melahirkan75 Bab 75 Kelahiran Sang Putri76 Bab 76 Invasi77 Bab 77 Nyonya Limah78 Bab 78 Surat Panggilan79 Bab 79 Menghabiskan Waktu Bersama80 Bab 80 Ulangtahun Pertama dan Terakhir81 Bab 81 Moment Bersama yang Terkasih82 Bab 82 Panas Membara83 Bab 83 Sisa Waktu84 Bab 84 Goodbye Days85 Bab 85 Permintaan86 Bab 86 Akhir