Sang Dekan Terjerat Nafsu
ni menggunakan pesawat jet pribadi menuju ke London. Adeline bersemangat sekali dengan
anda membutu
erima kasih”
hidangannya? Apa
ja, ini s
akanan p
anya Adeline deng
nyiapkan makanan penutup yang terbaik untuk anda” ucapn
gah berada di kabin yang berbeda dengan Adeline. Mungkin saja berada di kelas yang lebih baik. Adelin
g. Hanay saja dihabiskan untuk keperluan Ibunya, sampai Adeline tidak puny
Adeline mulai tertarik memiliki semua kekayaan seperti yang dimilik
nyum sendiri sepe
i kursi yang ada di depannya. Adeline seketika merasa gugup, dia pun langs
anan and
line hanya menatap pada
di lihat saj
da hal yang penting untuk dibic
aja. Sampai makan
ntuk di lewatkan begitu saja. Ternyata Asraf di sini membahas perihal mata kuliah yang akan di ikuti oleh Adeline selama satu minggu di L
tu membutuhkan waktu yang panjng, Pak. Kal
aja apa yang me
dengan begitu lahapnya. “Apa Bapak juga a
yang penting saja, ti
nya, membuat Agam mengerutkan keningnya. "Makan lah dengan benar, jan
sue untuk mengusap ujung bibirnya, dan itu me
ut hilang" lirih Agam dengan k
tersadar dan terbatuk se
-pelan, seperti tida
eline berlari kecil menuju ke toilet dengan membawa tas kecilnya ya
l napasnya dalam di sana. "Aduh, apa yang sudah kau lakukan, Adeline
jerawat di wajahnya yang terlihat asli karena di sembuhkan oleh perawatan wajah yang di lakukan oleh Aleis
n pada Pak Agam setelah ini?" Tanya Adeline bingung sendiri karena kecerobohannya sen
gi ke tempat duduknya semula. DI sana masih ada Agam, tapi k
Pak?" Tany
a tenggorakan kamu bis
itif, jadi aku harus menggunakan salep yang b
Kenapa juga itu sampai mengan
an sehingga takutnya membuat Bapak tidak nyaman
nya, bukan membahas penampilan yang tida
aiklah
erada di dalam mode Aleisa. Karena Aleisa bisa mengutarakan seluruh pendapatnya
hanya mengangguk saja menuruti apapun yang dikata
*
i karena Adeline mengalami jetlag, yang membuat Agam meminta pet
u kacau. Ada sedikit rasa senang karena wajahnya terlihat sangat jel
inya, namun pria itu malah datang dan langsung me
sebelumnya" Adeline bern
di sofa empuk tersebut. "Diam saja sampau kau benar benar pulih
ndisi Adeline, bahkan memberikan Adeline obat. Di dala
um obatnya!"
atap Agam yang tengah sibuk merokok. "AKu dengar Ver
u mereka akan membully
e meng
akan berani
banyak atas ba
uduknya dan keluar begitu saja dari ruangan. Adeline kebingungan di sana, dia har