Sang Dekan Terjerat Nafsu
a dipukul menggunakan laptop oleh Verent. Dan se
. Apakah anda baik-
ingsut mundur menatap tajam pada wanita den
anglah, semalam Anda pingsan
lam, dia memegang kepalanya yang terasa sakit dan
Adeline sangat bingung. “Tidak
erlebih dahulu dan obatnya diminum. Tua
lipat dan menyimpannya di atas kasur, kemudian sarapan langs
m meminta saya untuk memastika
menatap wanita yang t
i” ucapnya kemudi
mansion yang sangat mewah. Bahkan Adeline bisa melihat halamannya yang begitu luas di bawah sana, kasurnya jug
Agam kan? Karena ada kissmark di pinggulnya yang dilakukan pria itu di malam s
a itu pasti gara-gara kissmark. Adeline tidak pernah me
belum me
ir saja menumpahkan makanan di d
ah rapi dengan kemeja hitamnya. Aroma tub
makan!” t
ang mela
bah posisinya jadi berhadapan dengan Adeline
berkuasa adalah Agam. Karena semua keputusan, selalu sesuai dengan pertimbangan dari pri
anya Agam
” jawab
berap
bih unggul darinya” jawab
idak mela
engulum b
a itu sepupu d
khawatir dalam masalah, jadi
undungmu lagi, segera melapor. Minggu depan kau harus sehat dan
menjadi kebanggan fakultas. “Sekali lagi terima kasih atas ban
akan” Agam berdiri dari duduknya. “Nanti supirku yang akan menganta
a,
Bahkan, Adeline akan diantarkan oleh supir yang ada di mansion itu. Begitu keluar kam
, siapa yang menggan
na saya melakukannya
segera masuk ke dalam mobil dan
terkekeh. Wajahnya begitu buruk, berbeda dengan dir
*
London. Sebelumnya, dia pergi ke rumah s
buh, pasti Ibu akan
kesehatan Ibu. Dokter bilang, bulan depan Ibu su
ghabiskan bany
deline memeluk sang Ibu, meyakinkann
yang utama. Ketika lemari terbuka, Adeline diam sejenak menatap koper merah miliknya. Adeline menyeretnya keluar dan membuka koper itu.
pendiam, pemalu dan juga cupu, tapi disisi liar Adeline ia menikmati perasannya menjadi
di sana ada pesta. “Tapi, bisa bahaya kalau ketemu dengan Pak Agam.
bunyi, Adeline segera mengambilnya dan menerima panggilan itu. “H
Aleisa dan Adeline bahkan memiliki ponsel yang berbeda. Kali ini, Ponsel Ade
lo,
dah ada
Dibawa
kamu, Cepat tu
sebuah koper besar di tanganya. Agam menjemputnya, bahkan sopir itu
f yang duduk di sana juga. “Pak” ucapnya menyapa deng
u berterima
kan kacamatanya, “Terim
s bandara di sana. Aneh sekali, kenapa justru mereka di perlakukan dengan begitu spesial? Bahkan k
ini” ucap Asra
ampai seorang pelayan datang membawa
yak” sahut Adelin
hal yang saat ini ia dapatkan? Lamunan Adeline seketika terhent
” Tanya Adeline setel
erbukti telah memukulmu menggunakan laptop. Dan kau juga tau? Dekan y
tau akan seperti ini, dia aka
m dengan dingin saa
Tapi dia tidak berani untuk mengadu, karena Agam terlihat beg