Kehidupan Leanna penuh dengan kesulitan sampai Paman Nate-nya, yang tidak memiliki hubungan kerabat dengannya, menawarinya sebuah tempat tinggal. Dia sangat jatuh cinta pada Nate, tetapi karena Nate akan menikah, pria itu dengan kejam mengirimnya ke luar negeri. Sebagai tanggapan, Leanna membenamkan dirinya dalam studi andrologi. Ketika dia kembali, dia terkenal karena karyanya dalam memecahkan masalah seperti impotensi, ejakulasi dini, dan infertilitas. Suatu hari, Nate menjebaknya di kamar tidurnya. "Melihat berbagai pria setiap hari, ya? Bagaimana kalau kamu memeriksaku dan melihat apakah aku memiliki masalah?" Leanna tertawa licik dan dengan cepat melepaskan ikat pinggangnya. "Itukah sebabnya kamu bertunangan tapi belum menikah? Mengalami masalah di kamar tidur?" "Ingin mencobanya sendiri?" "Tidak, terima kasih. Aku tidak tertarik bereksperimen denganmu."
Leanna Powell menerobos melalui pintu dengan tangan yang menggenggam sebuah map.
Saat dia hendak berteriak, suara yang datang dari kamar tidur menghentikannya, dan ekspresi wajahnya seketika berubah.
"Nate, pelan-pelan .... Aku belum sepenuhnya siap ..."
Telinganya mendengar suara seorang wanita yang kini mendesah semakin kencang.
Pada usia 20 tahun, Leanna sudah tidak asing lagi dengan arti suara-suara ini.
Namun, di vila ini, dia hanya tinggal bersama omnya, Nate Holland. Dia enggan percaya bahwa omnyalah yang membuat wanita itu mengerang di kamar tidur.
Dokumen terjatuh dari genggaman Leanna, kertas-kertas berserakan di mana-mana saat dia bergegas menuju pintu kamar tidur dan membukanya.
Bagian dalam kamar diterangi cahaya temaram, punggung seorang pria terlihat, bergerak dengan ritme yang stabil, bagian bawahnya tertutup pandangan oleh selimut tipis. Wajah pria itu tidak terlihat.
Hanya melihat punggungnya saja, Leanna tahu bahwa pria itu adalah omnya.
Di bawah tubuh omnya, seorang wanita tampak sedang merasakan kenikmatan yang luar biasa.
Dibutakan oleh berbagai macam emosi, Leanna mengambil sepatu di dekat pintu dan melemparkannya ke arah mereka sambil berteriak, "Nate, aku membencimu!"
Kemudian, dia berlari keluar dari kamar.
Setelah Leanna membanting pintu gerbang vila, Nate duduk dan melempar selimut yang menutupi tubuhnya.
Tubuh bagian atasnya telanjang, tetapi dia mengenakan celana.
Menyalakan sebatang rokok, dia menyesapnya dalam-dalam dan mengembuskannya, asapnya mengaburkan garis wajahnya yang tampan. Sorot matanya terlihat dingin dan mengancam, tidak ada sedikit pun nafsu di dalamnya.
Wanita yang bersamanya juga duduk, hanya mengenakan pakaian dalam. Dia meraih pinggang Nate sambil tersenyum menggoda. "Jangan biarkan kemunculannya mengganggu kita. Bisakah kita melanjutkan kegiatan kita?"
Nate menatapnya dengan sorot mata tanpa emosi dan memerintahkan menggunakan suara tegas, "Pergi sekarang."
Wanita itu ragu-ragu, ingin sekali mengubah sandiwara mereka menjadi nyata, terutama setelah berhasil sampai ke tempat tidur Nate.
"Nate," bisiknya, menelusuri pinggangnya menggunakan jemarinya.
Di Kota Elesmond ini, kekuasaan Nate Holland tidak bisa dibandingkan dengan yang lain. Perintah-perintahnya nyaris selalu dituruti, dan mereka yang melanggar sering kali menghadapi konsekuensi yang berat. Tanpa pikir panjang, Nate mendorong wanita itu turun dari ranjang.
"Darren, bawa dia keluar."
"Baik."
Wanita itu mencoba melakukan perlawanan, tetapi akhirnya asisten Nate yang bernama Darren Willis berhasil mengantarnya keluar. Berdiri di samping tempat tidur, Darren melaporkan, "Pak Nate, Nona Leanna pergi ke rumah temannya, Maisie. Dia masih belum menandatangani surat-surat yang diperlukan untuk pergi ke luar negeri."
"Bawakan surat-surat itu padanya dan pastikan dia menandatanganinya. Aku yakin dia akan melakukannya."
"Baik, Pak."
Setelah meninggalkan vila, Leanna langsung pergi menemui sahabatnya, Maisie Fowler.
Pada saat ini, dia sedang menangis terisak di bahu Maisie sambil berkata, "Maisie, bagaimana dia bisa melakukan ini padaku?"
Maisie menghiburnya, "Leanna, ingat dia itu ommu. Mustahil kalian menjalin hubungan romantis. Ditambah lagi, usianya sudah kepala tiga. Rasanya wajar jika dia menginginkan pasangan atau bahkan memulai sebuah keluarga. Kamu harus melupakan dia dan mencari tambatan hati baru."
Leanna merasa tidak mendapatkan pembelaan yang dicari dan memprotes, "Tapi dia bukan om kandungku."
"Meski begitu, dia yang membesarkanmu. Di mata semua orang, dia adalah ommu, dan kalian berdua adalah keluarga," ucap Maisie mengingatkannya.
Leanna terdiam, merenungkan ini dalam diam.
Kata-kata Maisie mengenai hatinya. Tidak masuk akal baginya menyangkal hubungan kekeluargaan mereka jika semua orang memandang mereka sebagai keluarga.
Kehidupan mereka saling berhubungan, sehingga tidak ada peluang untuk menjalin hubungan yang berbeda.
Leanna ingat dia melarikan diri dari om dan tantenya yang kejam pada usia 16 tahun, untuk mencari perlindungan pada Keluarga Holland.
Kakeknya pernah berkata bahwa Colten Holland, mantan pemimpin Keluarga Holland yang terhormat, berutang budi padanya dan bisa dimintai bantuan di masa-masa sulit.
Namun, ketika dia tiba di aula besar Keluarga Holland, dia menemukan bahwa Colten telah pensiun dan mengasingkan diri, dia sudah tidak lagi tinggal di sana.
Duduk di ruang tamu sendirian, dia menarik perhatian Kristy Harper, istri baru dari pemimpin Keluarga Holland saat ini.
Di ruang ramu yang megah, Leanna muda merasa tidak pada tempatnya, dia memutar-mutar ibu jarinya ketika Kristy memandangnya jijik, kemudian memerintahkan seorang pelayan untuk memberinya 200 ribu dan mengusirnya dari sini.
Saat pipi Leanna memerah karena terhina dan dia hendak menolak uang itu dan pergi, sebuah suara penuh sindiran dan sinis terdengar, "Nyonya Kristy, apa kemurahan hatimu hanya ditunjukkan ketika ada ayahku di sini? Apa Keluarga Holland tidak mampu merawat seorang gadis kecil? Apa yang perlu diributkan? Rasanya sangat tidak perlu membuat hal ini menjadi masalah."
Leanna mendongak kaget dan melihat seorang pria beraura dingin berdiri di tangga.
Pria itu mengenakan setelan abu-abu, berdiri melipat tangan sambil mengamatinya dari atas seolah dia terhibur dengan pemandangan ini.
Bab 1 Dia Tidak Menginginkanku Lagi
03/04/2024
Bab 2 Kekagumannya Tidak Berarti Apa-Apa
03/04/2024
Bab 3 Sama Sekali Tidak Menyukainya
03/04/2024
Bab 4 Menguji
03/04/2024
Bab 5 Calon Menantu
03/04/2024
Bab 6 Mengadopsinya Merupakan Rencana Liciknya
03/04/2024
Bab 7 Kembali
03/04/2024
Bab 8 Membawanya Pulang
03/04/2024
Bab 9 Kenapa Kamu Tidak Mengikuti Pengaturanku
03/04/2024
Bab 10 Apa Nate Memintamu Untuk Membujukku
03/04/2024
Bab 11 Dia Masih Belum Menikah
03/04/2024
Bab 12 Leanna Terpojok
03/04/2024
Bab 13 Mencari Dukungan
03/04/2024
Bab 14 Campur Tangan Nate
03/04/2024
Bab 15 Nate Menghadiri Pesta Ulang Tahun Juga
03/04/2024
Bab 16 Siapa Kamu
03/04/2024
Bab 17 Aku Tidak Takut Padamu
03/04/2024
Bab 18 Dukungan Nate
03/04/2024
Bab 19 Bryson Lambert
03/04/2024
Bab 20 Undangan dari Istri Hans
03/04/2024
Bab 21 Nate Masih Peduli Pada Jillian
04/04/2024
Bab 22 Bertemu Gadis Manis
04/04/2024
Bab 23 Ketahuan
04/04/2024
Bab 24 Mungkin Dia Tidak akan Setuju
04/04/2024
Bab 25 Diperlakukan Seperti Anak Kecil
04/04/2024
Bab 26 Dia Orang Jahat
04/04/2024
Bab 27 Apa yang Kamu Curigai
04/04/2024
Bab 28 Dia Tulus padamu
04/04/2024
Bab 29 Dia Pasti Tidak Tertarik Padaku
04/04/2024
Bab 30 Jadwal Sandra
04/04/2024
Bab 31 Om Nate Harus Meminta Maaf Padaku
04/04/2024
Bab 32 Begini Caramu Meminta Bantuan
04/04/2024
Bab 33 Ancaman dari Sandra
04/04/2024
Bab 34 Om, Maafkan Aku
04/04/2024
Bab 35 Menguji Batas Kesabarannya
04/04/2024
Bab 36 Berpikir Lebih Jernih
04/04/2024
Bab 37 Menyangkal
05/04/2024
Bab 38 Apa Kamu Menyukai Leanna
05/04/2024
Bab 39 Amarah Nate
06/04/2024
Bab 40 Om Nate, Kumohon
06/04/2024