/0/14428/coverorgin.jpg?v=e673db163036ee391c656ce0b40786ba&imageMogr2/format/webp)
Di sebuah kamar bernuansa klasik, dinding bercat putih, dihiasi tirai dan gorden tipis berwarna senada dan dilengkapi perabot dan pernak-pernik yang juga berwarna dominasi putih. Ditengah ruangan, terdapat sebuah tempat tidur berukuran sedang dengan sprei berwarna nude. Di atas tempat tidur itu, berbaring seorang gadis berkulit sawo matang, rambutnya terurai bergelombang.
Dialah Cheva, Cleo Alineava Lynn. Putri tunggal dari Alianro Lynn dan Dewi Rahwani. Keduanya bukan orang berada. Alianro Lynn hanyalah seorang karyawan biasa dari kedutaan besar Belanda untuk Indonesia. Ia bertemu Dewi Rahwani saat kunjungan kerjanya ke Bandung, dua puluh lima tahun yang lalu. Keduanya saling jatuh cinta dan kemudian menikah. Setelah Cheva lahir, Alianro dipindah tugaskan kembali ke Belanda. Dewi dan Cheva mengikuti Alianro dan pindah ke Belanda. Namun, setelah Cheva menyelesaikan sekolahnya, ia memilih melanjutkan kuliah di Indonesia.
Cheva ingin mengenal keluarga Cheva di Indonesia - begitu alasannya dulu.
Dan di sinilah ia kini. Setelah menyelesaikan kuliah jurusan kesekretarisannya, Cheva juga memilih melanjutkan karirnya di Indonesia. Ia belum memiliki keinginan untuk kembali ke Belanda.
"Non Cheva ... " terdengar ketukan di pintu kamar Cheva beberapa kali. Gadis itu menggeliat, "Noon, Non Cheva. Banguuunnn, udah jam berapa. Katanya mau ke bandara jemput Ibu!!!" Cheva terhentak bangun.
"Oh my God! Bodoh, Cheva!" upatnya sambil bergegas turun dari kasur, "Iya, Biiikk. Cheva mau langsung mandiii!!!!!" teriak Cheva dan langsung berlari ke kamar mandi.
***
"Sarapan dulu, Non ..." Cheva menggeleng.
"Tidak sempat, Bik. Nanti Cheva terlambat. Cheva sarapan di bandara saja. Bye, Bik..." Cheva bergegas meraih kunci mobilnya meninggalkan Bi Inah, asisten rumah tangga yang disiapkan Dewi untuk menjaga Cheva selama di Indonesia.
Cheva mengemudikan mobilnya menuju Bandara. Pagi ini, pesawat yang ditumpangi Ibunya akan tiba di Jakarta. Jadwalnya pukul 10.00 dan sekarang sudah pukul 09.00. Kondisi jalanan dari rumahnya ke Bandara Soetha hanya memakan waktu sekitar satu jam, jika tanpa macet. Tapi, sejak kapan Jakarta tidak macet bukan?
Sepanjang perjalanan, Cheva terus mengutuk kebiaaannya yang tidak pernah bisa bangun pagi. Dulu sewaktu sekolah, ia rajin bangun pagi. Tentu saja, karena pilihannya adalah bangun atau ia akan basah kuyup oleh air dingin. Tapi sejak ia tinggal sendiri, siapa yang berani mengguyurnya dengan air es? Bi Inah? Keberanian tertinggi Bi Inah hanya sampai berteriak marah. Itupun karena Cheva nekat melukai tangannya saat ngotot ingin membanfu Bi Inah masak di dapur.
Cheva tiba di Bandara pukul 10.30, ia langsung menuju lobby kedatangan. Ketika sampai di sana, petugas bandara memberi kabar bahwa pesawat yang membawa ibunya terkena delay. Sehingga kedatangannya terlambat 1 jam. Cheva bernafas lega. Setidaknya ia tidak akan mendengar ocehan ibunya pagi ini karena terlambat.
"Terima kasih, Pak," ucap Cheva lalu berbalik meninggalkan lobby kedatangan.
Cheva merasakan perutnya berbunyi.
"Sial, aku belum makan apapun pagi ini. Lebih baik aku pergi ke Starbucks saja. Mom masih lama ini juga..." Cheva berjalan menuju gerai Starbucks.
Setelah memesan beberapa menu, Cheva kemudian memilih kursi yang sedikit berada di pojokan. Tidak terlalu dalam, kursi yang Cheva pilih berhadapan dengan pintu masuk. Siapapun yang masuk dapat langsung melihat keberadaan Cheva.
Setelah menghabiskan makanannya, Cheva melirik jam di tangannya.
"11.05," gumamnya. Seharusnya pesawat yang membawa ibunya sudah tiba sekarang. Cheva kemudian buru-buru membereskan barang-barangnya.
Karena sedikit tergesa-gesa, Cheva tidak melihat bahwa ada seseorang yang masuk ke dalam Starbucks. Akibatnya, keduanya bertabrakan.
"Aww, Sorry!!" teriak Cheva. Ia memegangi kepalanya yang sepertinya membentur tubuh seseorang. Cheva mendongak.
Di hadapannya berdiri seorang laki-laki berjas lengkap berwarna navy dipadukan dengan dasi berwarna senada. Tingginya jauh melebihi tinggi Cheva dan sepertinya Cheva membentur dada laki-laki itu.
Laki-laki itu hanya menatap lurus kearah Cheva tanpa mengucap sepatah kata apapun. Sejenak Cheva sempat terpaku karena ketampanan dan aroma maskulin yang menyeruak dari laki-laki itu. Namun lama kelamaan, Cheva sedikit merasa jengah karena laki-laki itu hanya menatapnya dengan tatapan yang ... entahlah, Cheva hanya merasa tidak nyaman.
"S... sorry..." Cheva bergerak sedikit mundur. Dan gerakan Cheva itu menyadarkan laki-laki itu.
"No, problem. Excuse me, you waste my time, Nona..."
"Wh... what?!" laki-laki itu berlalu meninggalkan Cheva yang baru saja hendak menjawab. Namun ia urungkan. Cheva menghela nafas kesal. Ia kemudian buru-buru keluar dari Starbucks.
Kalau saja ia juga tidak sedang dalam urusan penting, Cheva tidak akan membiarkan laki-laki itu. Bagaimana mungkin? Laki-laki itu bahkan tidak meminta maaf sedikitpun. Apakah ini murni kesalahan dan kecerobohan Cheva sendiri? Hey! Dia juga ceroboh saat memasuki Starbucks. Apalagi tatapannya itu. Astaga, Cheva sangat membenci tatapan seperti itu. Tatapan penuh nafsu, tatapan mengintimidasi.
/0/18367/coverorgin.jpg?v=81b7cd3183e1ee64d23e65f50bb8d7ed&imageMogr2/format/webp)
/0/4383/coverorgin.jpg?v=f8992cfee7dd0fd8f7f126b008b47a08&imageMogr2/format/webp)
![MY CEO [Hate & Love]](https://cos-idres.cdreader.com/site-414(new)/0/18500/coverorgin.jpg?v=ad56ef0613cf8d935b6350e40e95edd1&imageMogr2/format/webp)
/0/2643/coverorgin.jpg?v=93ac2d75559d724f99a23b6dfda7789e&imageMogr2/format/webp)
/0/4087/coverorgin.jpg?v=b70aa021fa96d8da2f074b39da509320&imageMogr2/format/webp)
/0/12408/coverorgin.jpg?v=1a6b984de99a57304818f0aef0c33d10&imageMogr2/format/webp)
/0/5136/coverorgin.jpg?v=b78c0d9bf44a5dc9b81a00c6c23a3547&imageMogr2/format/webp)
/0/16863/coverorgin.jpg?v=d079a5ae4e67f357c1246678ff9c4f3c&imageMogr2/format/webp)
/0/9083/coverorgin.jpg?v=9ab98b3d578acba3f8fe7a889be6d6a0&imageMogr2/format/webp)
/0/4381/coverorgin.jpg?v=9f9d07d0049664a92a026872d10e44cc&imageMogr2/format/webp)
/0/6516/coverorgin.jpg?v=b7743a59d42f9ec4e09669625ca35fe9&imageMogr2/format/webp)
/0/11020/coverorgin.jpg?v=080fff4af68b2b59158d942512354e53&imageMogr2/format/webp)
/0/18134/coverorgin.jpg?v=e404494d1c135083c85708e4ff3d918e&imageMogr2/format/webp)
/0/6564/coverorgin.jpg?v=c72b177e278c9e6af24fd98df77dff73&imageMogr2/format/webp)
/0/3719/coverorgin.jpg?v=658e612e83569f1166a3808a0631c493&imageMogr2/format/webp)