Wanita yang tidak diinginkan
nnya yang gemetar sesekali menyentuh perutnya yang mulai membuncit. Perut itu adalah satu-satunya alasan yang masih membuatnya berta
mecah keheningan, membuat Nadine terlonjak dari kursinya.
jawab Nadine dengan suara pelan, berusaha
bisa diandalkan!" Arman berbicara dengan nada yang penuh amarah, seperti biasa. Nadine hanya bisa menund
ngar kata-kata Arman. "Memangnya kau berharap apa, Mas? Wanita ini bahkan tak pantas jadi
sau yang terus menusuk hati, mengingatkan dirinya akan betapa rendahnya posisin
k terucapkan. Ada begitu banyak luka yang te
-
r Tidur
perangkap dalam kenangan yang gelap. Kenangan yang datang begitu tiba-tiba, menyusup dalam bena
u. Kau menggoda aku hingga aku kehilangan kendali." Kata-kata itu
"Maafkan Mama, Nak. Mama hanya ingin kau lahir dengan selamat..."
ia tahu, bayi ini adalah satu-satunya alasan ia bertahan. Tanpa ba
-
Har
amar Nadine dengan ekspresi yang mengesalkan. "Cepat bersihkan rumah.
mperburuk segalanya. Tanpa sepatah kata pun, ia bangkit dan mulai membersihkan rumah. Namun, saat sedan
e," Clara berkata sambil tersenyum sinis, men
hanya bisa mengangguk dan membersihkan lantai yang basah, se