Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
KEKASIH SEMENTARA

KEKASIH SEMENTARA

YUNI NA

5.0
Komentar
874
Penayangan
29
Bab

Nania ialah seorang Menejer Brand terkenal di sebuah Perusahaan yang mengeluarkan sebuah Jam Tangan, Dia Sedang dalam keadaan darurat yang harus terpaksa mencari laki-laki untuk di jadikan pasangan yang akan menemaninya ke sebuah acara reouni sekolahnya. Setelah dia tau mantan pacar dia Tuah yang bakal datang ke acara reouni itu juga dengan membawa tunangannya. Nania akhirnya meminta Asisten Menejer dia Adris yang pemalu dan pendiam untuk menjadi kekasih sementara dan menemaninya ke acara reouni. "Kamu mau bawa Adris ke acara reouni ? Eeh .. bikin malu aja beb. Kamu mau memamerkan sama Tuah, carilah yang necis sedikit, yang berkarisma yang jika orang lihat nya seperti wow !!! Gitu..." -Maya ( komentator 50%) " Saya merasa Adris juga wow , seandainya dia dirubah , buang malu... eehm maksud saya buang rasa pemalu dia, mungkin untuk 10 Tuah pun gak akan bisa melawan ooii" ... -Nania " Andai saya bisa berhasil menjadi aktor sebagai kekasih Kak Nania , apakah saya akan diangkat jadi pacar sungguhan ?" – Adris " Andai kamu tau siapa Adris apakah kamu masih bisa terima dia ? -Aaron

Bab 1 PUTUS

Saat Jarum Jam menunjukan tepat jam empat sore, Nania segera membereskan barang barangnya komputer juga sudah di tutupnya, denan cepat ponsel di atas meja di ambil lalu di masukan ke tas. Mekupnya yang sudah luntur karena di bersihkan ketika waktu sholat Asar tadi , dia tambahkan dengan menggunakan foundation dan di alasi sedikit bedak. Lipstick yang berwarna pink di oles ke bibirnya, menambahkan cahaya pada wajah yang kelihatan sedikit pucat tadi , pucat bukan karena sakit tetapi disebabkan kurang mekup.

Setelah selesai, Dia bangun terus menyambar tas lalu keluar dari ruang kerjanya itu.

"Okay guys saya mau pulang dulu ya"

Nania sambil melambaikan tangannya ke sesama rekan kerjanya yang masih duduk di kursi kerjanya masing masing. Tidak ada balasan, hanya beberapa orang rekan kerja sejabatan Brand yang melambaikan tangannya.

Senyum manis menghias wajah Nania mengiringi langkah kakinya menuju parkiran. Ya, Hari ini dia akan di lamar oleh kekasihnya, Tuah.Tuah tidak memberi tahunya secara langsung. Hanya secara kebetulan saja beberapa hari lalu , Maya dengan ketidak sengajaannya melihat Tuah sedang memilah milih cincin bersama ibu dia. Yang menurut Maya, dia yakin sekali cincin yang sedang di pilih Tuah tersebut adalah untuk Nania, Karena di sepanjang mereka memilih cincin, ibu Tuah samasekali tidak mencoba cincin tersebut. Bukankah itu maknanya cincin tersebut buat wanita lain ? Dan wanita itu tentunya ya Nania , Soalnya hanya Nania wanita lain di dalam hidup Tuah Selain beliau ibunya.

Sangkaan Maya itu benar terbukti karena pagi tadi Tuah menghubunginya dan memintanya untuk bertemu sore ini setelah jam pulang kerja.

Ya, sebab itulah hari ini Nania pulang lebih cepat. Dia yakin Tuah akan melamarnya.

Sebetulnya berat untuk memenuhi permintaan Tuah itu, Sedangkan dua minggu ini mereka sangat sibuk menjadwalka Bisnis perusahaan yang Baru di mulai oleh Tim mereka, Setelah bekerja sama dengan sebuah perusahaan yang berpusat di Singapore, Sudah beberapa hari ini mereka over time, dan bergadang bersama sama Tim nya di kantor sampai tengah malam untuk mendesain brand logo terbaru , Slogan dan beberapa hal yang berkaitan dengan pekerjaan. Dan bulan depan akan di adakan pameran pertama.

Dengan pemilik baru perusahaan ini dan mereka harus memamerkan rancangan mereka untuk brand perusahaan pertama mereka.Terlalu sibuk dan sangat tertekan karena bukan mudah untuk merancang kembali sebuah Bisnis brand, Yang sudah hampir punah karena kelengahan dalam pengurusan sebelumnya. Nania yang asalnya hanya staff di bagian bidang pemasaran dan sekarang ia sudah di angkat. Jabatan ke bagian Brand dan di lantik sebagai Menejer, mendapat jabatan ini setelah perusahaan ini di ambil alih dan bukan hanya Nania yang di pindahkan kebagian ini.Tetapi Ada juga beberapa staff lain ,Yang dari bagian pemasaran dan bagian penjualan juga di pindahkan. Kebagian Branding. Perusahaan tidak mau mengambil staff Baru untuk mengisi jabatan di bagian Brand yang kosong. Karena untuk menghindari pemborosan supaya bisa menghemat pengeluara, Dan syarikat memberi waktu tiga bulan kepada mereka untuk merancang strategi Brand Baru dengan menggunakan segala pengalaman dan keahlian mereka sewaktu bekerja di bagian pemasaran dan bagian penjualan.

Sangat melelahkan hingga waktu dia untuk bersama Tuah juga semakin berkurang, Sudah lama juga mereka nggak pernah keluar biarpun sekedar hanya keluar makan bersama. Karena kesibukan Nania, Tapi Nania tidak menyangka Tuah akan bikin keputusan seperti ini untuk melamarnya.

Sambil menghidupkan mesin Mobil, Bibir Nania masih tidak lekang dengan senyuman, Menghayalkan betapa romantisnya Tuah saat melamarnya nanti.

Nania melangkah masuk kedalam restoran yang sudah di pesan Tuah untuk pertemuannya malam ini . Dari pintu masuk dia sudah melihat punggung Tuah , Nania juga mempercepat langkah kakinya untuk ke arah pacarnya. Takut juga kalau Tuah sudah menunggunya lama .

"Haii..." Nania menyapa lalau melabuhkan punggungnya duduk di depan Tuah

"sudah lama nunggu? ". Tanya Nania lagi sambil membetulkan duduknya.

"Baru aja."

Tuah menjawab dengan singkat dan nada suaranya juga tidak seperti biasanya terkesan dingin dan jauh.

Menjalani hubungan dengan Tuah dari Zaman persekolahan SD, Jadi Nania faham semuanya. Namun dia tidak mau terlalu memikirkan, mungkin juga Tuah gugup mau melamar fikirannya.

"Maaf tadi saya pulang dulu ke rumah, soalnya gak nyaman juga kalau datang masih memakai baju kantor ". Nania mencoba menjelaskan kepada Tuah biarpun raut di wajah Tuah tersirat tidak ingin mendengar.

"Tidak apa ."

Lagi lagi cuman jawaban singkat yang di lontarkan Tuah

Nania niatnya mau melanjutkan bicaranya . Tapi kedatangan Barista resto yang membawa buku menu membatalkan niatannya.

" Pesan dulu ".Kata Tuah sambil membuka buku daftar menu di tangannya .

Nania pun manut. Merasa heran tapi dia masih mencoba berprasangka baik padanya, Mungkin ini hanya untuk prank yang sudah di rancang oleh Tuah untuk jalan melamarnya.

Nania memesan stick sapi mana Kala Tuah hanya memesan air mineral saja.

"Kenapa Tuah nggak makan ?" Tanya Nania

"Saya sudah Kenyang ."

"Ooh.." Nania hanya bisa tersenyum

'Mungkin dia nervous mau propose aku ' . Gumamnya Di dalam hati.

"Tuah... Saya mau minta maaf karena beberapa bulan ini saya sangat sibuk, sampai sampai tidak ada waktu untuk kita bersama, Tuah tahu kan perusahaan..."

"Nania.." Tuah memotong pembicaraan Nania " Saya Faham ". Jawabnya

Nania mengukir senyum manis di bibirnya, lega karena Tuah mengertikan situasi, Kalau nanti pembentukan Brand perusahaan yang dimana tempat dia bekerja, jika sudah di terima oleh bos Baru, Dia akan menebus semua waktunya untuk bersama dengan Tuah, mengingat umur mereka hampir menginjak ke angka tiga,membuat Nania mengingat untuk mengikat hubungan mereka kejenjang yang lebih serius.

Akhirnya makanan yang sudah di pesan Nania datang ke meja, Tidak ada obrolan ringan dari mereka, pria itu terlihat sangat sibuk mengutak atik ponselnya yang terlihat Dari jemarinya yang tidak ada jeda untuk berhenti mengetik layar

"Tuah, lagi sibuk ?Apa masih ada banyak lagi kerjaan ?" Tanya Nania apabila melihat Tuah tidak mengangkat mukanya samasekali.

"Kamu , makan aja dulu , Saya Ada sesuatu yang mau di bicarakan sama kamu. " Tuah akhirnya meletakan ponselnya di tepi.

Sedangkan Nania hanya tersenyum dan mengangguk walau tidak di pungkiri, Debaran di dadanya benar benar tidak bisa di kendalikan sudah seperti drums yang di tabuh . Di Satu sisi , dia sangat merasa bahagia karena kemungkinan Tuah akan melamarnya. Tapi di Satu sisi lain dia merasa tida enak hati. Ya Tuah yang berada di depannya sekarang , tidaklah sama dengan Tuah yang sudah Duabelas tahun di kenalnya hingga saat ini. Duabelas tahun ! Bukanlah waktu yang singkat mengenal pria yang berada di depannya sekarang. Cara Tuah untuk mengedip mata pun Nania sudah faham apalagi soal raut wajah dan perubahan sikap seperti sekarang ini.Telah separo menghabiskan stik sapinya Nania mendorong piring nya ketengah.

"Mengapa nggak di habiskan" Tanya Tuah.

"Hilang sudah selera mau makan sendiri,apalah kata kamu yang suapin aku". Nania memperlihatkan manjanya yang seringnya nggak pernah gagal untuk meluluhkan hati Tuah.

"Kalau memang sudah tidak ada selera untuk makan lagi, Lebih baik tidak usah di lanjutkan lagi makannya".

Senyuman yan menghiasi di wajah Nania tiba tiba mulai memudar. Ada rasa perih yang menggores hatinya dikala mendengar ucapan yang keluar dari mulut Tuah barusan. Hampir saja banjir bandang menguasai matanya karena selama ini Tuah gak pernah bersikap sedemikian padanya.

Hening seketika menemani mereka. Nania dengan raut wajah yang bingung mencermati Tuah.

Dan Tuah yang nampak beberapa kali menarik nafasnya lalu menghebuskannya.

"Nania..." Dengan suara berat Tuah.

"Saya tahu apa yang akan saya beri tahu nantinya mungkin akan membuat kamu kaget".

Nania tersenyum. Permulaan dari kata kata Tuah yang keluar dari mulutnya meneguhkan keyakinan bahwa pria itu mau melamarnya. Ya tentu saja Nania akan terkejut kalaunya ia akan menerima lamaran dari Tuah yang secara tiba tiba ini.

"Saya siapa mendengarkan apapun kata kata yang keluar dari mulut kamu" Nania dengan rasa senang memantapkan ucapannya.

Dan lagi lagi Tuah menarik nafasnya.

"Nania.... Aku mau kita akhiri hubungan kita ini."

Senyuman yang sejak tadi teruntai di bibir Nania pelan pelan menghilang. Tapi ia masih mencoba untuk mempositifkan fikirannya, Nggak mungkin kan Tuah dengan semudah ini mengakhiri hubungannya yang sudah terlihat terjalin selama belasan tahun . Mungkin ini trik Tuah untuk membuat aku bersedih sebelum dia meluahkan kata kata untuk melamar ku .

"Kamu ... lagi bercanda kan ?" Suara Nania sedikit bergetar. Ya,walaupun mencoba berfikir positif. Tetapi rasa tidak terima itu juga Ada. Dia mencintai Tuah, Cintanya yang tulus sepenuh hati. Karena hanya pria itu yang mamapu bertahta di hatinya sejak duabelas tahun yang lalu.

Tuah menggelengkan kepalanya "Saya sedang tidak bercanda dengan siapapun. Saya memang serius mau mengakhiri hubungan kita sekarang."

"Tapi... tapi... kamu kan mau...melamar saya." Dengan suara terbata bata Nania masih mampu menahan air matanya yang sudah menggenang di kelopak mata untuk tidak berguguran.

Berkerut kening Tuah " Siapa yang Bilang?"

Bagaikan di hujam Bom nuklir yang memporak porandakan palestina menerjang hati Nania dan kemudian meruntuhkan tubuhnya. Betul betul dengan pertanyaan Tuah membuat harga dirinya hancur berkeping keping, yang kemudian melebur menjadi debu lalu hilang di terjang angin topan.

Mengerti lah dia dengan suara dan seraut wajah dingin yang di perlihatkan Tuah malam ini. Pria ini memang tidak sedang bersandiwara , dia betul betul mau mengakhiri hubungan bersamanya.

"Terus cincin itu untuk siapa?" Tanya Nania biarpun kenyataannya pahit, dia sekedar ingin tahu siapa perempuan yang mampu mengalihkan hati Tuah dan berpaling darinya.

"Dari mana kamu bisa tau soal cincin itu ?"

Nania tersenyum sinis "Jadi benerkan kamu Ada beli cincin . Buat siapa ?"

Tuah mematung lumayan lama bibir dan lidahnya terkatup katup seolah olah dia mencoba mengatakan sesuatu namun. Yang terdengar hanya alunan musik yang pelan yang terpasang di dalam restoran tersebut.

"Siapa dia ?" Nania mengulangi pertanyaannya.

"Naura . Pilihan Umi."

"Why?" Suara Nania persis bergumam nyaris tidak terdengar. Sekuat dan setegar apapun hatinya, dia tetap terluka dengan perpisahannya yang mendadak. . Fikirannya jangka belasan tahun sudah cukup mampu meneguhkan hati mereka di dalam hubungan ini, Tapi dia salah arti. Tuah mampu membuang dirinya dan dengan mudah menerima perempuan lain dengan pilihan umi dia.

"Bunda gak suka sama wanita yang terlalu sibuk dengan karir. Bunda dia ingin saya menikah dengan wanita yang memfokuskan dirinya pada keluarga. Kamu terlalu sibuk dan fokus sama karir kamu. Sampai sampai kita tidak punya waktu langsung untuk merangkai kedepannya hubungan kita. Saya sudah berumur tigapuluh tahun Nania saya ingin membina rumah tangga . Mau sampai kapan kita menjalani hubungan yang tidak ada tujuan ini?"

"Hubungan yang tidak ada tujuan ?" Nania tersenyum sumbang. "Duabelas tahun... kenapa Baru sekarang kamu anggap hubungan kita ini tidak ada tujuan ?"

Mereka Terdiam

"Dirimu nggak pernah mengatakan sama saya soal pernikahan. Dan sekarang dirimu menyalahkan saya kalau saya ini terlalu sibuk dengan karir? Atau memang kamu tidak pernah ada niat untuk menjadikan saya ini istri kamu. Karena Bunda kamu tidak merestui hubungan kita kan."

"Jangan pernah ikut campurkan bunda di dalam masalah kita."

" Kamu yang ngomong kan kalau kamu mau bertunangan dengan perempuan pilihan bunda. Kalau memang bunda bisa menrima saya, kenapa dia tidak menyuruh kamu untuk masuk melamar saya ? Dan dia juga bukan tidak tau soal hubungan kita ini dan kenapa juga dia harus mencarikan perempuan lain untuk kamu ?"

Tuah menghembuskan nafas kasar.

" Sikap kamu yang membuat bunda enggak suka sama kamu. Dan kamu sedikitpun tidak berusaha apa apa biar bunda suka sama kamu. "

Nania menatap Tuah dengan raut wajah yang tidak percaya . Kenapa ini semua di putar balikan seakan semua kesalahan ada pada dirinya ? Kalau dia tidak berusaha ? Ya, mungkin hanya setan yang boleh percaya. Dia sudah melakukan berbagai macam Cara untuk melakukan bagaimana mengambil hati bundanya Tuah, Tapi semua itu tidak ada yang berhasil, bundanya Tuah jelas jelas menunjukan bahwa dirinya tidak menyukai Nania. Namun dia tidak ambil hati soal itu karena cintanya kepada Tuah di atas segalanya . Dia sangat yakin . Seiring dengan berjalannya waktu ,dia akan berhasil menaklukan hati bundanya Tuah. Tapi sangat di sayang kan dia salah . Dia bukan salah menilai hati bundanya Tuah ,tapi dia salah karena dia terlalu yakin dengan cintanya Tuah.

"Dan kamu pernah enggak berusaha supaya bunda menyukai saya ? Bunda kamu sendiri yang gak bisa terima saya ? Yang saya lihat, setiap kali kamu bawa saya untuk bertemu dengan dia, dia sendiri nggak pernah sedikit saja bisa beramah sama saya. Saya yang berulang ulang menyapa dia ,mencoba untuk ngobrol dengan dia. Jadi sekarang yang kamu lontarkan tuduhan itu ke saya apakah adil untuk saya yang gak pernah berusaha?"

"Sudahlah nania, saya mengajak kamu bertemu bukan untuk bertengkar.

Saya hanya...." Tuah memberi jeda " Mau putuskan hubungan kita. Setelah ini jangan pernah untuk menghubungi aku lagi."

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh YUNI NA

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku