icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Camelia Sinesis

Bab 9 Wanita Penggoda

Jumlah Kata:1561    |    Dirilis Pada: 01/11/2023

urat-urat menonjol di sepanjang lengan Jean yang kurus tetapi lentur dan kuat tersebut. Bocah itu menganggukan kep

Napasnya terengah-engah tapi besi itu sama sekali tidak bergerak dari tempatnya. Jean pun berlutut di belakang J

u melakukan hal sepe

” sahut bocah itu sambil menggelengkan kepal

ya bertelu

akkk ce

nya di

ya

rkampu

dan olang akan membeli dengan meninggalkan uang di dalam kal

ra dengan nyambung seperti ini. Tapi Abel sepertinya memiliki kecerdasan diatas rat

Karena itu Jean memanfaatkan hal itu untuk mencari tahu soal Camelia. Entah mengapa pula dia harus bertindak begitu, apa karena bersalah? M

nya kali ini Jean tidak berhasi

idak puny

nya Papa. Tapi Papa c

rena Jean adalah penyebab mengapa anak ini harus kehilangan ayahnya di usia yang masih sangat muda. Dengan tangan yang telah merengg

saja mengalihkan pembicaraan. “Aku tidak sengaja memakan cacing, kema

etik tadi dia tidak menydari bahwa buat Abel, kenyataan bahwa dia

Aku sanga

memberiku kesempatan bertemu dengan ko

aku diberi kesempatan k

*

dan butut. Tapi kini, rumah itu sudah dilengkapi dengan barang mewah untuk kelasnya. Dapurnya sudah tidak lagi menggunakan tungku yang menghabiskan banyak kayu bakar. Kamar man

ng montok. Tentu saja hal itu dia manfaatkan untuk mendapatkan penghidupan layak, serta mencari pria hidung belang dari jajaran para pria belanda yang sering mampir menggunakan

mengibaskan rambut hitam panjangnya yang tebal dan basah. Dia asyik sendiri memandangi diri sendiri dari pantulan cermin yang terdapat di kamar pribadinya. Sesekali meniupkan udara ke

sa lalu sebagai penjaja surga. Bidah mudah sekali terangsang, baik oleh dirinya sendiri apalagi oleh lelaki. Untuk meluapkan gairahnya yang meledak-ledak biasanya dia akan mencari pria. Tapi si tua bangka yang kini menjadi suaminya selalu mengusir para pemuda yang

tiba-tiba saja muncul masuk ke dalam kamar. Dia langsung merangse

uamiku s

, menggeseknya dengan cara yang erotis dan perlahan-lahan. Tidak cukup dengan itu, dia meraih telapak tangan suaminya dan menaruhnya di gundukan

ayo cepatlah! Aku sudah tidak ta

g, disini panas sekali.” Bidah mendesah dengan suara yang terbilang berlebihan. “Kapan kamu akan membelikanku kipas angin baru?” ujarn

gka itu mene

saja si cantik

tu langsung dibuat tak berdaya, memutar otaknya untuk mencari cara untuk memberikan apa yang istri mudanya inginkan. Jika dia membelikan apa yang Bidah inginkan, wanita i

as angin baru. Berikan dulu jatahku, sialan!” sahut pria tua itu b

ra pria selalu sama. Otaknya sering tidak jalan dengan benar jika s

l kita sudah menikah selama enam bulan,” uja

dup tersiksa selama sembilan bulan lamanya, belum lagi bagaimana kehidupan anaknya kelak? Dia tidak bisa membayangkan bila dia diberi anak perempuan. Sejujurnya dia tidak ingin anaknya bernasib sama sepertinya sekarang. Lagip

ah pernah melihat anak-anaknya yang usianya bahkan sudah ada yang sepantaran Bidah. Buat Bidah semua an

kan pria lain yang sedang bercinta dengannya sekarang. Dia berfantasi dengan pria yang pant

a i

di kepalanya untuk menyembunyikan rambutnya yang mencolok. Tatapan yang Bidah dapati darinya adalah tatapan dingin yang menenggelamkan, bahkan menolaknya dengan t

tidak pernah sepi pengunjung sama sekali. Semuanya merangkak padanya dan memberikan semua hal yang Bidah ingini. Jadi, begitu dia mendapati ada pria yang bersikap begitu dia langsung men

Bidah dengan cara yang erotis dan se

r tak berdaya sedangkan dirinya mas

. Di mana pun kau berada kau akan kukeja

sibuk menggendong seorang bocah lelaki berambut pirang yang tertidur di punggungnya. Menatap tanah t

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Kesan Pertama2 Bab 2 Fakta3 Bab 3 Penuh Syukur4 Bab 4 Tidak Suka Dikasihani5 Bab 5 Pengharapan6 Bab 6 Hari Baru7 Bab 7 Kasual8 Bab 8 Pengenalan9 Bab 9 Wanita Penggoda10 Bab 10 Kisah Masa Lalu Nyai Camelia11 Bab 11 Sesuatu yang Berbeda12 Bab 12 Insiden13 Bab 13 Kehangatan14 Bab 14 Sampai Besok15 Bab 15 Perubahan Baik16 Bab 16 Pria Idaman yang Nyaris Punah17 Bab 17 Perempuan Binal18 Bab 18 Rayuan Perempuan Jalang19 Bab 19 Wanita Liar20 Bab 20 Pria yang Mencintai Kehangatan21 Bab 21 Flashback Tentang Nyai Camelia22 Bab 22 Kegelisahan Nyai Camila23 Bab 23 Merindumu24 Bab 24 Semakin Dekat25 Bab 25 Jatuh Hati26 Bab 26 Salah Paham Lagi27 Bab 27 Perbedaan Pandangan28 Bab 28 Apakah Ini Akhir Kita 29 Bab 29 Jean & Abel30 Bab 30 Melamar31 Bab 31 Kita Nikah Besok32 Bab 32 Gak Bisa Tidur33 Bab 33 Hari Pernikahan34 Bab 34 Kejutan35 Bab 35 Keluar Untuk Pertama Kali36 Bab 36 Pusat Kota37 Bab 37 Cincin Kawin38 Bab 38 Hakim Adam39 Bab 39 Sah40 Bab 40 Papa Baru41 Bab 41 Bioskop42 Bab 42 Menginginkan Lebih43 Bab 43 Ciuman Selamat Malam44 Bab 44 Seranjang Berdua45 Bab 45 Mengenalmu Lebih Dalam46 Bab 46 Kisah Masa Lalu Jean47 Bab 47 Dikhianati48 Bab 48 Imaji Kurang Ajar49 Bab 49 Caraku Memandangmu50 Bab 50 Pagi yang Seru51 Bab 51 Kegiatan Jean Sebagai Kepala Keluarga52 Bab 52 Filosofis53 Bab 53 Pillow Talk54 Bab 54 What a Shame55 Bab 55 Wanita yang Patah Hati56 Bab 56 Sahabat Baru57 Bab 57 Rumah58 Bab 58 Mendebarkan59 Bab 59 Bercumbu Ria60 Bab 60 Badai 61 Bab 61 Mimpi Basah62 Bab 62 Pengungkapan Jean63 Bab 63 Enak 64 Bab 64 Pulang Mabuk65 Bab 65 Penebusan Kesalahan66 Bab 66 Marah67 Bab 67 Retak68 Bab 68 Perang Dingin69 Bab 69 Akal Bulus70 Bab 70 Bingung71 Bab 71 Tabir yang Terbuka72 Bab 72 Berbaikan73 Bab 73 Krisis74 Bab 74 Moment Melahirkan75 Bab 75 Kelahiran Sang Putri76 Bab 76 Invasi77 Bab 77 Nyonya Limah78 Bab 78 Surat Panggilan79 Bab 79 Menghabiskan Waktu Bersama80 Bab 80 Ulangtahun Pertama dan Terakhir81 Bab 81 Moment Bersama yang Terkasih82 Bab 82 Panas Membara83 Bab 83 Sisa Waktu84 Bab 84 Goodbye Days85 Bab 85 Permintaan86 Bab 86 Akhir