icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Pemuas Gairah Tuan Mafia

Bab 2 Part 2

Jumlah Kata:1014    |    Dirilis Pada: 15/12/2022

siksa oleh sang ayah. Kini ia tak bisa lagi pergi kesekolah karena ayahnya itu telah membak

us memerintahkan Arabella untuk bekerja dan menghasilkan uang untuk dirinya. Sementara ia sendiri selalu menghabiskan uang yang di hasilk

jam usang di dinding kamarnya, waktu telah menunjukkan pukul 6 pagi. Dengan santai ia berdiri dan berjalan ke

erih ketika sabun yang ia kenakan mengenai bekas luka di tubuhnya. Ia kemudian tersenyum dengan kecut mengingat

Ia mengambil sebuah dress panjang sederhana dan kemudian berlalu ke arah ranjang, dengan t

i wajah cantiknya, ia tersenyum manis pada pantulan bayangan di kaca lalu berkata dengan semangat. "Hari ini aku past

a dan berjalan keluar dari kamarnya. Sesekali netranya menyapu kondisi rumah yang sepi,

ra pergi sebelum sang ayah bangun karena setelah ayahnya terbangun ia bi

itu hingga tiba di tepi jalan raya. Ia tersenyum dan mengatur nafasnya perlahan, k

a. Tempat itu terlihat masih sangat sepi dan lenggang, hanya sesekal

ersebut terlihat datang dan menghampiri Arabella yang sedang duduk di kurs

tanya karyawan itu basa bas

ia memperhatikan karyawan itu membuka pint

nti pakaian dan mulai membersihkan meja. Dengan telaten ia membe

ulai sibuk membantu semua orang. Walau pun ia masih sangat muda, namun ia b

a ia sadari luka yang baru saja ia dapatkan beberapa hari sebelumn

asa panik. Mereka memanggil wanita pemilik cafe itu agar menghentikan gadis itu, mereka

a ke ruangan saya," ujar

lalu mengangguk. Ia kemudian berjalan dan mengikuti wanita

pemilik cafe, Arabella menunduk sembari menggigit pelan bibirnya. Ia bingung kesalahan apa yang membuat dirinya sampai di panggil ke dalam ruangan,

ia harus menjawab pertanyaan dari pemilik cafe itu, ia dengan takut

yahnya, bahkan sejujurnya ia berhenti sekolah bukan karena keinginannya

siksaan yang kejam. Ia berpikir sejenak lalu menatap ke arah gadis manis itu lalu menghembuskan nafas pelan, denga

emohon agar tetap di biarkan bekerja. Ia mengatakan bahwa ia tak

itu mengatakan bahwa ia tak akan meminta Arabella untuk beristirahat asalkan gadis itu tak boleh terlalu banyak bekerja, ia m

tujui keinginan wanita itu, ia berjanji akan mematuhi

nnya. Ia kemudian menelpon kenalannya yang merupakan seorang dokter untuk merawat lu

Arabella dengan tatapan yang sulit di artikan. Ia seolah ikut merasakan sakit yang sama sepert

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka