/0/16778/coverorgin.jpg?v=d263286d0088975b3cbdee6a62f23d5f&imageMogr2/format/webp)
Hari ini, Tuhan lagi-lagi kembali menunjukkan kuasanya melalui sesuatu yang indah dan menakjubkan yaitu fajar.
Pagi itu, ia tiba memberikan kehangatan pada hati yang terasa dingin.
Pagi itu, ia tiba menyelamatkan kehidupan ini dari kesunyian ketika malam tiba.
Hal itu pula yang terjadi di satu-satunya presidential suite room milik salah satu hotel berbintang di Ibu Kota.
Sepasang anak manusia yang semalam baru saja mengukir kisah dalam sebuah penyatuan penuh gairah, rupanya kini masih enggan untuk bertemu dengan sang fajar.
Masih enggan untuk sekedar menyapa, atau bertanya ‘ada hal penting apa hari ini yang patut untuk mereka perjuangkan?’
Namun jangan pernah ragukan kegigihan sang Fajar, ia selalu menepati janjinya untuk hadir setiap hari dan memberi sinar penuh harapan di mana pun kau berada, meski di celah tersempit pun, kau tetap akan ditemukan olehnya.
Bias sinar-sinar itu pula yang baru saja sukses melakukan tugasnya. Mengusik lelapnya seorang wanita yang betah bergelung di bawah selimut tebal.
Perlahan-lahan, manik mata wanita berparas cantik yang awalnya terpejam kini mulai terjaga. Bias sinar yang masuk melalui sela-sela tirai pada jendela sungguh mengganggu jangkauan pandangan netranya.
Netranya menelisik ke seluruh penjuru ruangan yang memberi kesan mewah dan asing dalam pandangan seorang Agnella Wibisono.
Nella, begitu sapaan gadis kini merasa sesuatu yang lain sedang terjadi pada tubuhnya.
Kepalanya rasanya sakit dan sangat berat meski hanya untuk ia gerakkan sedikit saja.
'Pasti karena semalam aku terlalu banyak meminum alkohol,' pikirnya.
Kelelahan? Ya, itu yang ia rasakan kini. Seperti tulang-tulang pada tubuhnya seakan hendak terlepas dari tempatnya.
“Apa yang terjadi padaku semalam?” gumamnya lirih dengan suara serak khas orang yang baru bangun tidur.
Rupanya, suara serak Nella yang terputus-putus lebih ampuh dibanding bias sinar sang fajar untuk mengusik lelapnya tidur seorang pria yang kini memeluk tubuh Nella dengan posesif.
Eunnghhh .....
Lenguhannya sontak membuat kesadaran Agnella kembali dengan sempurna.
Kini Nella tahu, apa yang menjadi sumber dari segala hal tak biasa yang ia alami pagi ini.
Semua yang ia rasakan adalah akibat dari pergumulan panas dan hebat, yang ia lakukan berkali-kali dalam waktu semalaman. Tujuan keduanya hanya satu, menggapai kenikmatan dunia yang telah lama tak dirasakannya.
Panik, takut, kecewa, marah, gelisah, semua perasaan itu kini bercampur aduk dalam benak wanita berusia 25 tahun itu.
Tak tahu harus bagaimana, air mata yang menggenangi netranya kini sudah luruh tanpa permisi.
Nella masih berusaha menjaga kewarasannya agar ia tak melakukan hal yang bisa saja merugikan dirinya.
Surai panjangnya yang sengaja ia beri warna brown gold menjadi sasaran kekecewaannya pada diri sendiri.
Ia acak-acak rambutnya sembari menangis. Mengigit bibir bawahnya dengan keras agar tak menimbulkan suara isakan.
Bahkan kini benda kenyal yang semalam terus saja mendapat dan memberi kepuasan itu kini telah mengeluarkan darah.
'Tidak!' Serunya dalam hati.
'Aku tidak boleh hancur lagi hanya karena kesalahan yang kulakukan semalam.' Batin Nella.
Ini hanya one night stand, dan sejatinya aku tak perlu terbebani bukan?
Perlahan-lahan, Nella memindahkan lengan kekar pria yang sejak semalam mendekapnya erat. Memberinya kehangatan juga kenyamanan setelah keduanya berhasil mencapai puncak berkali-kali.
Semua peristiwa semalam, pertempuran hebat yang terjadi di antara dirinya dengan pria yang tak ingin ia tatap wajahnya juga desahan-desahan yang keluar dari bibir merah muda miliknya terekam jelas diingatan Nella saat ini.
Namun semua itu tetap tak cukup untuk membuat Nella mengurungkan niatnya untuk mundur.
Ia sudah bertekad untuk pergi secepatnya dari tempat terkutuk itu. Kembali memulai hidupnya yang baru saja memulai babak baru.
'Tak akan kubiarkan apa yang terjadi malam ini mengacaukan semua yang telah kuusahakan selama ini.'
/0/6589/coverorgin.jpg?v=7359554c9306c385a4050276aaecd88c&imageMogr2/format/webp)
/0/6133/coverorgin.jpg?v=3b146ca1d0ae01392d65ad99b0a74604&imageMogr2/format/webp)
/0/2372/coverorgin.jpg?v=7e1824b1001b6d524eb344c7a7941ad4&imageMogr2/format/webp)
/0/17860/coverorgin.jpg?v=93bcdd0d928515a0d0a277b661dcb7c6&imageMogr2/format/webp)
/0/17878/coverorgin.jpg?v=1a1e91ae2d6693eebb5ac59d07d8724f&imageMogr2/format/webp)
/0/2352/coverorgin.jpg?v=71b52e24adf9494be34d4e56908d40fe&imageMogr2/format/webp)
/0/12665/coverorgin.jpg?v=8a8a5ae83c115e6a65e8fce70d0e221f&imageMogr2/format/webp)
/0/21994/coverorgin.jpg?v=cf1de2ea3a7c94474e79846ff14b60f4&imageMogr2/format/webp)
/0/2957/coverorgin.jpg?v=1af0178c075c1c79925ff883f5478768&imageMogr2/format/webp)
/0/5553/coverorgin.jpg?v=1512eaa61d76dcbb016d1fadd17afad4&imageMogr2/format/webp)