Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Kasih Sayang Mendalam: Sayang, Kembalilah Padaku

Kasih Sayang Mendalam: Sayang, Kembalilah Padaku

Jenny Simmon

4.9
Komentar
1.4M
Penayangan
416
Bab

Dua tahun lalu, Nina menikah dengan pria yang belum pernah ditemuinya. Dia tidak tahu namanya atau usianya; dia tidak tahu apa-apa tentang orang yang dinikahinya ini. Pernikahan mereka tidak lebih dari sebuah kontrak dengan kondisi, dan salah satu klausulnya adalah bahwa dia tidak boleh tidur dengan pria lain. Namun, Nina kehilangan keperawanannya kepada orang asing ketika dia mengetuk pintu yang salah pada suatu malam. Dengan kompensasi yang harus dia bayar membebaninya, dia memutuskan untuk membuat perjanjian perceraian sendiri. Ketika dia akhirnya bertemu suaminya untuk menyerahkan surat-surat itu, dia terkejut menemukan bahwa suaminya tidak lain adalah pria yang telah "selingkuh" dengannya!

Bab 1 Sudah Berapa Lama Kamu Melakukan Ini

Hari Jumat malam, pukul delapan.

Sebuah perjamuan sedang diadakan di Hotel Four Seasons Garden. Pesta itu tidak hanya dipenuhi dengan suasana yang mewah, tetapi suasana ceria juga terlihat saat orang-orang bersulang dan mengobrol dengan gembira mengenai acara tersebut.

Nina Kusuma melihat papan nama di hotel itu dengan wajah cemberut, "Sudah pasti yang ini."

Tapi, dia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak mengerutkan alisnya. Tidak mudah untuk masuk ke dalam tempat ini tanpa sebuah undangan. Apa yang akan Nina katakan? Bersamaan dengan Nina yang khawatir, seseorang dengan sosok tubuh ramping lewat di depannya. Orang itu adalah Isabella Baskara, teman Nina di sekolah.

"Isabella," sapa Nina, sambil melambai padanya. Seolah dirinya terkejut, Isabella berbalik, mengedipkan mata dengan kaget saat dia melihat siapa orang yang memanggilnya, "Mengapa kamu ada di sini?"

Isabella mendekat, mengernyitkan wajahnya saat dia tidak mencium aroma dari Parfum Feromon, parfum yang dia berikan kepada Nina, "Kenapa kamu tidak menggunakan parfum pemberian dariku?"

"Ada hal mendesak yang harus kulakukan. Itulah alasanku tidak menggunakannya." Sejujurnya, masalah sebenarnya adalah karena Nina tidak terbiasa menggunakan parfum. Dia melihat ke arah kerumunan orang, "Ngomong-ngomong, apa kamu bisa membawaku ke dalam?"

"Tentu saja aku bisa." Isabella tersenyum polos seakan ada sesuatu yang melintas di pandangannya.

Dia mengambil parfum dari sakunya dan menyemprotkan parfum tersebut ke seluruh bagian tubuh Nina.

Nina terbatuk, lalu dengan sengaja mencubit hidungnya, "Aku alergi terhadap parfum," dia menjelaskan pada Isabella, sambil melambaikan tangan ke udara.

Tanpa memberikannya waktu untuk berpikir, Isabella menariknya ke dalam hotel dan mendorongnya ke dalam lift.

Sesaat setelah Nina sudah pergi, terlihat senyum yang terulas di bibir Isabella.

Untungnya, hari ini dia membawa parfum tersebut. Parfum itu memang hal yang berguna untuk waktu seperti ini. Tidak peduli seberapa polos atau suci seorang wanita, dia akan terlihat menantang bagi para pria saat dirinya berada di bawah pengaruh parfum tersebut. Tidak peduli seberapa teguh pendirian seorang pria, dia akan tertarik oleh aroma parfum tersebut.

Ada ratusan pria di dalam pesta pada hari itu. Isabella tersenyum memikirkan hal itu, 'Semoga berhasil, Nina. Demi kebaikanmu, aku harap kamu tidak meniduri orang yang jelek.'

Nina tiba di lantai 20 di mana hanya ada dua kamar kelas VIP teratas. Dia mengetuk ruangan di sebelah kiri, seorang pria menawan dengan wanita genit di sebelahnya lalu membuka pintu ruangan itu.

Nina mundur ke belakang sambil tertatih dan mengerutkan alisnya.

Sepertinya dia salah mengetuk pintu.

Nina membuang muka dengan rasa malu, "Maaf. Kamu dapat melanjutkan kegiatanmu."

Begitu dia berbalik, pria itu menghentikannya, "Tunggu, apa kamu sedang mencari Tuan John?"

Pria itu melihat Nina dari atas ke bawah. Nina terlihat bersih dan polos. John Hermawan mungkin tidak akan mengusir wanita ini seperti yang pernah dia lakukan pada orang lain di masa lalu.

Baru saja James Hermawan menelepon John dan mengatakan padanya bahwa dia berencana untuk memberinya kejutan. Dia tidak menyangka wanita tersebut akan dikirim padanya secepat ini.

"John ada di dalam." Sebelum Nina bisa paham apa yang dimaksud oleh pria tersebut, dia sudah mendorongnya masuk dan menutup pintu.

Nina terhuyung-huyung ke dalam ruangan suite, bahkan hampir terjatuh ke lantai. Saat pintu di belakangnya tertutup, matanya yang sayu melihat sekeliling ruangan tempatnya berada.

Ketika Nina mendengar ada suara langkah kaki yang mendekatinya, dia berbalik badan. Seorang pria tinggi dan tampan melihatnya. Walaupun seumur hidupnya Nina sudah pernah bertemu dengan banyak pria, tapi tidak ada pria yang bisa menandingi ketampanan pria di hadapannya.

Tubuh bagian atasnya sangat bagus dan kuat. Kulitnya yang putih dan otot-ototnya yang kekar sangat menarik perhatian, terutama ketika tetesan air mengalir melalui lekukan otot perutnya. Nina menelan ludahnya sendiri.

"Apa kamu sudah cukup melihat-lihat?" kata pria itu dengan dingin, membuat Nina kembali tersadar pada kenyataan. Ingat akan pekerjaannya, Nina mengingatkan dirinya sendiri dan meminta maaf dengan berlebihan, "Maaf. Mungkin aku masuk ke ruangan yang salah."

Di dalam dunia ini, hanya ada dua macam orang yang akan memasuki ruangan yang salah. Antara mereka bodoh atau manipulatif. Pria itu berpikir bahwa wanita ini adalah orang yang manipulatif.

John menatapnya. Dia memiliki wajah yang cantik, kulitnya putih dan hidungnya mancung.

Kulitnya yang seperti porselen berwarna merah muda terang, matanya yang besar tampak polos dan naif. Ada sesuatu tentang Nina yang membuat pria ini langsung tertarik padanya.

Bibir pria itu melengkung ke atas.

"Tidak, kamu tidak salah masuk ruangan." Seharusnya wanita ini adalah kejutan yang James katakan padanya.

John sudah terbiasa dengan hal semacam ini. Wanita-wanita yang sebelumnya diberikan oleh James biasanya langsung diusir keluar olehnya. Sebenarnya, John sudah sangat terbiasa dengan mereka sehingga John merasa biasa aja saat melihat mereka.

Melihat wanita di depannya yang juga berusia sekitar 20 tahun, sepantaran dengan usia James, John tahu bahwa dia harus bersikap baik untuk saat ini.

"Sudah berapa lama kamu melakukan hal seperti ini?" ucap John seolah-olah dia sedang memarahi keponakannya, James.

Dengan ekspresi kebingungan di wajahnya, Nina mengerutkan keningnya, "Ini merupakan pertama kali bagiku," katanya dengan jujur.

Dulu, biasanya Nina hanya menangani kasus-kasus yang dibahas di ruang guru. Ini adalah pertama kalinya Nina berada di lapangan untuk menyelidiki.

Dikatakan bahwa ada dua kasus bunuh diri yang akan ditutup di kantor polisi. Namun, Nina selalu merasa bahwa kasus tersebut bukan hanya sekadar bunuh diri. Bahkan, dia datang ke sini untuk menghubungkan dua kasus tersebut. Bagian dari dirinya merasa bahwa kedua korban kasus tersebut memiliki hubungan, dan Nina ingin mengetahui lebih banyak petunjuk yang menunjukkan hubungan kedua korban.

Selama seminggu terakhir, Nina telah menghampiri ke hotel-hotel terdekat, berharap menemukan beberapa petunjuk untuk membuktikan dugaannya.

"Pertama kalinya bagimu? Jadi kamu hanya punya teorinya saja?" John lalu duduk.

Dia kemudian mengambil segelas anggur dan memutuskan untuk meminumnya.

Nina secara tidak sengaja melirik John, dia merasakan bahwa dirinya tidak bisa melepaskan pandangan darinya, "Aku sudah mempelajari teori itu selama dua tahun."

"Oh? Benarkah?" John mencibir, seolah-olah dia baru saja mendengar sebuah lelucon.

'Apa mereka benar-benar mengajarkan teori untuk pekerjaan macam ini? Apa tujuan mereka mengajarkan itu? Untuk mencari seorang pria lalu mempraktikkan teori tersebut?'

"Jangan meremehkanku," bentaknya pada John. Nina baru saja mau balik badan dan pergi saat dia mendengar suara John.

"Apa yang membuatmu berpikir bahwa kamu layak untuk dihormati? Berapa banyak uang yang mereka berikan padamu?" John menyalakan sebatang rokok dan mengepulkan asap. John benar-benar tidak bisa menemukan alasan bagi wanita untuk masuk ke pekerjaan seperti ini dan tidak dibayar.

John menyilangkan tangannya di depan dada.

"Tidak ada," kata Nina dengan dingin.

Tidak ada?

Nina adalah wanita paling cantik yang pernah John lihat.

Padahal, dalam lingkup pekerjaan seperti ini, wanita seperti ini bisa bernilai puluhan ribu dolar.

Melihat Nina akan pergi, John mengerutkan keningnya, "Apa aku berkata kalau kamu boleh pergi?"

Dengan jentikan jari pada rokoknya, api kecil berbentuk bola itu menjadi semakin menyala. Tidak ada yang bisa datang dan pergi dengan sesuka hati mereka di tempat John.

Nina berhenti saat jantungnya berdegup kencang, "Dengarkan aku, pekerjaan kami tidak bisa dinilai dari uang. Kamu harus tahu seberapa bahaya hal ini, terutama mengenai kasus ini. Dalam ruang yang tertutup seperti itu, seseorang bisa mati jika aku tidak melakukan pekerjaanku dengan benar. Aku harus pergi sekarang."

Seseorang bisa mati?

Tanpa sadar John melirik ke bawah. Apa dirinya benar-benar mengerikan seperti itu?

Mata Nina melotot, seolah menyadari maksud dari tanggapan John.

Pria ini pasti salah mengira dirinya...

Pipinya memerah.

"Kamu! Dasar tidak tahu malu!" kata Nina dengan marah sambil menunjuk pria itu.

John hanya diam tanpa ekspresi. Bagaimana bisa Nina memanggilnya tidak tahu malu padahal dia adalah bosnya untuk malam ini?

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Romantis

5.0

Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
Kasih Sayang Mendalam: Sayang, Kembalilah Padaku
1

Bab 1 Sudah Berapa Lama Kamu Melakukan Ini

07/12/2021

2

Bab 2 Sudah Menikah

07/12/2021

3

Bab 3 Perjanjian Perceraian

07/12/2021

4

Bab 4 Beraninya Kamu Menjebakku

07/12/2021

5

Bab 5 Apa Suamimu Merupakan Seseorang Yang Sudah Dikebiri

07/12/2021

6

Bab 6 Ada yang Salah Dengan Parfum Ini

07/12/2021

7

Bab 7 Menjual Tubuhnya

07/12/2021

8

Bab 8 Habisi Dia

07/12/2021

9

Bab 9 Dia adalah Istrimu

07/12/2021

10

Bab 10 Seorang Hacker Internasional

07/12/2021

11

Bab 11 Keluarga Winata Membelanya

07/12/2021

12

Bab 12 Sangat Menyedihkan

07/12/2021

13

Bab 13 Dia Menyukai Wanita yang Sudah Menikah

07/12/2021

14

Bab 14 Kamu Pantas Mendapatkannya

07/12/2021

15

Bab 15 Ayo Kabur

07/12/2021

16

Bab 16 James

07/12/2021

17

Bab 17 Paman John

07/12/2021

18

Bab 18 Teman Baru

07/12/2021

19

Bab 19 Tamparan demi Tamparan

07/12/2021

20

Bab 20 Aku Tidak Akan Pernah Melupakannya

07/12/2021

21

Bab 21 Apa yang Salah

07/12/2021

22

Bab 22 Lihat Apa yang Telah Kamu Perbuat

07/12/2021

23

Bab 23 Tante Nina

07/12/2021

24

Bab 24 Gadis Kecilku

07/12/2021

25

Bab 25 Dasar Kamu Bajingan

07/12/2021

26

Bab 26 Aku Mencintai Suamiku

08/12/2021

27

Bab 27 Kamu Tidak Bisa Melakukannya

09/12/2021

28

Bab 28 Apa Kamu Berkencan dengan James

10/12/2021

29

Bab 29 Pamanku Menyukaimu

11/12/2021

30

Bab 30 Kamu Sangat Bodoh

12/12/2021

31

Bab 31 Pertemuan di Toilet

13/12/2021

32

Bab 32 Kamu Bisa Melihatku Sesukamu

13/12/2021

33

Bab 33 Aku Bisa Menjadi Priamu

13/12/2021

34

Bab 34 Mobil Baru

13/12/2021

35

Bab 35 Balas Dendam

13/12/2021

36

Bab 36 Pesta Wine

13/12/2021

37

Bab 37 Puas Dengan Layanannya

13/12/2021

38

Bab 38 Aku Akan Berinvestasi

13/12/2021

39

Bab 39 Aku Akan Berurusan Denganmu Nanti

13/12/2021

40

Bab 40 Wanita John

13/12/2021