/0/28867/coverorgin.jpg?v=7b0e6024e1de511891092aedce1d1655&imageMogr2/format/webp)
Di tempat hiburan malam, Max menantang cecunguk yang menjebaknya. Ketika Max memasuki pintu yang salah. Seharusnya ia masuk ke tempat hiburan, namun ia justru masuk ke dalam club rahasia yang menjebaknya. Max diharuskan menghabiskan banyak uang di sana.
"Hanya pengusaha kaya dan berduit yang bisa masuk dan keluar dengan selamat. Apa kau berniat hanya untuk memata-matai kami? Jangan harap keluar dengan selamat kecuali kau membeli apa yang kami jual! Hehehe." Para preman itu tak tahu dengan siapa mereka berhadapan. Mafia kelas kambing.
"Saya akan membuang uang di sini! Apa yang kalian jual? Sebutkan harganya?" tanya Max sengit tak terima dianggap ingin melarikan diri karena tak memiliki uang banyak.
"Hah?! Yakin bisa beli dengan harga yang kami tawarkan? Kami menjual perempuan muda, sanggup untuk membelinya?" ejek pemilik club ilegal itu.
"Sebutkan harganya, dan berikan gadis rendahan yang paling murah, tapi akan kubayar 2 kali lebih mahal seharga gadis terbaik kalian! Uang bukan masalah untukku!" ego seorang lelaki tersentuh. Max sebagai billionaire tak akan kehabisan uang dalam satu hari. Bahkan dalam tidur pun ia tetap mencetak uang dan pundi-pundinya terus terisi dari perusahaannya serta bisnis kotornya.
"Baiklah, Tuan Sombong, akan kami urus."
"Cepat lakukan aku tak sudi berlama-lama bernafas di tempat pengap dan kotor seperti ini!" bentak Max
Max merasa terhina karena ia terjebak di tempat yang salah hingga ia harus melakukan transaksi jual beli seorang gadis yang tak pernah ia harapkan atau butuhkan. Hatinya telah lama menolak banyak perempuan.
"Maaf, Max, aku gak tau kalau pintu itu untuk masuk ke perdagangan gadis. Aku pikir pintu klub striptease." Agastara merasa bersalah dengan apa yang baru saja ia lakukan. Maksud hati ingin bersenang-senang di club striptease tapi malah berakhir di tempat ilegal di kota ini. Tempat yang paling tabu dimasuki untuk orang tak berduit. Sekali masuk ke sana pantang untuk tidak mengeluarkan uang. Dan hari ini Max terjebak di dalam sana dan harus membeli salah satu dari gadis yang ditawarkan. Ini sebagai sistem keamanan mereka para penjahat berkerah putih.
"Boss, ini kesempatan untuk kita membuang gadis liar yang dijual ayah tirinya pada kita. Orang tua aslinya tak jelas. Anak itu sedikit gila! Kadang menangis kadang galak seperti kucing liar! David saja tergigit olehnya. Kita bisa jual 10 kali lipat harga primadona di sini. Kita bisa untung banyak dan tak memelihara gadis itu terlalu lama."
"Ya cepat berikan!"
"Baik bos! Laksanakan!"
Setelah menunggu 30 menit, para bajingan itu datang menyeret seorang gadis lusuh berambut panjang, berbadan kurus dan kecil. Dilemparkannya gadis itu ke kaki Max.
"Aaaahh... sakit kau jelek!" umpat gadis itu kesakitan dan menendang tulang kering cecunguk yang melemparnya.
"Awww.. gadis inii ya.. Plak!" ia memukul begitu saja gadis itu tanpa kasihan. "Silakan bawa Tuan Max! Pembayaran sudah selesai"
"Hey kau, berdiri! Kau sudah aku beli, jangan bertingkah dan berani menyentuhku! Mengerti?!" sahut Max kesal. Tanpa melihat ada darah segar disudut bibir gadis itu.
"Mengerti! Aku juga tak suka menyentuh orang jelek!"
"Bilang apa?"
"Dan aku juga gak mau deket-deket orang sombong." Gerutunya
"Ulang sekali lagi?"
"Apa tuan budek?"
"Berani kau berkata sembarangan padaku? Apa perluku tambah luka di bibirmu?" ancam Max
"Luka ini bukan yang pertama!" gadis ini masih saja sengit tak takut dengan ancaman Max.
"Jangan berlaku kurang ajar aku gak segan-segan menghukummu dengan rotan lentur yang bisa melukai kulit tipismu! Ingat itu! Kau aku beli karena terpaksa! Akan aku jadikan keset di rumahku!"
"Lepaskan saja aku, aku bukan keset!"
"Lepaskan? Lalu kau di tangkap mereka dan dijual lagi? Enak saja mereka akan untung banyak."
"Aku bisa berlari sangat kencang seperti kijang. Aku tak akan tertangkap!"
"Kau tak akan bisa kabur dariku."
"Aku akan sembunyi di kolong jembatan."
"Kau miliku sekarang! Nyawamu juga miliku!"
"Aku tak ada gunanya. Minta kembali saja uangmu pada ayahku."
"Terlihat, memang kau tak ada gunanya! Ayahmu sudah menjualmu! Artinya kau itu sampah! Mengerti?"
"Mengapa tuan membeli sampah apa tuan seorang pemulung? Cih!"
"Mulutmu itu kupastikan akan membawa banyak masalah! Park masukan dalam bagasi, aku tak sudi semobil dengan dia!"
"Baik Tuan Max."
/0/20775/coverorgin.jpg?v=37c962090e42cfdd88a08b0d03185d8b&imageMogr2/format/webp)
/0/20632/coverorgin.jpg?v=19469340177cae0fce27231fd5495320&imageMogr2/format/webp)
/0/9966/coverorgin.jpg?v=d67e4f318c955a96a840db011a89bc29&imageMogr2/format/webp)
/0/18033/coverorgin.jpg?v=354447084e0607c2d29dd15e7f034522&imageMogr2/format/webp)
/0/14071/coverorgin.jpg?v=009075a2713d3615445f0e0a89cff038&imageMogr2/format/webp)
/0/15751/coverorgin.jpg?v=1bdf86b5ee5478fbb236687f80b2d534&imageMogr2/format/webp)
/0/21957/coverorgin.jpg?v=3e56ea6f879112f4c5d47416cdcddd68&imageMogr2/format/webp)
/0/19899/coverorgin.jpg?v=ef25e24013022f1e5084d13e9fc9e886&imageMogr2/format/webp)
/0/19676/coverorgin.jpg?v=20241030112446&imageMogr2/format/webp)
/0/17297/coverorgin.jpg?v=0c72a6f85ef536824f572e4f6ea78aa8&imageMogr2/format/webp)
/0/18495/coverorgin.jpg?v=fa722c6e46304d6306090e55dc99494a&imageMogr2/format/webp)
/0/17655/coverorgin.jpg?v=20240514184834&imageMogr2/format/webp)
/0/13781/coverorgin.jpg?v=e2ae83d191f3edec7de05bfb4b519119&imageMogr2/format/webp)
/0/18902/coverorgin.jpg?v=65d19d6cc8fd19ff0990ac7a6a74b941&imageMogr2/format/webp)
/0/3930/coverorgin.jpg?v=20250122110453&imageMogr2/format/webp)
/0/13295/coverorgin.jpg?v=1f824d1bf29c473c4ff55b4b3a5e050b&imageMogr2/format/webp)
/0/21884/coverorgin.jpg?v=20250215155425&imageMogr2/format/webp)