Pemuas Gairah Tuan Mafia
siksa oleh sang ayah. Kini ia tak bisa lagi pergi kesekolah karena ayahnya itu telah membak
us memerintahkan Arabella untuk bekerja dan menghasilkan uang untuk dirinya. Sementara ia sendiri selalu menghabiskan uang yang di hasilk
jam usang di dinding kamarnya, waktu telah menunjukkan pukul 6 pagi. Dengan santai ia berdiri dan berjalan ke
erih ketika sabun yang ia kenakan mengenai bekas luka di tubuhnya. Ia kemudian tersenyum dengan kecut mengingat
Ia mengambil sebuah dress panjang sederhana dan kemudian berlalu ke arah ranjang, dengan t
i wajah cantiknya, ia tersenyum manis pada pantulan bayangan di kaca lalu berkata dengan semangat. "Hari ini aku past
a dan berjalan keluar dari kamarnya. Sesekali netranya menyapu kondisi rumah yang sepi,
ra pergi sebelum sang ayah bangun karena setelah ayahnya terbangun ia bi
itu hingga tiba di tepi jalan raya. Ia tersenyum dan mengatur nafasnya perlahan, k
a. Tempat itu terlihat masih sangat sepi dan lenggang, hanya sesekal
ersebut terlihat datang dan menghampiri Arabella yang sedang duduk di kurs
tanya karyawan itu basa bas
ia memperhatikan karyawan itu membuka pint
nti pakaian dan mulai membersihkan meja. Dengan telaten ia membe
ulai sibuk membantu semua orang. Walau pun ia masih sangat muda, namun ia b
a ia sadari luka yang baru saja ia dapatkan beberapa hari sebelumn
asa panik. Mereka memanggil wanita pemilik cafe itu agar menghentikan gadis itu, mereka
a ke ruangan saya," ujar
lalu mengangguk. Ia kemudian berjalan dan mengikuti wanita
pemilik cafe, Arabella menunduk sembari menggigit pelan bibirnya. Ia bingung kesalahan apa yang membuat dirinya sampai di panggil ke dalam ruangan,
ia harus menjawab pertanyaan dari pemilik cafe itu, ia dengan takut
yahnya, bahkan sejujurnya ia berhenti sekolah bukan karena keinginannya
siksaan yang kejam. Ia berpikir sejenak lalu menatap ke arah gadis manis itu lalu menghembuskan nafas pelan, denga
emohon agar tetap di biarkan bekerja. Ia mengatakan bahwa ia tak
itu mengatakan bahwa ia tak akan meminta Arabella untuk beristirahat asalkan gadis itu tak boleh terlalu banyak bekerja, ia m
tujui keinginan wanita itu, ia berjanji akan mematuhi
nnya. Ia kemudian menelpon kenalannya yang merupakan seorang dokter untuk merawat lu
Arabella dengan tatapan yang sulit di artikan. Ia seolah ikut merasakan sakit yang sama sepert