5.0
Komentar
1K
Penayangan
10
Bab

Sandra adalah wanita muda usia 30 tahun yang hidup dengan rasa dendam akan masa kecilnya. Ibunya meninggalkan ia dan Ayahnya saat berumur 5 tahun untuk pergi ke kota karena tidak tahan harus hidup miskin di desa. Masa kecil Sandra dihabiskan di panti asuhan. Ia mendapatkan dua sahabat yang selalu ada untuknya yaitu Nina dan Raya. Namun suatu ketika Nina harus berbohong demi mendapatkan adopsi dari orangtua kaya raya yang harusnya menjadi orangtua angkat Sandra. Ketika tumbuh menjadi wanita dewasa yang cantik. Sandra melarikan diri dari desa ke kota dari rentenir yang meminjamkan uang untuk Ayahnya dan menjadikan Sandra sebagai jaminan. Sandra di bantu Raya sahabatnya memalsukan dokumen ijazah perguruan tinggi negeri sebagai bekal mencari kerja di ibukota. Pada pencarian sandra akan keberadaan ibunya. Ia bertemu CEO sebuah perusahaan televisi swasta yang telah mempunyai keluarga. Hardy jatuh cinta karena ketulusan hati Sandra dan menaruh simpati padanya. Lain halnya dengan Bayu, pria muda mapan yang berhasil membangun bisnisnya sendiri berasama dua temannya, Nina dan Roy. Bayu berpenampilan sederhana dan jatuh cinta pada kecantikan Sandra dan kesederhanaan Sandra apa adanya. Padahal Bayu adalah pewaris tunggal hotel bintang lima milik ayahnya yang tidak diketahui Sandra.

Bab 1 Pandangan Pertama

Plak!

Sebuah tamparan mendarat di pipi merona Sandra. Semua tatapan aneh saat ini terus memandanginya seakan penuh dengan pertanyaan aneh mengenai dirinya. Tatapan paling tajam dimiliki oleh lelaki tampan dengan setelan jas biru dongker sambil memegang gelas berisi anggur berwarna merah.

"Dasar wanita hina! Perusak rumah tangga orang." Sintia menyirami kepala Sandra dengan minuman alkohol kemudian menjambak rambut dan merobek pakaian perempuan yang dipermalukannya habis-habisan itu.

Sandra hanya diam mematung. Ia tidak kuasa menahan puncak amarah istri dari pria yang tengah memberikannya begitu banyak fasilitas mewah. Sedangkan semua orang ramai bersorak dan ikut mencibir Sandra.

Tidak pernah ia sangka bahwa pesta yang dibuat sesempurna mungkin oleh Hardy menjadi kuburan yang sedang ia gali sendiri.

***

"Pergi cepat!"

"Tapi, Yah ..."

"Jangan hiraukan Ayah. Ayah bisa urus semuanya. Kamu pergi jauh dari sini. Jangan sampai Roki menemukanmu. Kamu bisa berjanji akan hal itu, kan?

"Iya aku janji."

"Cepat pergi. Jangan hubungi Ayah untuk saat ini."

Sandra berlari ke arah pintu belakang rumahnya. Ia disambut oleh Raya, teman setia yang ia punya.

"Aku udah beli tiket kereta api menuju Jakarta. Ayo cepat naik. Nanti Roki bisa nangkep kamu."

Sandra segera menaiki sepeda motor milik Raya. Sepeda motor yang mereka tumpangi melaju dengan kencang menembus jalanan menuju stasiun kereta api. Hanya butuh waktu tiga puluh menit menuju stasiun. Sesampai di tujuan, Raya memeluk erat Sandra dan memberikan sebuah amplop berisi uang kepada sahabat karibnya itu.

"Gunakanlah ini selama kamu di Jakarta."

"Apa ini, Ya?"

"Udah jangan banyak tanya. Cepat naik kereta. Biar kamu aman." Raya memegangi kedua Pundak Sandra dengan tatapan meyakinkan.

"Aku nggak perlu uang kamu. Kamu lebih membutuhkan ini." Sandra menyodorkan kembali amplop berwarna coklat tua itu kepada Raya.

Raya menghela napas panjang. "Carilah Ibu kamu, dan kejarlah impian kamu sejak kecil di Ibukota."

Suara kereta memecah haru perpisahan kedua sahabat sejak kecil ini. Sandra bersiap untuk naik ke kereta api dengan membawa ransel hitam dan memegang amplop pemberian Raya.

Raya menjauh dari Sandra dan melambaikan tangan tanda perpisahan yang membuat keduanya menangis.

***

"Mana gadis itu?" tanya Riko rentenir bengis yang ditakuti Desa Bojongwaru.

"Sudah satu minggu Sandra tidak pulang ke rumah. Aku tidak tahu di mana ia sekarang."

"Jangan bohong!" bentak Riko

"Aku tidak pernah bohong apalagi dengan mu." Doddy mencoba meyakinkan Riko dengan mata tajamnya.

"Geledah rumah ini." Pinta Riko kepada Marko anak buahnya.

"Baik Bos!"

"Kalau sampai aku menemukan anakmu, Sandra. Aku akan segera menjualnya kepada orang kaya raya di sini untuk menebus hutangmu." Riko mengancam Doddy.

Doddy tertawa mendengar ancaman Riko.

"Kamu anggap aku bercanda. Aku bisa saja membunuhmu sekarang. Kamu piker Sandra tidak akan pulang melihat mayatmu. Jangan main-main kamu, Doddy. Waktu pelunasan hutangmu sudah habis. Bahkan nyawamu saja tidak bisa membayar lunas." Pukulan demi pukulan dilakukan oleh Riko kepada tubuh tua dan kurus itu.

"TIdak ada apa-apa di sini, Bos." Sahut Marko.

"Lihat saja. Cepat atau lambat aku atau Sandra sendiri yang datang." Riko pergi sambil membanting pintu yang sudah kusam dan sedikit berlumut.

Doddy berbaring di kursi yang berbau lembab di ruang tamu dengan keadaan lembam dan berlumur darah akibat pukulan Riko. Ayah yang sangat menyayangi Sandra itu meringis kesakitan dalam kesendirian seraya berkata dalam hati, "Sandra, hiduplah penuh harta berlimpah dan temukan Ibumu segera." Doddy pun menutup mata menandakan bahwa dirinya lelah atas semua yang telah terjadi.

***

"Gua yakin itu Sandra, cewek yang di foto yang lu kirim." Kata preman yang badannya penuh dengan tato sedang sibuk menelpon seseorang.

"Serius! Lu kejar perempuan itu. Pastiin alamat dia tinggal." Roki menutup telponnya dan bergegas pergi ke Jakarta bersama Marko.

***

Hiruk pikuk stasiun membuat Sandra merasa gerah. Ia pun mengikat rambut panjangnya dan membuat seseorang merasa kagum akan kecantikan perempuan bermata bulat ini.

"Woy!" Roy mengagetkan Bayu yang ada di sampingnya.

"Apa seh lo!" Bayu merasa terganggu.

"Lo liat apa sampai bengong gitu. Gua takut lo kesurupan ntar." Roy mencoba menggoda Bayu.

Saking terpesona nya Bayu akan kecantikan Sandra. Ia pun tanp sadar mengikuti jejak Langkah Sandra. Perlahan dari belakang sesekali berhenti agar tidak terlalu ketara. Namun, di tengah perjalanan mengikuti wanita yang telah merebut hatinya. Bayu dikejutkan dengan ulah preman yang memaksa Sandra untu ikut denganya.

Sandra melepas tangan preman yang sejak tadi memperlakukannya dengan kasar. Ketika genggaman nya lepas, Sandra berlari sekuat tenaga. Bayu juga ikut berlari untuk menolong cinta pandangan pertamanya itu.

Kali ini Sandra dikejutkan dengan tangan yang meraih tangannya dengan cepat dan berlabuh dipelukan lelaki dengan dada bidang.

"Sttt ... kamu aman." Keluh lelaki yang sedang menolongnya dan memeluk Sandra dengan erat.

Preman stasiun terus berlari mengejar Sandra yang dia tidak ketahui keberadaannya lagi.

"Terima kasih." Sandra berpamitan dan pergi untuk mencari tempat tinggal.

Ia memegang secarik kertas dengan alamat tempat tinggal yang diberikan oleh Raya. Selain uang untuk pegangan Sandra. Sahabatnya itu juga telah menyiapkan satu kamar tinggal yang bisa membantu Sandra beristirahat selama satu minggu.

Ternyata Bayu tetap mengikuti Sandra hingga tempat perempuan cantik ini menginap. Lelaki yang dandanan nya terlihat lusuh ini sengaja tinggal di seberang kamar tinggal Sandra hanya untuk melihatnya kembali keesokan harinya.

"Gua nggak habis piker kenapa lo harus sewa tempat ini buat kita tinggal?" tanya Roy yang terlihat kesal akan kelakuan Bayu yang tak biasa.

"Entahlah. Gua pingin aja. Lagian dekat juga dengan proyek pembangunan hotel kita." Jawab Bayu santai.

"Lo kan perfeksionis. Ya ... wajar kalau gue heran, bro." Sahut Roy meyakinkan.

"Udah gue capek pingin istirahat." Bayu merebahkan badannya di kasur kemudian bersiap tidur.

***

"Lo nungguin siapa?" tanya Roy yang penuh dengan kecurigaan.

"Nggak ada. Ayo kita ke proyek." Ajak Bayu kepada sahabat karibnya.

Pada persimpangan jalan, Bayu dan Sandra bertemu kembali. Sandra berpakaian tertutup dengan menggunakan topi untuk menutupi wajahnya dan membawa beberapa surat kabar untuknya mencari lowongan pekerjaan.

"Hai Nona. Apa tidurmu nyenyak?" tanya Bayu dengan berbasa-basi.

Sandra bergegas pergi meninggalkan Bayu dan Roy.

Roy tertawa terbahak melihat tingkah laku teman karibnya itu.

"Jadi itu yang buat lo tinggal di sini?"

Bayu terus berjalan tanpa menghiraukan Roy.

"Tunggu gue!"

***

Satu persatu surat kabar ia baca dan satu tangannya lagi mencoba membuka informasi lewat internet. Hari terus berlalu. Terhitung sudah tiga hari Sandra tinggal, sisa waktunya tidak banyak lagi. Ia harus menemukan pekerjaan. Setelah seharian Sandra berkutat dengan kesibukannya mencari lowongan pekerjaan, tiba-tiba ada satu pekerjaan yang menarik baginya. Tim Kreatif acara televisi. Tanpa pikir panjang Sandra melamar pekerjaan tersebut melalui sebuah email. Tak lama kemudian email balasan datang untuk mengundang Sandra pada interview besok di hari Rabu pagi. Wanita yang penuh cerita menyedihkan pada saat kecil ini, menyiapkan penampilan terbaik agar diterima kerja pada interview besok. Ia terus belajar mengenai bidang dan perusahaan yang akan ia masuki. Sandra mulai mencari setelan yang cocok baginya. Lalu ia teringat akan sepatu hitam miliknya yang telah usang. Sandra berharap sepatu usangnya bisa membantunya sedikit lagi hanya untuk besok.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Dilema Cinta Penuh Nikmat

Dilema Cinta Penuh Nikmat

Juliana
5.0

21+ Dia lupa siapa dirinya, dia lupa siapa pria ini dan bahkan statusnya sebagai calon istri pria lain, yang dia tahu ialah inilah momen yang paling dia tunggu dan idamkan selama ini, bisa berduaan dan bercinta dengan pria yang sangat dia kagumi dan sayangi. Matanya semakin tenggelam saat lidah nakal itu bermain di lembah basah dan bukit berhutam rimba hitam, yang bau khasnya selalu membuat pria mabuk dan lupa diri, seperti yang dirasakan oleh Aslan saat lidahnya bermain di parit kemerahan yang kontras sekali dengan kulit putihnya, dan rambut hitammnya yang menghiasi keseluruhan bukit indah vagina sang gadis. Tekanan ke kepalanya Aslan diiringi rintihan kencang memenuhi kamar, menandakan orgasme pertama dirinya tanpa dia bisa tahan, akibat nakalnya lidah sang predator yang dari tadi bukan hanya menjilat puncak dadanya, tapi juga perut mulusnya dan bahkan pangkal pahanya yang indah dan sangat rentan jika disentuh oleh lidah pria itu. Remasan dan sentuhan lembut tangan Endah ke urat kejantanan sang pria yang sudah kencang dan siap untuk beradu, diiringi ciuman dan kecupan bibir mereka yang turun dan naik saling menyapa, seakan tidak ingin terlepaskan dari bibir pasangannya. Paha yang putih mulus dan ada bulu-bulu halus indah menghiasi membuat siapapun pria yang melihat sulit untuk tidak memlingkan wajah memandang keindahan itu. Ciuman dan cumbuan ke sang pejantan seperti isyarat darinya untuk segera melanjutkan pertandingan ini. Kini kedua pahanya terbuka lebar, gairahnya yang sempat dihempaskan ke pulau kenikmatan oleh sapuan lidah Aslan, kini kembali berkobar, dan seakan meminta untuk segera dituntaskan dengan sebuah ritual indah yang dia pasrahkan hari ini untuk sang pujaan hatinya. Pejaman mata, rintihan kecil serta pekikan tanda kaget membuat Aslan sangat berhati hati dalam bermanuver diatas tubuh Endah yang sudah pasrah. Dia tahu menghadapi wanita tanpa pengalaman ini, haruslah sedikit lebih sabar. "sakit....???"

Gairah Liar Ayah Mertua

Gairah Liar Ayah Mertua

Gemoy
5.0

Aku melihat di selangkangan ayah mertuaku ada yang mulai bergerak dan mengeras. Ayahku sedang mengenakan sarung saat itu. Maka sangat mudah sekali untuk terlihat jelas. Sepertinya ayahku sedang ngaceng. Entah kenapa tiba-tiba aku jadi deg-degan. Aku juga bingung apa yang harus aku lakukan. Untuk menenangkan perasaanku, maka aku mengambil air yang ada di meja. Kulihat ayah tiba-tiba langsung menaruh piringnya. Dia sadar kalo aku tahu apa yang terjadi di selangkangannya. Secara mengejutkan, sesuatu yang tak pernah aku bayangkan terjadi. Ayah langsung bangkit dan memilih duduk di pinggiran kasur. Tangannya juga tiba-tiba meraih tanganku dan membawa ke selangkangannya. Aku benar-benar tidak percaya ayah senekat dan seberani ini. Dia memberi isyarat padaku untuk menggenggam sesuatu yang ada di selangkangannya. Mungkin karena kaget atau aku juga menyimpan hasrat seksual pada ayah, tidak ada penolakan dariku terhadap kelakuan ayahku itu. Aku hanya diam saja sambil menuruti kemauan ayah. Kini aku bisa merasakan bagaimana sesungguhnya ukuran tongkol ayah. Ternyata ukurannya memang seperti yang aku bayangkan. Jauh berbeda dengan milik suamiku. tongkol ayah benar-benar berukuran besar. Baru kali ini aku memegang tongkol sebesar itu. Mungkin ukurannya seperti orang-orang bule. Mungkin karena tak ada penolakan dariku, ayah semakin memberanikan diri. Ia menyingkap sarungnya dan menyuruhku masuk ke dalam sarung itu. Astaga. Ayah semakin berani saja. Kini aku menyentuh langsung tongkol yang sering ada di fantasiku itu. Ukurannya benar-benar membuatku makin bergairah. Aku hanya melihat ke arah ayah dengan pandangan bertanya-tanya: kenapa ayah melakukan ini padaku?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku