/0/22562/coverorgin.jpg?v=79ad4da2ee8b4c1948bdf5f78f4c2217&imageMogr2/format/webp)
Alenta menatap dua garis merah di hadapannya dengan mata terbelalak, ia menggigit bibirnya melihat kenyataan yang baru saja ia terima.
Dia hamil, dia hamil disaat kariernya tengah berada di atas angin!
Alenta Serafine merupakan aktris terkenal berumur dua puluh tiga tahun. Di usianya yang masih teramat muda, Alenta telah menjadi bintang pendatang baru yang terkenal. Para sutradara banyak yang memuji bakat aktingnya yang sangat mempesona, namun sekarang disaat kariernya tengah melambung dia hamil?
Alenta memegang alat test kehamilan dengan gemetar, bagaimana ini? Bagaimana setelah ini?
"Alenta, kau baik-baik saja? Kita harus kembali ke lokasi syuting sekarang,"
Pintu toilet diketuk oleh Hanna, sang manager, Alenta tergeragap lalu menyimpan testpack itu ke dalam sakunya. Ia harus menyimpannya untuk meminta pertanggungjawaban pria itu.
"Iya Kak, aku segera kesana,"
****
"Ada apa Sayang? Kenapa kau mengajakku bertemu? Kau merindukan aku, bukan?" Tanya Rafael pada Alenta.
Alenta mendengus mendengar gombalan yang terlontar dari mulut pria itu.
Alenta segera mengambil alat test kehamilan dari tas tangannya lalu melemparnya ke pangkuan Rafael.
Rafael adalah kekasihnya selama setahun terakhir. Ia merupakan wakil direktur perusahaan Number One, perusahaan ternama yang mencakup berbagai produk pangan di seluruh negeri. Alenta sendiri bertemu dengan Rafael saat ia menjadi model iklan untuk produk perusahaan itu.
"Apa ini?"
"Aku hamil!" Tegas Alenta. Ia menatap marah pada Rafael, "Itu anakmu, kau yang membuatku tidak sadarkan diri hari itu, kau yang menaruh obat ke dalam minumanku, kau lupa?" Tukas Alenta emosi. Bibirnya gemetar menahan berbagai amarah yang menggelegak di dalam dadanya.
Alenta teringat malam itu, malam dimana semua mimpi buruknya berawal. Ia tengah makan malam bersama Rafael malam itu lalu kepalanya mendadak terasa sangat pusing. Ia meminta tolong pada Rafael untuk mengantarnya ke rumah, namun entah bagaimana, ia malah berakhir bersama dengan Rafael di ranjang hotel.
Alenta menangis tersedu-sedu malam itu karena kesuciannya telah direnggut paksa oleh Rafael. Ia sangat kecewa karena dibalik sikap lembut Rafael, Rafael berlaku licik. Alenta sangat menjaga kehormatan dirinya, namun Rafael merusak masa depannya begitu saja tanpa berbicara apapun dengannya. Sejak saat itu, Alenta merasa tubuhnya sangat kotor, ia merasa menjadi wanita paling hina karena ulah Rafael. Di balik kecantikan yang ia tampilkan di layar kaca, Alenta memiliki kebusukan yang ia simpan rapat-rapat.
Awalnya ia mengancam akan melaporkan semua perbuatan Rafael kepada pihak berwajib, namun jika kejadian malam itu terekspos maka kariernya juga pasti ikut hancur. Tidak ada yang akan mempercayai perkataannya bahwa ia telah menerima kekerasan seksual dari sang pacar.
"Lalu kau mau aku bagaimana?" Rafael balik bertanya. Alenta membelalakkan matanya mendengar pertanyaan konyol yang dilontarkan Rafael. Bagaimana? Tentu saja dia harus bertanggungjawab, kenapa malah balik bertanya?
"Bagaimana? Tentu saja kau harus bertanggungjawab Rafa!" Teriak Alenta penuh amarah. Ia mengepalkan tangannya mencoba menahan diri untuk tidak menampar pria di hadapannya. Jika saja waktu bisa diulang, ia tidak akan sudi untuk mengenal pria brengsek seperti Rafael. Cintanya pada Rafael telah terkikis oleh kekecewaan sejak malam itu. Namun, ia harus memilih untuk hidup dengan pria brengsek demi menyelamatkan nama baik keluarganya.
"Kau mau kita menikah, begitu?" Tanya Rafael lalu menggelengkan kepalanya, pria itu menatap Alenta seolah-olah Alenta gila.
"Masa depan kita masih panjang, kau yakin ingin membuang masa depanmu seperti itu? Kariermu dalam sekejap akan jatuh, kau tidak ingat dengan penyakit ganas yang diderita ibumu?" Sambung Rafael kembali.
Alenta menelan ludahnya, ia terlalu bingung dengan ini semua. Netranya membasah saat Rafael menyebut-nyebut nama ibunya. Ibunya yang tengah terbaring tidak berdaya di rumah sakit, bagaimana ia bisa membayar biayanya jika ia kembali memerankan peran kecil?
/0/4930/coverorgin.jpg?v=ed0d2e5ba8b7b0aa7029354a35604b9a&imageMogr2/format/webp)
/0/6796/coverorgin.jpg?v=77ceec9053e5593ed76133f01eef5393&imageMogr2/format/webp)
/0/6595/coverorgin.jpg?v=36080175ef3c9e6d890c9db59d2148c9&imageMogr2/format/webp)
/0/2270/coverorgin.jpg?v=4cf9bbb0b464844e876cc18a65758ef0&imageMogr2/format/webp)
/0/14152/coverorgin.jpg?v=efdc21e45b5252f06d5cabf6bc2cffcf&imageMogr2/format/webp)
/0/16152/coverorgin.jpg?v=3b8d9d0560ed479c600608ec0e0aa1cf&imageMogr2/format/webp)
/0/2839/coverorgin.jpg?v=a5453b0ae8ffb01a33039d54ea0e2ad2&imageMogr2/format/webp)
/0/2453/coverorgin.jpg?v=96c7673aae26a3b99eca8d7df29c9aad&imageMogr2/format/webp)
/0/6529/coverorgin.jpg?v=cddeb0bc243bcef36794eb78d95cc4dd&imageMogr2/format/webp)
/0/6269/coverorgin.jpg?v=b50fd60d3fb45254a7faa00fc2000c82&imageMogr2/format/webp)
/0/16241/coverorgin.jpg?v=efcd6636640b700e7268f224990290a9&imageMogr2/format/webp)
/0/10342/coverorgin.jpg?v=b83176629109b0570095bbceb59e18ae&imageMogr2/format/webp)
/0/14882/coverorgin.jpg?v=39658c23aaf68aacb5857cf8bfa08246&imageMogr2/format/webp)
/0/13134/coverorgin.jpg?v=9d80efd0e0ccd9371498b582e62c4aa6&imageMogr2/format/webp)
/0/19051/coverorgin.jpg?v=20250207145106&imageMogr2/format/webp)
/0/30052/coverorgin.jpg?v=22532312abb581bb0af87ccc4a8b6038&imageMogr2/format/webp)
/0/16712/coverorgin.jpg?v=6446d851c8c0d77c944e63be16a4d2b4&imageMogr2/format/webp)