Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Wanita yang tidak diinginkan

Wanita yang tidak diinginkan

Hasbi

5.0
Komentar
1
Penayangan
5
Bab

Hidup menjadi istri yang tidak diinginkan adalah kenyataan pahit yang harus dihadapi oleh Nadine Aulia (23). Setiap hari, ia menahan perlakuan kasar dari suaminya, Arman Ridwan Putra (38), serta kekasih Arman, Clara, yang menganggap Nadine sebagai penghalang kebahagiaan mereka. Namun, tak banyak yang tahu bahwa Nadine hanyalah korban dalam semua ini. Peristiwa tragis yang terjadi pada malam Arman mabuk telah menghancurkan hidupnya, meninggalkannya dengan janin yang kini tumbuh di dalam rahimnya. Akankah Nadine mampu bertahan di tengah kekejaman ini, atau apakah ia akan menemukan secercah harapan di tengah luka yang mendalam?

Bab 1 Di Kediaman Ridwan Putra

Malam itu, suasana di rumah Ridwan Putra tampak suram. Nadine Aulia (23) duduk di meja makan, menatap piring yang di depannya. Tangannya yang gemetar sesekali menyentuh perutnya yang mulai membuncit. Perut itu adalah satu-satunya alasan yang masih membuatnya bertahan di tengah segala perasaan sakit dan kebingungannya. Saat suara langkah berat Arman terdengar mendekat, tubuhnya spontan menegang.

"Kenapa makanan ini dingin?!" suara Arman yang lantang memecah keheningan, membuat Nadine terlonjak dari kursinya. Ia segera mengambil piring itu dan bergegas menuju dapur.

"Maaf, saya akan menghangatkannya, Pak," jawab Nadine dengan suara pelan, berusaha untuk tidak membuat situasi semakin buruk.

Arman mendengus keras. "Sudah berapa kali kubilang, jangan menyiapkan makanan seperti ini? Kau memang tak bisa diandalkan!" Arman berbicara dengan nada yang penuh amarah, seperti biasa. Nadine hanya bisa menunduk, menahan air mata yang hampir tumpah. Dia tahu, dalam pandangan Arman, dia selalu saja tidak cukup baik.

Clara, kekasih Arman yang duduk di sofa dengan ekspresi acuh tak acuh, tertawa sinis mendengar kata-kata Arman. "Memangnya kau berharap apa, Mas? Wanita ini bahkan tak pantas jadi istri. Dia hanya sampah," ujarnya dengan penuh kebencian, memutar cangkir kopi di tangannya.

Nadine menggigit bibirnya, berusaha menahan isaknya. Kata-kata Clara seperti pisau yang terus menusuk hati, mengingatkan dirinya akan betapa rendahnya posisinya di mata mereka. "Maaf..." hanya itu yang bisa ia ucapkan, suaranya tercekat.

Di ruang itu, ada begitu banyak kata yang tak terucapkan. Ada begitu banyak luka yang tersembunyi, yang kini harus ia telan sendiri.

---

Di Kamar Tidur Nadine

Malam semakin larut, namun Nadine tidak bisa tidur. Matanya terbuka lebar, namun pikirannya terperangkap dalam kenangan yang gelap. Kenangan yang datang begitu tiba-tiba, menyusup dalam benaknya. Pikirannya kembali ke malam itu, malam yang penuh dengan kekeliruan dan ketidakberdayaan.

Suara Arman kembali terngiang di telinganya. "Nadine... ini salahmu. Kau menggoda aku hingga aku kehilangan kendali." Kata-kata itu masih menghantui dirinya, bahkan kini lebih keras dari sebelumnya.

Nadine menggenggam perutnya, merasakan getaran kecil di dalamnya. "Maafkan Mama, Nak. Mama hanya ingin kau lahir dengan selamat..." bisiknya lirih, berbicara pada bayi yang kini tumbuh dalam rahimnya.

Setiap malam, ia merasakan kesakitan-fisik maupun emosional-namun ia tahu, bayi ini adalah satu-satunya alasan ia bertahan. Tanpa bayi itu, ia tak tahu apakah ia bisa terus hidup dalam kebisuan ini.

---

Pagi Harinya

Ketika matahari sudah menyinari rumah, Clara berdiri di depan pintu kamar Nadine dengan ekspresi yang mengesalkan. "Cepat bersihkan rumah. Aku muak melihat debu di mana-mana," perintah Clara dengan nada tajam.

Nadine hanya mengangguk, menyembunyikan rasa sakit yang semakin dalam. Ia tahu, membantah hanya akan memperburuk segalanya. Tanpa sepatah kata pun, ia bangkit dan mulai membersihkan rumah. Namun, saat sedang menyapu ruang tamu, Clara dengan sengaja menumpahkan kopi ke lantai, seakan sengaja menantang Nadine.

"Aduh, aku ceroboh. Bersihkan ini juga, Nadine," Clara berkata sambil tersenyum sinis, menikmati penderitaan yang ditimpakan pada Nadine.

Nadine menahan napas, mencoba untuk tidak terbawa emosi. Ia hanya bisa mengangguk dan membersihkan lantai yang basah, sementara dalam hatinya bergumul rasa sakit yang semakin dalam.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Cinta yang Tersulut Kembali

Cinta yang Tersulut Kembali

Romantis

4.9

Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku