/0/13501/coverorgin.jpg?v=1a1199ebd16f44b6ec106fc74bf349fc&imageMogr2/format/webp)
001 Menghilang
Di suatu waktu, di suatu tempat. Tampak sebuah keluarga yang sedang bertamasya. Mereka tengah asyik menikmati FAMILY TIME mereka di perairan sungai dangkal, di sebuah pegunungan.
''Mom, berikan padaku!'' seru Andra pada ibunya yang sedang sibuk mengeluarkan bahan makanan, ''Biar aku saja yang membersihkannya...''
Ibunya tersenyum sambil memberikan sebungkus ikan segar pada Andra untuk dibersihkan di pinggir sungai tidak jauh dari tempat mereka berkumpul.
''Lihat ada banyak udang galah!'' pekik Dira kegirangan.
''Banyak?'' tanya Raffa yang saat itu sedang membantu ayahnya mendirikan tenda, ''Aku ikut cari!''
Sang ayah yang sedang sibuk merakit tenda, dan ibu yang sedang fokus memasak di atas kayu bakar tapi mulutnya tidak berhenti bersenandung. Sepasang suami istri sedang bahagia menikmati waktu bebasnya setelah beberapa bulan terjebak dengan file dan dokumen.
''Raffa...'' panggil ayahnya, ''Bantu ayah dulu!''
''Ayolah ayah, hanya tinggal sedikit lagi saja. Aku mau cari udang, lumayan buat tambahan camilan...''
''Okay, aku lepaskan kau kali ini...'' jawab ayahnya, dia mengalah karena tidak tega melihat betapa ingin putranya mencari udang.
''Thank's ayah...'' sahut Raffa dengan riang.
Dengan segera Raffa segera ke sungai mengikuti adik perempuannya yang sudah lebih dulu mengutip udang-udang yang bersembunyi di balik batu.
''Mom, kayu bakarnya sepertinya kurang. Aku akan cari lagi...'' ujar Gavin, anak lelaki yang paling kecil dari tiga bersaudara.
''Jangan jauh-jauh Gavin!'' seru ibunya segera menghentikan senandungnya memberi peringatan pada putra bungsunya.
''Tidak Mom, hanya di situ,'' sahut Gavin sambil menunjukkannya pada ibunya, ''Lihat, itu ada rimbunan bambu. Kayu bambu lebih mudah terbakar meski basah...''
''Okay, hati-hati!''
''Siap, Mom!''
Mereka mengerjakan tugas masing-masing dengan riang gembira.
Mereka asyik bercengkrama dan bercanda ria tanpa meninggalkan tugas masing-masing, tapi, keceriaan mereka tiba-tiba teralihkan dengan teriakan Anindira, si bungsu.
"ARGH... KAKAK!" seru Anindira memekik, dia menjerit memanggil dengan suara yang terdengar histeris.
"AKH... BLR... URRPP..." jeritnya lagi dengan suara jeritan yang terus tertahan. Itu terjadi karena dia berulang kali menelan air, tangannya terlihat seperti terus menggapai-gapai berusaha mencari pegangan.
"Kamu ngapain sih Dir?" tanya ibunya tersengeh melihat kelakuan anak bungsunya yang dianggap sedang melawak sambil terus mengaduk-aduk masakan di panci. Tidak sedikit pun dia curiga dengan apa yang terjadi.
"Iseng tuh mom..." sahut Raffa kakaknya menjawab, yang sedang asyik cari udang sambil tertawa. Dia juga merasa kalau adik perempuannya itu tengah bermain-main dan hanya sedang usil ingin menjahili mereka.
"Pecicilan saja!" seru Andra yang sedang membersihkan ikan sambil geleng-geleng kepala menambahkan omelan untuk kelakuan Anindira. Seperti halnya yang lain, dia juga tidak menyadari ada keanehan dengan adik perempuannya, yang sedang berjuang untuk hidupnya.
Mereka semua mengacuhkan si bungsu sambil terkekeh geli, mengira kalau dia sedang senggang dan ingin menjahili keluarganya. Mereka sama sekali tidak menyangka, kalau si bungsu sedang berjuang sekuat tenaga untuk bisa naik ke permukaan air, karena tubuhnya tenggelam ditarik oleh sesuatu yang tidak terlihat.
Sungai di hadapan mereka semua sangat dangkal dengan alirannya yang tidak terlalu deras. Karenanya, meski mereka semua tahu jika Anindira tidak bisa berenang, mereka semua tidak merasa bahwa itu akan jadi masalah, apalagi untuk si tomboy Anindira.
''Dira!!!''
Di antara mereka semua, hanya Gavin, kakak kembar Anindira. Hanya dia, yang menyadari kalau Anindira sedang dalam masalah. Mungkin karena mereka berdua adalah anak kembar, koneksi diantara mereka begitu kuat.
Gavin segera berlari melesat ke arah Anindira dengan wajah panik.
"Tolong Dira, dia dalam masalah!" seru Gavin berteriak sambil berlari sekencang-kencangnya memberi tahu keluarganya yang lain.
Sempat terdiam karena terkejut tapi sesaat kemudian mereka semua segera melepaskan apa pun yang sedang di pegang dan ikut berlari menanggapi kepanikan Gavin yang seperti dikejar setan.
*****
/0/12261/coverorgin.jpg?v=313e3230636d1a2a0b9a97afcf5ebeee&imageMogr2/format/webp)
/0/6454/coverorgin.jpg?v=f214c22b5ea6341bf14b594f0482615b&imageMogr2/format/webp)
/0/17906/coverorgin.jpg?v=f85d1f9f960abba4700b41ac71c64601&imageMogr2/format/webp)
/0/12243/coverorgin.jpg?v=faf79a956ba42c47b23c877c308739e7&imageMogr2/format/webp)
/0/22771/coverorgin.jpg?v=85cbea1e723b0264d49f9f31ef77b9ec&imageMogr2/format/webp)
/0/14523/coverorgin.jpg?v=129a31041e33c9d78477eab5582de025&imageMogr2/format/webp)
/0/17353/coverorgin.jpg?v=31a343bf3182b63d1bda1c4e4f708406&imageMogr2/format/webp)
/0/18263/coverorgin.jpg?v=720de119bd06960062dad4d071c92481&imageMogr2/format/webp)
/0/2780/coverorgin.jpg?v=1001949e2f836fc99439efe8577b7ae7&imageMogr2/format/webp)
/0/13573/coverorgin.jpg?v=58029ab3ba218675a6b1add08bcca191&imageMogr2/format/webp)
/0/2618/coverorgin.jpg?v=b2dfc7a3ec1e1acd4bb2a4a9424544f4&imageMogr2/format/webp)
/0/9211/coverorgin.jpg?v=0d8daf02effd054b26c25b8bdc07716e&imageMogr2/format/webp)
/0/14408/coverorgin.jpg?v=6bc6cd105d40e049637442b365475d36&imageMogr2/format/webp)
/0/3945/coverorgin.jpg?v=130dd3844c362084149454ed134cab7c&imageMogr2/format/webp)