Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Sang Pemuas
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Jarum jam dinding di Manor Baker telah menunjuk ke arah angka sembilan malam. Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki menuruni tangga, menuju ke lantai satu.
"Paman Jean! Kekuatanku telah meningkat pesat. Sekarang aku berada di bintang delapan!" seru seorang pria berpenampilan rapi, seraya menunjukkan senyum puas di wajahnya. Ketika, dia sampai di lantai bawah Manor Baker.
"Aku harus segera pergi ke Kota Talgo! Secepatnya," tambah pria itu.
"Kapan kau akan berangkat ke Kota Talgo?"
Orang yang dipanggil Paman Jean itu bertanya, kekhawatiran tergambar dari raut di wajah lelaki tua tersebut.
"Besok!" balas pria muda itu dengan bersungguh-sungguh.
"Apa? Kau yakin? Akan berangkat besok?" pekik Paman Jean yang tidak percaya dengan apa yang baru saja Aiden Baker sampaikan. Dia sangat mengetahui, betapa berbahaya Kota Talgo untuk pemuda berwajah tampan itu.
"Aku yakin, Paman!" seru Aiden Baker dengan sorot mata nanar, menatap Paman Jean. "Aku harus segera menyelesaikan urusan di Kota Talgo. Agar, aku bisa kembali ke Kota ini. Secepatnya, Paman!" Tambah Aiden dengan raut wajah yang terlihat sangat serius.
"Berjanjilah pada, Paman! Kau tidak akan bertindak ceroboh di sana. Mau bagaimanapun, kau harus mengingat! Akan ada waktunya, bagi kita untuk membalas dendam lama. Untuk keluargamu, Aiden."
Pria paruh baya itu berkata dengan raut wajah serius, menatap ke arah Aiden Baker tanpa berkedip sama sekali. Seolah, tengah memberikan sebuah peringatan keras. "Sebisa mungkin, kau harus menyembunyikan identitasmu! Untuk saat ini. Ketika, kau berada di kota Talgo. Jangan biarkan, sembarangan orang mengetahuinya. Paman yakin, mereka masih mencari keberadaanmu sampai sekarang!" tambah Lucas Jean, nada tegas terdengar jelas dari ucapannya.
"Aku akan mengingat pesanmu! Paman Jean," jawab Aiden dengan raut wajah yang tidak kalah serius.
"Kalau begitu, aku akan kembali ke kamarku." Tambah Aiden berbalik badan dan melangkah menjauh. Meninggalkan Lucas Jean, setelah melihat lelaki itu menganggukkan kepalanya pelan.
Sesampainya di dalam kamar Aiden, segera merebahkan badan di atas ranjang mewah miliknya. Bagaimanapun juga, besok akan menjadi hari pertama. Mengijakan kaki di Kota Talgo. Setelah satu dekade terakhir, dirinya terpaksa pergi meninggalkan kota kelahiran sendiri. Sungguh, hal yang miris.
"Aku akan kembali dengan versi yang berbeda dengan sebelumnya, tunggu kedatanganku!" seru Aiden seraya menutup kedua kelopak matanya. Menuju alam mimpi.