Camelia Sinesis
urat-urat menonjol di sepanjang lengan Jean yang kurus tetapi lentur dan kuat tersebut. Bocah itu menganggukan kep
Napasnya terengah-engah tapi besi itu sama sekali tidak bergerak dari tempatnya. Jean pun berlutut di belakang J
u melakukan hal sepe
" sahut bocah itu sambil menggelengkan kepal
ya bertelu
akkk ce
nya di
ya
rkampu
dan olang akan membeli dengan meninggalkan uang di dalam kal
ra dengan nyambung seperti ini. Tapi Abel sepertinya memiliki kecerdasan diatas rat
Karena itu Jean memanfaatkan hal itu untuk mencari tahu soal Camelia. Entah mengapa pula dia harus bertindak begitu, apa karena bersalah? M
nya kali ini Jean tidak berhasi
idak puny
nya Papa. Tapi Papa c
arena Jean adalah penyebab mengapa anak ini harus kehilangan ayahnya di usia yang masih sangat muda. Dengan tangan yang telah merengg
saja mengalihkan pembicaraan. "Aku tidak sengaja memakan cacing, kemali
etik tadi dia tidak menydari bahwa buat Abel, kenyataan bahwa dia
. Aku sanga
memberiku kesempatan bertemu dengan ko
aku diberi kesempatan k
*
dan butut. Tapi kini, rumah itu sudah dilengkapi dengan barang mewah untuk kelasnya. Dapurnya sudah tidak lagi menggunakan tungku yang menghabiskan banyak kayu bakar. Kamar man
ng montok. Tentu saja hal itu dia manfaatkan untuk mendapatkan penghidupan layak, serta mencari pria hidung belang dari jajaran para pria belanda yang sering mampir menggunakan
mengibaskan rambut hitam panjangnya yang tebal dan basah. Dia asyik sendiri memandangi diri sendiri dari pantulan cermin yang terdapat di kamar pribadinya. Sesekali meniupkan udara ke
sa lalu sebagai penjaja surga. Bidah mudah sekali terangsang, baik oleh dirinya sendiri apalagi oleh lelaki. Untuk meluapkan gairahnya yang meledak-ledak biasanya dia akan mencari pria. Tapi si tua bangka yang kini menjadi suaminya selalu mengusir para pemuda yang
ng tiba-tiba saja muncul masuk ke dalam kamar. Dia langsung merang
suamiku
, menggeseknya dengan cara yang erotis dan perlahan-lahan. Tidak cukup dengan itu, dia meraih telapak tangan suaminya dan menaruhnya di gundukan
u, ayo cepatlah! Aku sudah tidak
g, disini panas sekali." Bidah mendesah dengan suara yang terbilang berlebihan. "Kapan kamu akan membelikanku kipas angin baru?" ujarn
gka itu mene
saja si cantik
itu langsung dibuat tak berdaya, memutar otaknya untuk mencari cara untuk memberikan apa yang istri mudanya inginkan. Jika dia membelikan apa yang Bidah inginkan, wanita i
as angin baru. Berikan dulu jatahku, sialan!" sahut pria tua itu b
ra pria selalu sama. Otaknya sering tidak jalan dengan benar jika s
l kita sudah menikah selama enam bulan," uja
dup tersiksa selama sembilan bulan lamanya, belum lagi bagaimana kehidupan anaknya kelak? Dia tidak bisa membayangkan bila dia diberi anak perempuan. Sejujurnya dia tidak ingin anaknya bernasib sama sepertinya sekarang. Lagip
ah pernah melihat anak-anaknya yang usianya bahkan sudah ada yang sepantaran Bidah. Buat Bidah semua an
kan pria lain yang sedang bercinta dengannya sekarang. Dia berfantasi dengan pria yang pant
a i
di kepalanya untuk menyembunyikan rambutnya yang mencolok. Tatapan yang Bidah dapati darinya adalah tatapan dingin yang menenggelamkan, bahkan menolaknya dengan t
tidak pernah sepi pengunjung sama sekali. Semuanya merangkak padanya dan memberikan semua hal yang Bidah ingini. Jadi, begitu dia mendapati ada pria yang bersikap begitu dia langsung men
Bidah dengan cara yang erotis dan se
r tak berdaya sedangkan dirinya mas
. Di mana pun kau berada kau akan kukeja
sibuk menggendong seorang bocah lelaki berambut pirang yang tertidur di punggungnya. Menatap tanah t