/0/26438/coverorgin.jpg?v=a62374ef56376f88395da900a2247285&imageMogr2/format/webp)
Di sore hari menjelang datangnya senja. Seorang anak perempuan berumur lima tahun sedang bermain di taman yang ditinggalkan oleh ibunya membeli minuman di sebrang, sementara gadis kecil merasa bosan memilih berjalan-jalan di sekitar taman tapi saat berjalan ia melihat laki-laki dewasa yang sedang menunduk seraya menjambak rambutnya sendiri—terlihat frustasi.
Ia mendekatinya sembari berucap. "Kasian Om sendirian," katanya dengan lancar seperti orang dewasa. Duduk di samping laki-laki itu dengan menatapnya tanpa kedip. Wajah polosnya tanpa meminta persetujuan untuk ikut duduk bersama.
Jean yang tidak pernah dekat dengan anak kecil bersikap cuek tidak peduli. Ia kembali hanyut dalam kesedihan karena kekasih yang ia anggap adalah satu-satunya wanita yang paling mengerti dirinya tapi semesta memberitahukan yang sebenarnya.
Wanita yang ia jaga sepenuh hati menghianati dengan mencintai hartanya lalu memilih laki-laki lain membuat ia shock.
Selepas memutuskan hubungannya ia berhenti di taman ini yang tidak ramai, meratapi nasib percintaannya tapi keinginan menyendiri pun semesta tidak berpihak padanya. Menghela napas pelan sambil menoleh ke arah gadis kecil di samping sedang asyik berceloteh entah berbicara apa sebab ia tidak peduli. Hanya mendengar samar-samar dia berucap.
"Sayang kenapa kamu di sini? Bunda dari tadi cariin?" seru perempuan bertubuh kecil dengan pakaian yang menutupi semua tubuhnya.
"Ini Bunda, tadi Ce liat Om ini sendirian sambil sesegukan jadi Ce temenin aja kasihan," jawab
gadis kecil ini dengan polos. Menghampiri bundanya seraya memeluk pinggang perempuan tersebut.
Perempuan yang di panggil bunda oleh gadis kecil itu mengalihkan atensi netralnya ke arah pria yang putrinya katakan.
"Maaf ya jika putri saya menganggu Anda, kami pamit lebih dulu," pamit perempuan yang disebut 'bunda' untuk pergi dengan cepat.
"Ayok sayang, saya duluan ya Om." Sekali lagi perempuan itu berkata seraya menggandeng tangan kecil putrinya untuk meninggalkan tempat di mana putrinya duduk denga pria asing.
Setelah beberapa meter dari tempat tadi, perempun yang belum berumur kepala dua itu menghela napas lega. Ia kembali berjalan santai.
"Sayangnya Bunda, lain kali jangan deket sama orang asing. Apalagi kek Om yang tadi, dia serem." Nasihatnya dengan tubuhnya yang merinding mengingat visual sekilasnya saja tapi membekas di kepala perempuan itu.
"Kok serem sih Bunda? Kasian tahu, Ce kan gak tega. Jadi Ce samperin biar ada temennya."
Protes gadis kecil yang bernama lengkap Cezanne Gustave sementara perempuan yang dipanggil 'bunda' bernama lengkap Duranty Gustave.
Ni bocil gak bisa liat apa, itu tubuh laki-laki tadi besar mana banyak tato di punggung tangannya. Pasti ada di seluruh tubuhnya juga, batin Duranty yang kembali merinding.
"Yuk pulang, besok lagi kita mainnya." Duranty lebih baik mengalihkan topik agar tidak membahas pria yang asing itu.
"Ranty," teriakan yang memanggil dirinya itu berhasil menghentikan Duranty dari langkahnya. Menatap sekitar siapa tahu Ranty orang lain bukan dirinya, ketika menemukan sosok yang dirinya kenal ia tebak laki-laki itu yang memanggil dirinya.
"Kamu juga di sini? Sama siapa?" tanya Duranty yang sering juga di panggil Ranty.
"Habis dari toko sebrang, gue kira salah orang ternyata bener lo bener," jawab laki-laki yang Duranty kenal.
"Kamu baru pulang sekolah ya?" Tebak Ranty melihat laki-laki di depannya masih memakai seragam sekolah kebanggannya.
/0/12689/coverorgin.jpg?v=5f18ad5d904360b470f1120a07894116&imageMogr2/format/webp)
/0/9450/coverorgin.jpg?v=d11f7d23467c368108f94bae2251abd9&imageMogr2/format/webp)
/0/7073/coverorgin.jpg?v=bd32cbe09214b01b78a8457aafa9b110&imageMogr2/format/webp)
/0/16545/coverorgin.jpg?v=4f70e22dd60d7dd78ffb06b4e475bd0c&imageMogr2/format/webp)
/0/19437/coverorgin.jpg?v=20240830165608&imageMogr2/format/webp)
/0/7843/coverorgin.jpg?v=fd5abd8393c59ee69f53adb1cf5258c0&imageMogr2/format/webp)
/0/12517/coverorgin.jpg?v=7ed580ed51cf1ad046de4ea9df6ab30d&imageMogr2/format/webp)
/0/13960/coverorgin.jpg?v=20250123145715&imageMogr2/format/webp)
/0/21131/coverorgin.jpg?v=20250207144953&imageMogr2/format/webp)
/0/15074/coverorgin.jpg?v=22532312abb581bb0af87ccc4a8b6038&imageMogr2/format/webp)
/0/18008/coverorgin.jpg?v=c117440b6886cefdb6e9950c4468fbbf&imageMogr2/format/webp)
/0/21957/coverorgin.jpg?v=3e56ea6f879112f4c5d47416cdcddd68&imageMogr2/format/webp)
/0/17868/coverorgin.jpg?v=8203640a57faef12a0e2fecc1f55cabb&imageMogr2/format/webp)
/0/16521/coverorgin.jpg?v=30aaa349556cbdbd488e00b931aebd15&imageMogr2/format/webp)
/0/19237/coverorgin.jpg?v=66eef1e7927f71ea4d96c3ef901e2d3d&imageMogr2/format/webp)
/0/16120/coverorgin.jpg?v=20240314130042&imageMogr2/format/webp)
/0/15554/coverorgin.jpg?v=9c5a6e41fd1bb968ece8fe51063b3c4d&imageMogr2/format/webp)
/0/23009/coverorgin.jpg?v=cec8733e53fa02909fb2287c0859722f&imageMogr2/format/webp)
/0/12571/coverorgin.jpg?v=20250122183332&imageMogr2/format/webp)