/0/13501/coverorgin.jpg?v=1a1199ebd16f44b6ec106fc74bf349fc&imageMogr2/format/webp)
Hari itu, cuaca di sekolah terasa sama seperti biasanya, namun bagi Luna, ada sesuatu yang berbeda. Angin sore menghembus lembut, menggoyangkan rambutnya ketika ia melangkah masuk ke ruang kelas, di mana ia dan beberapa siswa lain berkumpul untuk sebuah proyek sekolah. Papan tulis di depan ruangan dipenuhi dengan tulisan besar: *Proyek Kelompok: Pameran Sejarah Lokal.*
Luna menatap sekeliling ruangan, matanya menyisir wajah-wajah yang tak asing baginya, hingga akhirnya pandangannya terhenti pada satu sosok yang tak pernah ia duga akan dilihat lagi.
Raka.
Ia duduk di sudut ruangan, sibuk dengan buku catatannya, tampak tidak terlalu tertarik dengan suasana sekitarnya. Luna terdiam sejenak. Seolah waktu berhenti, ingatan masa kecilnya melintas begitu cepat, membawa kembali kenangan tentang seorang anak laki-laki yang dulu sangat dekat dengannya. Mereka dulu tidak terpisahkan. Setiap hari selepas sekolah, mereka akan berlarian di taman dekat rumah, membuat janji-janji kekanak-kanakan di bawah langit senja yang indah. Namun, seiring berjalannya waktu, kehidupan membawa mereka ke arah yang berbeda. Tanpa peringatan, persahabatan itu perlahan memudar.
Luna tidak pernah tahu alasan sebenarnya mengapa Raka menjauh. Mereka berdua bersekolah di tempat yang sama, namun bertahun-tahun tidak pernah berinteraksi. Dan sekarang, di sinilah mereka, dipertemukan kembali dalam sebuah proyek yang sama.
Guru mereka, Pak Arif, mulai membagi kelompok, dan dengan keberuntungan yang aneh, Luna dan Raka ditempatkan dalam kelompok yang sama. "Luna, Raka, kalian akan bekerja bersama-sama dengan Sinta dan Adi," ujar Pak Arif tanpa menyadari ketegangan yang tiba-tiba melingkupi ruangan itu.
Luna menelan ludah, gugup. Ia melirik Raka, yang terlihat tak menunjukkan reaksi apapun. Hatinya berdebar-debar saat ia melangkah mendekat ke meja di mana kelompok mereka akan berkumpul. Bagaimana ini akan berjalan? Apakah Raka masih mengingatnya? Ataukah ia sudah benar-benar melupakan masa lalu mereka?
"Luna," suara Sinta memecah lamunan Luna, "kamu setuju nggak kalau kita mulai riset dari buku-buku sejarah di perpustakaan?"
Luna mengangguk sambil tersenyum kaku, mencoba fokus pada pembicaraan, tapi pikirannya tak bisa lepas dari sosok Raka yang duduk di sebelahnya. Sesekali, ia meliriknya, mencari tanda-tanda pengakuan di mata Raka. Namun Raka tetap tenang, seperti tidak ada yang terjadi.
Setelah pertemuan kelompok selesai, Luna merasa ada sesuatu yang tidak terselesaikan. Ia berusaha mengumpulkan keberanian untuk berbicara dengan Raka. Sebelum ia bisa berpikir lebih jauh, kata-kata itu keluar begitu saja.
"Raka," panggilnya, membuat Raka menoleh perlahan. Ada jeda sejenak sebelum Luna melanjutkan, "Kamu masih ingat aku?"
Raka terdiam, menatap Luna dengan pandangan yang sulit diartikan. Sekilas, matanya tampak mengenalinya, namun ada sesuatu yang menahan. Setelah beberapa detik yang terasa begitu lama, Raka mengangguk pelan.
"Iya, aku ingat," jawabnya singkat, tanpa senyuman, tanpa ekspresi lebih lanjut.
Jawaban itu membuat Luna sedikit lega, namun juga menambah kebingungannya. Ada banyak hal yang ingin ia tanyakan-mengapa mereka berhenti berbicara, mengapa Raka tiba-tiba menjauh bertahun-tahun lalu. Tapi melihat sikap dingin Raka, Luna menyadari bahwa mungkin, ini bukan saat yang tepat untuk menggali lebih dalam.
Hari itu berakhir dengan perasaan campur aduk. Di satu sisi, pertemuan dengan Raka membawa kenangan manis masa kecil kembali ke permukaan, namun di sisi lain, ia merasa ada jarak yang sangat besar di antara mereka sekarang. Jarak yang tak pernah ia pahami.
Saat Luna berjalan pulang, matahari mulai terbenam, menciptakan kilauan jingga di langit senja. Dia berhenti sejenak, memandangi langit yang sama seperti yang mereka tatap dulu, saat mereka masih kecil, saat segala sesuatu tampak lebih sederhana. Di bawah langit yang sama, Luna bertanya-tanya, apakah janji-janji masa kecil mereka masih tersisa? Ataukah semuanya sudah hilang bersama waktu?
Di kejauhan, Luna bisa merasakan bahwa ini bukanlah kebetulan. Pertemuan ini mungkin adalah kesempatan untuk mengungkap apa yang telah terkubur selama ini. Namun, ia juga tahu bahwa perjalanan ini tidak akan mudah. Karena di balik setiap kenangan indah, selalu ada rahasia yang tersembunyi di dalamnya.
Luna masih memandangi langit yang mulai memudar warnanya, teringat bagaimana dulu mereka sering kali berlomba-lomba menebak warna apa yang akan muncul di langit senja berikutnya. Saat itu, segalanya terasa begitu sederhana. Tidak ada rasa canggung, tidak ada jarak-hanya dua anak kecil yang menikmati waktu bersama. Namun sekarang, perasaan itu terasa jauh, seperti sebuah mimpi yang perlahan memudar.
Langkah kaki di belakangnya menyadarkannya dari lamunan. Luna berbalik dan terkejut melihat Raka berdiri tak jauh darinya, tangan dimasukkan ke saku seragam, matanya masih menatap ke bawah, seolah ragu untuk mendekat.
/0/10747/coverorgin.jpg?v=b2c0249749972a1f24f61cbb38e716e1&imageMogr2/format/webp)
/0/6103/coverorgin.jpg?v=1ef3314fd99a3a1b8b32990b9a885025&imageMogr2/format/webp)
/0/7722/coverorgin.jpg?v=1460cf0786c98a0c7394ec922765f66e&imageMogr2/format/webp)
/0/6261/coverorgin.jpg?v=89aecf99963c4dc0679f05c775639dce&imageMogr2/format/webp)
/0/19895/coverorgin.jpg?v=5e840bae310c98e175eccd9ddc21a2a3&imageMogr2/format/webp)
/0/16476/coverorgin.jpg?v=dca0ab0eb436bf426c01710f1dca8e7c&imageMogr2/format/webp)
/0/24344/coverorgin.jpg?v=81c6618441c4e8d62ef6e6a401536bcf&imageMogr2/format/webp)
/0/4734/coverorgin.jpg?v=82e55bc11f5de03ab7b9babc8be728ba&imageMogr2/format/webp)
/0/5358/coverorgin.jpg?v=6d4c9a2ab90be39e6bdaf94bf3cd580e&imageMogr2/format/webp)
/0/3822/coverorgin.jpg?v=5116589108a57a18ef2dd8e2017914b3&imageMogr2/format/webp)
/0/21102/coverorgin.jpg?v=c55ab420031c6a689fe09783289427aa&imageMogr2/format/webp)
/0/2955/coverorgin.jpg?v=66ad241bea3ce08aaba288e1abdcfe92&imageMogr2/format/webp)
/0/17930/coverorgin.jpg?v=39fb4a11b317d421a36643706182c671&imageMogr2/format/webp)
/0/9842/coverorgin.jpg?v=9a6e554bcaa7a45079ce24a6f2a592d4&imageMogr2/format/webp)
/0/12930/coverorgin.jpg?v=f1d178d85c4e24b2cfcbcc8d6f43c9ae&imageMogr2/format/webp)
/0/15873/coverorgin.jpg?v=49849c71aa44043d823653d11438a557&imageMogr2/format/webp)
/0/16988/coverorgin.jpg?v=fb6f5bc71b71ba673fd22385c858c968&imageMogr2/format/webp)