icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Camelia Sinesis

Bab 10 Kisah Masa Lalu Nyai Camelia

Jumlah Kata:1180    |    Dirilis Pada: 01/11/2023

a kuning keemasan yang menyilaukan. Burung-burung beraneka jenis yang Jean tidak tahu namanya berlompatan riang dari satu dahan ke dahan yang lain seraya ber

g wanita hamil dan satu bocah cilik seperti yang kini dia tengah lakukan. Saat ini Cam

mil, banyak sekali keterbatasannya. Jadinya lahan ini tidak terurus meskipun tanahny

pakaian yang dia kenakan terlihat jauh lebih cerah. Sementara rambut hitam kel

ebetulnya Jean sempat pula menawarkan padanya untuk menggendong Abel, tapi anak itu malah menangis dan tak mau dia sentuh. Jean juga suka melihat bagaimana taw

rupa, membuat Jean merasakan kehangatan dan arti dari s

figur dari seorang i

Sejak tadi kamu diam saja,” ujar

lita, menatap mata indah sang wanita dan menggelengkan kepala.

kan. Selalu melihat sisi baik dari setiap hal yang terjadi, meskipun itu hal terburuk sekali pun. Selalu memikirkan putranya lebih dahulu dibandingkan dirinya sendiri, hal ya

tup oleh tanaman kopi. Jean berdiri di ujung tebingnya dan merasakan a

an dan lembah yang begitu subur dari atas sini. Sejauh mata memandang tamp

ihat setengahny

semua m

gat banyak tahu tentang budidaya tanaman sehingga orang-orang belanda tertarik pada kemampuannya. Kemudian saya bertemu William dan dia membeli seluruh lahan ini, mulanya untuk menegaskan bahwa dia tertarik pada saya dengan membebaskan ayah saya yang hanya seorang petani kerja paksa menjad

lahan mengelus lembut perutnya yang membuncit. Rasa bersalah sekali lagi menggelayut di hati Jean. Seluruh angan dan damai yang dia rasakan raib tak bersisa begitu Camelia men

ami?” tanya Camelia tiba-tiba mengalihkan pembicaraan sambil

ali,” jawab Jean d

yang sangat nikmat. Kamu mau men

olahan Camelia sudah membuatnya kepincut, wanita itu pandai membuat apa pun dan hasilnya selalu memu

Saya mau buat gegetuk sebagai pendamping kopinya. Tol

gula merah. Makanan itu sangat enak dan nikmat. Jean sangat suka makanan m

a menatap mereka dengan air liur yang hampir menetes. Pernah dia dengan sembunyi-sembunyi memungut sebatang permen yang dibuang oleh seorang bocah, menyekanya dari tanah y

anyak, Tuan Jean. K

embut itu. Dia merasa tidak nyaman dilimpahi oleh berbagai kebaikan darinya padahal dia telah me

ernah minum ko

tav

ata berbinar dia kembali bertanya dengan

tama kali datang kemari datan

dari mereka. Kamu pernah melihat artis?” tanya

alau kamu

engar cerita William bahwa di Batavia banyak artis yang cantik dan tampan. Mereka bisa menari, bernyanyi, dan pandai bermain alat musik. Pasti menyenangkan jika bisa menonto

kah kau dibawa bersamanya?” tanya Jean heran seraya menoleh menatap wajah ayu C

k tidak berarti saya bebas melakukan apa yang saya inginkan. Saya lebih banyak menghabiskan waktu dirumah. Kamu tahu, bahwa nasib saya sebagai Nyai tidak pernah

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Kesan Pertama2 Bab 2 Fakta3 Bab 3 Penuh Syukur4 Bab 4 Tidak Suka Dikasihani5 Bab 5 Pengharapan6 Bab 6 Hari Baru7 Bab 7 Kasual8 Bab 8 Pengenalan9 Bab 9 Wanita Penggoda10 Bab 10 Kisah Masa Lalu Nyai Camelia11 Bab 11 Sesuatu yang Berbeda12 Bab 12 Insiden13 Bab 13 Kehangatan14 Bab 14 Sampai Besok15 Bab 15 Perubahan Baik16 Bab 16 Pria Idaman yang Nyaris Punah17 Bab 17 Perempuan Binal18 Bab 18 Rayuan Perempuan Jalang19 Bab 19 Wanita Liar20 Bab 20 Pria yang Mencintai Kehangatan21 Bab 21 Flashback Tentang Nyai Camelia22 Bab 22 Kegelisahan Nyai Camila23 Bab 23 Merindumu24 Bab 24 Semakin Dekat25 Bab 25 Jatuh Hati26 Bab 26 Salah Paham Lagi27 Bab 27 Perbedaan Pandangan28 Bab 28 Apakah Ini Akhir Kita 29 Bab 29 Jean & Abel30 Bab 30 Melamar31 Bab 31 Kita Nikah Besok32 Bab 32 Gak Bisa Tidur33 Bab 33 Hari Pernikahan34 Bab 34 Kejutan35 Bab 35 Keluar Untuk Pertama Kali36 Bab 36 Pusat Kota37 Bab 37 Cincin Kawin38 Bab 38 Hakim Adam39 Bab 39 Sah40 Bab 40 Papa Baru41 Bab 41 Bioskop42 Bab 42 Menginginkan Lebih43 Bab 43 Ciuman Selamat Malam44 Bab 44 Seranjang Berdua45 Bab 45 Mengenalmu Lebih Dalam46 Bab 46 Kisah Masa Lalu Jean47 Bab 47 Dikhianati48 Bab 48 Imaji Kurang Ajar49 Bab 49 Caraku Memandangmu50 Bab 50 Pagi yang Seru51 Bab 51 Kegiatan Jean Sebagai Kepala Keluarga52 Bab 52 Filosofis53 Bab 53 Pillow Talk54 Bab 54 What a Shame55 Bab 55 Wanita yang Patah Hati56 Bab 56 Sahabat Baru57 Bab 57 Rumah58 Bab 58 Mendebarkan59 Bab 59 Bercumbu Ria60 Bab 60 Badai 61 Bab 61 Mimpi Basah62 Bab 62 Pengungkapan Jean63 Bab 63 Enak 64 Bab 64 Pulang Mabuk65 Bab 65 Penebusan Kesalahan66 Bab 66 Marah67 Bab 67 Retak68 Bab 68 Perang Dingin69 Bab 69 Akal Bulus70 Bab 70 Bingung71 Bab 71 Tabir yang Terbuka72 Bab 72 Berbaikan73 Bab 73 Krisis74 Bab 74 Moment Melahirkan75 Bab 75 Kelahiran Sang Putri76 Bab 76 Invasi77 Bab 77 Nyonya Limah78 Bab 78 Surat Panggilan79 Bab 79 Menghabiskan Waktu Bersama80 Bab 80 Ulangtahun Pertama dan Terakhir81 Bab 81 Moment Bersama yang Terkasih82 Bab 82 Panas Membara83 Bab 83 Sisa Waktu84 Bab 84 Goodbye Days85 Bab 85 Permintaan86 Bab 86 Akhir