icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Wanita yang tidak diinginkan

Bab 3 Pagi yang Menyakitkan

Jumlah Kata:859    |    Dirilis Pada: 16/11/2024

-bayang di dinding kamar. Pikirannya masih terbawa oleh kejadian malam itu-kenangan yang selalu menghantui setiap det

akin menjadi setiap kali ia memikirkan kenyataan yang harus dihadapinya. Perutnya yang mulai

ngan lingkaran hitam di bawahnya. Ia menarik napas panjang, mencoba menenangkan diri. "Kau h

duk dengan santai sembari memeriksa ponselnya. Wajah Clara terlihat

rtahan?" tanya Clara, memecah kes

wabnya pelan, meskipun hatinya terasa tertekan. Clar

Arman... dia sudah muak denganmu," ujar Clara dengan suara tinggi, hampir be

enetes. Ia berusaha untuk tetap tenang, meski perasaannya sudah terkoyak. "Saya

anya untuk menatap matanya. "Tenang? Kau pikir Arman akan memberimu ketenangan?"

ke sini? Untuk memastikan kau tahu posisi kamu di sini. Kau hanya sekadar wanita yan

menangis. "Tapi saya masih punya harapan," katanya

hidup tanpa aku! Aku yang memberi makanmu, aku yang memberimu tempat untu

-

Tak Ada Tempat

ada batu besar yang mengganjal di dada. Ia tak tahu bagaimana lagi cara untuk keluar dari semua ini. Meski

lebih gelap daripada sebelumnya, seolah membawa beban berat. Ia duduk di sofa, memandangi layar

a dengannya. "Pak Arman," Nadine memulai dengan

n pandangannya ke ponsel. "Apa lagi?" Suaranya te

n kata-kata yang tepat. "Mengapa ini semua terjadi? Aku hanya ingin

akan, Nadine?" katanya dengan nada datar. "Dulu? Kita sudah lama

a, meskipun semakin sulit untuk tetap bertahan. "Aku masih mencintaimu, Arman. Bahkan

inta? Kau kira itu yang aku butuhkan sekarang? L

-

an yang Ta

atinya terus berontak, tetapi ia tak tahu lagi bagaimana cara untuk melawan. Ketika ia berbaring di ranja

ini tumbuh di dalam rahimnya. Bayi itu adalah satu-satunya alasan yang membuatnya bertahan. Mesk

a menuntunnya keluar dari kegelapan ini. Namun, semakin lama, harapa

-

i, Mencari

ukan hidup yang ia impikan, namun ia tak bisa menyerah begitu saja. Bagaimanapun, bayi itu membutuhkan

gan ekspresi yang semakin tak sabar. "Jangan hanya berdiri di s

i membara. Ia tahu, tak ada gunanya melawan Clara. Yang bi

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka