Pemuas Gairah Tuan Mafia
egegas membersihkan dirinya dan bersiap agar bisa secepatnya berangkat ke cafe sebelum sang ayah terbangun. Namun siapa sangka pagi ini
dingin dan suasana di sekitarnya terasa mencekam. Arabella berjalan perlahan menuju ke arah sang ayah dan dengan sopa
k mengeluarkan kata-kata yang kasar padanya. Pria itu bahkan dengan lembut mengatakan padanya agar tidak pulang terlambat nanti malam, tanp
iasanya namun disisi lain ia juga merasa khawatir karena ketenangan yang ditunjukan oleh ayahnya itu. Ia menghela nafas pelan kemudia
dan semangat. Walau pun luka di punggungnya masih terasa sakit
mereka bersama dengan karyawan lainnya. Sesekali karyawan yang mengenalnya memperingatkan agar ia tak t
ggilnya. Ia pun berbalik dan melihat Patricia sedang berada di dekatnya, wa
kunci ruanganku jadi jika nanti kamu ingin beristirahat kamu bisa langsung masuk
melihat tatapan Patricia, Arabella pun mengan
an pergi meninggalkan Arabella yang kembali melanjutkan pekerjaan
bahwa ia akan beristirahat dan makan siang. Para karyawan itu pun mengangguk dan tersenyum, salah seorang dari mereka men
k Patricia dan mulai beristirahat. Tanpa ia tau kini Ayahnya sed
esepakatannya dengan pihak wanita itu, langkahnya terlihat tegas men
" ujarnya sebelum kemudian duduk pad
ka suara, ia mengatakan bahwa ia ingin terlebih dahulu mengetah
seorang gadis muda yang ia akui sebagai putrinya, ia berkata bahwa putrinya itu telah berusia 18
yang diberikan oleh pria itu. Manik lentiknya memperhatikan setiap informasi yang berada di dalamnya lalu
tu, setelah kau tiba di sana kau bisa meninggalkan putrimu dan mendapatkan uang sesuai kesepakatan kita. Na
dan meninggalkan tempat itu. Namun sebelum itu ia memberikan sejumlah uang seb
hat sangat lelah setelah bekerja dengan kondisi lukanya yang masih belum se
ahnya setelah ia memasuki rumah, dengan tatapan yang sulit di artikan pria itu kemudian memerinta
an semua barangnya dan memasukkannya kedalam sebuah koper, entah karena kewaspadaannya yang rendah
enarik sebuah koper di tangannya. Ia berjalan ke arah sang ayah yang t
ertulis pada sebuah kertas. Arabella dengan malas melirik jalanan kota ya
di sebuah bangku taman dan kemudian sang ayah berjalan ke arah kumpulan bunga tulip. Pria itu mengulurkan tangannya ke
penuh uang dengan mata yang berbinar, pikiran buruk pun mulai memenuhi benaknya. Ketika
benarnya terjadi. Namun jawaban dari ayahnya membuat dunianya terasa r
terlihat beberapa pria bertubuh kekar datang dan menghampiri Arabella. Dengan paksa mereka menyeret gadis manis itu untuk mengikuti me
bawa dirinya masuk dan menuju ke lantai paling atas dari tempat itu. Ia di bawa masuk kedalam sebuah ruangan untuk dipertemukan dengan wanita yang mengelol