/0/21612/coverorgin.jpg?v=e60d6bd2c0a776a47dc1740ac270ceed&imageMogr2/format/webp)
Axel Biantara Wijaya (30 tahun), pria tampan yang sukses menduduki posisi sebagai CEO di PT. Wijaya Karya Reality. Salah satu perusahaan terbesar di Indonesia yang bergerak di bidang property yang memfokuskan bisnisnya di pengembangan property dan reality termasuk layanan konsultasi dan perencanaan konstruksi.
Axel digadang-gadang pria tertampan di Indonesia yang memiliki tubuh atletis serta wajah blasteran idola kaum hawa. Axel sangat terkenal, sudah seperti aktor papan atas. Setiap hari selalu ada saja berita ekslusif terkait dirinya. Bukan hanya terkenal karena kesuksesannya di bidang bisnis tetapi dengan juga terkenal dengan skandal-skandal nya dengan berbagai artis dan model baik di Indonesia maupun luar negeri.
***
Seorang wanita cantik baru saja turun dari mobil elitnya.
"Di mana Axel?" Dia bertanya pada sekretaris sang CEO.
"Bos ada di dalam nona, silahkan langsung masuk aja." Sang sekretaris langsung mempersilakan wanita bos-nya itu masuk ke ruangan bosnya.
"Oke, baiklah." Dengan senyum di wajahnya ia langsung mendorong handle pintu.
Tak terhitung ini adalah wanita keberapa yang menemui bosnya. Kedatangan wanita cantik itu, artis, model maupun anak pengusaha terkenal sudah hal biasa bagi penghuni kantor besar ini. Mengingat bosnya memang terkenal dengan skandalnya yang sering menggonta-ganti wanita.
"Sayang…" Wanita itu langsung memeluk Axel dari belakang. Axel yang sedang menghadap jendela langsung memutar badannya menghadap ke pemilik suara.
"Apa kau tidak merindukanku?" Dengan wajah cemberut sang wanita melepas pelukannya.
"Tentu saja aku merindukanmu, Jen."
Axel menarik Jenifer ke pelukannya, kemudian langsung melumat bibir menggoda Jenifer dengan rakus.
Jenifer pun tidak tinggal diam, dia membalas ciuman Axel dengan penuh gairah. Nafas keduanya semakin memburuh dengan gairah yang memuncak.
Tangan Axel tak tinggal diam, menyusup ke dalam blouse yang dipakai Jenifer dan meremas benda kenyal di sana secara bergantian.
"Aagghh.."
"Aaghh Axel…" desahan pun lolos dari mulut Jenifer.
"Apa kamu menikmatinya, Jen?" Axel semakin kuat meremas payudara Jenifer.
"Aagghh… ak-aku menyukainya, Axel." Menjawab dengan wajah yang penuh gairah.
Melihat Jenifer yang penuh gairah. Axel menyelinapkan tangannya ke dalam rok mini Jenifer, menggesek-gesekkan dia buah jarinya di permukaan inti kenikmatan Jenifer. Sehingga membuat Jenifer mendesah dan bergerak bagai cacing kepanasan.
"Aaagghhhhhh." Desahan Jenifer semakin kencang.
Mendengar desahan dan merasakan milik Jenifer yang sudah becek membuat milik Axel semakin sesak di dalam.
Axel langsung menarik paksa celana dalam yang dipakai Jenifer dan menggendong Jenifer di meja kerjanya.
"Buka kakimu, Jen."
Jenifer menurut dengan membuka kakinya lebar-lebar sehingga memperlihatkan lubang surgawi di hadapan Axel.
Dengan cepat Axel memasukkan tiga jarinya ke dalam milik Jenifer. Sehingga membuat Jenifer kenikmatan.
"Lebih cepat, Xel." Jenifer memohon pada Axel.
Axel pun mengocok jarinya dengan tempo yang lebih cepat. Membuat Jenifer mendesah tidak karuan sampai mendapatkan puncaknya. Dan Axel menarik jarinya keluar.
"Sekarang giliranku memuaskan milikmu, Xel." Jenifer membuka ikat pinggang dan resleting celana Axel. Kemudian mengeluarkan milik Axel yang sudah sesak di dalam sana. Walaupun sudah berapa kali melihat milik Axel tapi saja membuat Jenifer menelan salivanya menyaksikan dengan takjub ukurannya yang diatas standar orang Indonesia.
Jenifer memasukkan milik Axel ke dalam mulutnya, hingga membuat mulutnya sesak dan penuh. Kemudian menjilat dan mengulum milik Axel dengan lidah dan mulutnya.
Axel pun semakin mendorong kepala Jenifer ke arah miliknya. Dan Jenifer semakin mempercepat tempo memaju mundurkan miliknya.
Milik Axel semakin terasa kencang dan penuh di mulut Jenifer. Hingga akhirnya Axel mencapai puncak dan menyemprotkan cairannya di wajah Jenifer.
/0/15101/coverorgin.jpg?v=7cb231ffef2bcc94d883fe91eb496ece&imageMogr2/format/webp)
/0/18134/coverorgin.jpg?v=e404494d1c135083c85708e4ff3d918e&imageMogr2/format/webp)
/0/7036/coverorgin.jpg?v=3768f1a05ad69c5323f0572622993a69&imageMogr2/format/webp)
/0/17274/coverorgin.jpg?v=1da3b24971bfb3a9b1dc9acb56b5a671&imageMogr2/format/webp)
/0/14655/coverorgin.jpg?v=9b4117b067fce39f82af36eee761b4d5&imageMogr2/format/webp)
/0/8634/coverorgin.jpg?v=96e62c6023987ebca54dcacc23e4e80a&imageMogr2/format/webp)
/0/12681/coverorgin.jpg?v=82e13e34d23f6bdc66deca59281e533c&imageMogr2/format/webp)
/0/14004/coverorgin.jpg?v=8a3915c664acd17c3f4819f3ef533ada&imageMogr2/format/webp)
/0/21484/coverorgin.jpg?v=a5ba052a8c83e20b2f6df0bd079b6934&imageMogr2/format/webp)
/0/4771/coverorgin.jpg?v=8ec0d29754a1f5159cce6c56379d94fc&imageMogr2/format/webp)
/0/13195/coverorgin.jpg?v=5fb858b2fea9f6ed3a2d883cc21ad37e&imageMogr2/format/webp)
/0/14156/coverorgin.jpg?v=0d6bcf5b3aacc35c4be934b534409f0b&imageMogr2/format/webp)
/0/25610/coverorgin.jpg?v=be804ca94527adba217aa6371371afd3&imageMogr2/format/webp)
/0/3163/coverorgin.jpg?v=d1017b5fca450bb6d309b0068faa215d&imageMogr2/format/webp)
/0/4700/coverorgin.jpg?v=8e204fb0ca9f9e6f9f9e11ff6d15da84&imageMogr2/format/webp)
/0/16616/coverorgin.jpg?v=53a146eba0114a71857447c93a130608&imageMogr2/format/webp)
/0/6054/coverorgin.jpg?v=cd2cbe497d2e4b6dd12ac5c53834a548&imageMogr2/format/webp)
/0/8080/coverorgin.jpg?v=0f27fb98e9d0a37240cbd0f9093e1bb2&imageMogr2/format/webp)
/0/15087/coverorgin.jpg?v=47d7fdfcf429004b5c89c77424a493d5&imageMogr2/format/webp)
/0/15549/coverorgin.jpg?v=17cd2a0a9df65496435903e62825ec4a&imageMogr2/format/webp)