Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Rahasia Istri yang Terlantar
Gairah Liar Pembantu Lugu
Kembalinya Mantan Istriku yang Luar Biasa
Istri Sang CEO yang Melarikan Diri
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Sang Pemuas
Gladisya baru saja pulang ke rumahnya dengan wajah lelah karena bekerja seharian ini. Ia berjalan menuju pantry dan menuangkan air ke dalam gelas. Kemudian ia meneguknya hingga tandas.
“Kamu sudah pulang?” seruan itu membuat Gladisya kaget hingga ia terbatuk-batuk.
“Ya, aku pulang sore tadi. Kau terlihat lelah,” seru pria yang berdiri tak jauh dari Gladisya dengan memakai pakaian santai rumahan.
Pria itu adalah Stevan Fernando Gultom yang merupakan suami dari Gladisya Elmeyra Wiratama.
“Ya, pekerjaanku di kantor cukup banyak,” jawab Gladisya.
“Sudah makan?”
“Belum. Kamu sudah makan? Aku akan memasakkan sesuatu untukmu.”
“Kau terlihat sangat lelah. Sebaiknya kita pesan makanan saja,” seru Stevan.
“Baiklah, aku akan memesannya.” Gladisya memesan makanan untuk makan malam mereka. Gladisya pun berlalu pergi menuju kamarnya meninggalkan Stevan seorang diri.
---
Gladisya keluar kamarnya dan menghampiri Stevan yang sedang menata makanan di atas minibar.
“Sudah datang,” seru Gladisya yang terlihat lebih segar.
“Ya. Ayo duduklah,” seru Stevan yang kini sudah duduk di kursi. Gladisya mengikuti Stevan dan mengambil duduk di hadapan Stevan.
Mereka makan dengan tenang.
“Besok aku ada penerbangan lagi. Mungkin sekarang akan cukup lama. Aku sementara akan di Brazil,” seru Stevan menghentikan suapan Gladisya.
“Lagi?”
“Ya. Maaf yah, aku jarang bersamamu,” seru Stevan dengan wajah penuh penyesalan.
Stevan adalah seorang pilot di salah satu maskapai penerbangan internasional. Jadwalnya begitu padat dan dia sering pergi dan dinas di luar Negri untuk beberapa saat. Bahkan sempat tidak pulang dalam satu bulan lamanya.
“Kali ini berapa lama?” tanya Gladisya.
“Mungkin 2 bulan,” seru Stevan.
“2 bulan? Apa itu tidak terlalu lama?” tanya Gladisya.
“Mau bagaimana lagi,” seru Stevan.
Gladisya hanya bisa menghela nafasnya. Mau bagaimana lagi.
Gladisya dan Stevan sudah menikah selama 10 bulan, dan mereka kenal dari sejak kecil. Stevan dan Gladisya teman sejak kecil, mereka besar bersama dan saling menyukai saat dewasa hingga akhirnya memutuskan untuk menikah satu sama lain. Tetapi entah kenapa kehidupan rumah tangga mereka tak seindah yang di bayangkan. Stevan selalu pergi meninggalkannya dan bahkan jarang sekali ada di rumah. Gladisya saat ini bekerja sebagai Direktur utama di perusahaan milik Ibunya, Catherine.
“Tidak masalah, bukan?” seru Stevan memegang tangan istrinya.
“Mau bagaimana lagi. Aku hanya bisa menunggumu,” seru Gladisya. “Kapan kita akan memiliki keturunan kalau seperti ini.”
“Sabar sebentar lagi yah. Aku pasti akan di tempatkan di sini untuk seterusnya. Hanya saja untuk beberapa tahun pertama harus mau di tempatkan di beberapa tempat yang jauh.”
“Baiklah. Jangan lupa selalu menghubungiku,” seru Gladisya.
“Pasti.”
“Aku tidak bisa mengantarmu karena ada meeting besok pagi,” seru Gladisya.
“Tidak masalah. Malam ini kita habiskan waktu bersama,” seru Stevan membuat Gladisya tersenyum.
---
Gladisya merebahkan kepalanya di dada bidang Stevan. Keduanya tanpa busana dan baru saja menyelesaikan aktivitas malam mereka meluapkan rasa rindu mereka berdua.
“Setelah aku kembali nanti, mau kah kita pergi berlibur ke Villa,” seru Stevan.
“Aku akan mengosongkan jadwalku saat itu. Aku rindu saat-saat kita berlibur ke sana. Menunggangi kuda bersama, berenang, memancing dan memetic buah-buahan di ladang,” kekeh Gladisya menengadahkan kepalanya menatap wajah tampan suaminya.
“Ya, kita akan lakukan itu semua seraya merayakan anniversary pernikahan kita yang pertama,” seru Stevan tersenyum menawan.