Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Sang Pemuas
"Mas pergi dulu ya, Sayang!" ucap Mas Roby sebelum ia pergi.
"Baik-baik di rumah, jaga anak kita ya!" Sambil mengelus perutku yang membesar, lalu kemudian menciumnya.
"Jangan nakal sama Ibu, ya, Nak!" Dia bicara di depan perutku. Kemudian ia mengecup keningku lalu memelukku erat.
"Hati-hati ya, Mas!" ucapku sembari mencium punggung tangannya.
Namaku Winarsih memasuki usia dua puluh satu tahun dan suamiku Roby usianya dua puluh sembilan tahun. Aku dan Mas Roby menikah sudah tiga tahun dan kami sudah dikaruniai seorang anak perempuan dua tahun lalu. Tapi sayangnya, anak kami itu meninggal sesaat setelah ia lahir. Sekarang aku tengah mengandung anak kedua. Usia kandunganku saat ini sudah enam bulan.
Perkenalanku dengan Mas Roby berawal di sebuah kios penjual pulsa, dimana saat itu ia hendak membeli pulsa dan aku adalah yang menjaga kios itu. Saat itu Mas Roby mengajakku berkenalan. Setelah itu ia jadi sering membeli pulsa di kios itu, hingga akhirnya kami saling bertukar nomor ponsel. Dan kami semakin sering berhubungan lewat telepon maupun pesan singkat.
Setelah sebulan kenalan, kami menjalin hubungan yang lebih serius dan empat bulan kemudian Mas Roby melamarku dan akhirnya kami pun menikah.
Setelah kami menikah, Mas Roby mengajakku untuk tinggal di kontrakannya, karena saat itu aku memang tinggal di kios Pak Haji, tempat aku bekerja. Jaraknya kurang lebih satu jam perjalanan dari tempat tinggalku saat itu. Mas Roby juga memintaku untuk tidak bekerja, katanya supaya aku fokus sama keluarga. Selain itu juga supaya aku tidak terlalu capek, berhubung jaraknya yang lumayan jauh.
Mas Roby adalah orang yang baik, perhatian, penyayang dan bertanggung jawab. Selama kami menikah, tidak pernah sekalipun dia bersikap kasar padaku. Jika ada masalah, dia akan memilih diam disaat aku sibuk menyalahkannya. Setelah suasananya mulai dingin dan tenang, barulah ia mengajakku bicara baik-baik, dan mencari jalan keluar masalah itu dengan baik.
****
Sudah dua bulan Mas Roby tidak pulang, seminggu di awal kepergiannya ia masih sering memberi kabar, baik lewat pesan wa ataupun lewat telpon dan video call. Awalnya biasa saja, tapi setelah itu ia mulai jarang memberi kabar bahkan sudah hampir satu bulan ini Mas Roby sama sekali tidak menghubungiku.
Ada rasa khawatir takut Mas Roby kenapa-napa di jalan. Pekerjaannya sebagai sopir ekspedisi antar propinsi sangat beresiko. Biasanya, kalau keluar kota paling lama dua minggu ia sudah pulang. Aku takut mobil yang dibawa Mas Roby celaka di jalan atau dia sudah melupakanku dan calon anak kami? Ahh … tidak mungkin. Aku cepat-cepat membuang pikiran burukku. Aku pun berniat menghubungi keluarga dan teman-temannya. Siapa tahu mereka bisa memberi informasi tentang suamiku.
"Sudah dua bulan ini Mas Roby nggak pulang, Mas. Apa dia ada ngasih kabar pada Mas Joko?" tanyaku pada Mas Joko, ketika aku menghubunginya lewat panggilan telepon.
"Nggak ada, Win. Bahkan dia udah lama nggak pernah lagi menghubungi kami." jawab Mas Joko semakin membuatku hilang harapan.
"Coba kamu telfon lagi dia, siapa tau kemarin di tempatnya nggak ada sinyal," ucap Mas Joko lagi.
"Nomornya udah nggak bisa dihubungi lagi, Mas." jawabku parau.