Pemuas Gairah Tuan Mafia
tap
erseragam Junior High School sedang berlari di sepanjang gang ke arah perumahan kumuh. Wajahnya terlihat memancarkan kekhawati
Setelah ia merasa sedikit tenang, ia perlahan berjalan memasuki rumah tersebut. Jantungnya terass berdebar memikirkan apa yang mungkin akan terjadi padanya, ia terus
nya, wajah pria itu terlihat masam dan menampilkan kemarahan. "Dari mana
mengeluarkan ucapan seperti itu. Dengan terbata-bata ia menjelaskan bahwa ia pulang terlambat karena ia mengambil pekerjaan s
a malu meminta uang dari sang putri. Ia mengatakan bahwa gadis itu harus menyerahkan uang hasil beker
ah tak pernah mau lagi membiayai sekolahku, aku tak bisa memb
mendorong putrinya itu dan kemudian melepaskan ikat pinggangnya, dengan tanpa belas
rr c
mpun pria itu memukuli putrinya dan tak peduli akan
uar dari bibirnya. Ia terlihat menahan setiap rasa sakit akibat cambukan yang dilayangkan oleh ayahnya,
tersenyum dengan puas melihat keadaan putrinya yang terlihat sangat mengenaskan itu. "Harusnya kau menuruti apa kata ayah, selama ini ayah yang mengh
kondisi yang penuh dengan luka cambukan. Ia tak peduli dengan apa yang terja
bukan itu dengan susah payah hingga ia berhasil memasuki kamarnya, ia kemudian mengunci pintu kamarnya dan duduk menangisi nasib yang menimpa
an akan sang ibu kembali memenuhi pikirannya. Bulir air mata m
ya. Ia menatap dingin pada seorang pria paruh baya yang kini menunduk di hadapannya, aura kekejaman ya
ukan dimana gadis itu?" tanya
akan bahwa selama hampir 2 tahun terakhir ia telah mencari keberadaan gadis yang men
kepala anak buahnya itu, ia merasa sangat kesal karena orang yang ia perintahkan
berusaha membujuknya agar ia bisa mengendalikan emosinya. "Tuan muda, tuan muda harus bisa menahan emosi. Butuh waktu untuk menemukan keberadaa
baikan tangannya dan memerintahkan semua orang untuk keluar dari dalam ruangan, ia merasa jika
knya. Ia mengeluarkan sebuah sapu tangan dengan sulaman berbentuk bunga mawar dan menatapnya dengan tatap
bunyi di sebuah gang sempit dengan tubuh yang penuh dengan luka. Di saat itu seorang gadis manis
ang apa yang terjadi padanya, gadis itu merasa iba dan mengajaknya kesebuah rumah kosong yang terletak tak jauh dari tempat itu. Kemudian gadis itu mengeluarkan perban dan juga obat dari d
mengeluarkan sebuah sapu tangan, gadis itu pun membalut luka y
hat disini, maaf karena aku tak bisa membawa mu kerumahku ka
an tempat itu. Ia sempat ingin menanyakan nama gadis kecil itu nam