Sang Dekan Terjerat Nafsu
gan itu. Ia langsung berada di koridor dan melihat ada pintu lainnya di sana. Sepertinya ini h
a ampun, kau ini membuat ku menumpahkan kopi di baju ku, apa
khawatir. Dati penampilannya saja dia sudah bisa pastikan jika di hadapanny
kembali bersih, kau pasti pekerja d
belakang. “Berhenti lah meminta maaf!” ucap Agam menatap Adeline dengan tajam sebelum i
am. Pelayanmu ini
i anak
wanita itu semakin
ergi dari tempat itu, mereka pun segera menaiki mobil yang sejak tadi sudah menungg
k” ucap Adeline m
nta maaf!” seru
ar milik Agam di Jakarta, “kenapa kita ke sini, Pak Bukannya harus menganta
a? Kau disini dulu untuk semen
mah siapa, Pak?”
itu, Adeline menggunakan tangannya untuk menghitung berapa b
aya raya sekali” g
ilik Agam itu. Pagi harinya, Adeline sudah bangun lebih d
u menarik. “Katanya rumah ini akan segera di jual karena Tuan Agam tidak la
nasib kita kalau samp
akan dibawa ke ma
a. Disaat para pelayan itu menyadari keberadaan Adeline, mereka langsung menyapa Adeline dan m
rapi dan siap untuk pergi. Sampai Agam juga keluar dari
e berdecak kesal. Kalau saja dia saat ini berubah menjadi Aleisa dan duduk di hadapan Agam, pr
emang Agam ini. “Bapak i
antarkan mu untuk be
irian, Pak? Atau ada teman yang lainnya sekamar
membuat karya terbaik mu kan? Oh iya, hu
k, P
ing Adeine karena bagian depan sudah di isi oleh supirnya. Adeline hanya bisa diam sa
engan Aleisa semua sisi me
pada dosen lain di sana. “Jangan membuat ku malu” bisik Agam mem
yang sudah membaik, lalu Verent yang tidak akan berani lagi untuk mengganggunnya, di
eline dengan begitu baik dan berkenalan dengannya. Kantin yang memilik ba
saja datang dan mendudukkan dirinya tepat di sebelah Adeline. “Hei, k
Jakarta?” Tanya Ad
. Kalau begitu boleh aku minta nomer ponselmu
ganggap Adeline itu menarik. Jadi, dia pun memberik
oleh salah satu dosen perempuan yang ada di sana. Kamar di asrama Adelin
aktu yang begitu lama. “kenapa hanya satu minggu
engaja dibuat mengembang. Ia membuka kacamatanya, menghapus make up yang membuatnya terlihat
enjaga asrama membawakan nampan berisi
Adeline menerimanya
u aku bersama dengannya, pasti sudah aku habiskan uangnya ha ha” tiba-tiba sa
lama ini, Adeline menderita dengan kehidupannya yang teru
tidak akan bisa abadi, dia akan mengilang setelah kau l