Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Gairah Liar Pembantu Lugu
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Sang Pemuas
Gairah Sang Majikan
Seorang wanita yang tengah sibuk menata beberapa menu makan malam, ia tersenyum puas saat melihat beberapa hasil masakanya yang tertata rapi di atas meja.
"Sempurna." Gumamnya dengan senyum mengembang.
"Aku yakin Mas Reno akan menyukainya, apalagi dengan kabar yang akan dia terima nanti." gumamnya sambil memegang hasil laporan dari sebuah rumah sakit.
Ya, malam ini ia akan memberikan sebuah kejutan untuk sang suami. Tepat ke tiga bulan pernikahannya, Aurel di nyatakan hamil.
Tentu saja hal ini membuat Aurel bahagia, dia ingin memberitahukan suaminya saat makan malam bersama nanti.
Bahkan untuk merayakan kehamilannya, ia sengaja membuat berbagai menu kesukaan sang suami untuk makan malam nanti.
Ia berharap dengan kabar kehamilannya, suaminya akan semakin mencintai dan menyayanginya.
Ia sangat berharap pernikahannya akan semakin bahagia dengan hadirnya seorang malaikat kecil di keluarga kecilnya ini.
Setelah yakin semuanya nampak sempurna, Aurel memutuskan untuk membersihkan diri lalu setelah itu ia akan menunggu sang suami pulang dari bekerja.
Rasanya sungguh tidak sabar melihat bagaimana reaksi sang suami kala mendengar kabar kehamilannya.
Beberapa menit sudah berlalu, kini Aurel sudah nampak cantik dengan dres bewarna putih. Rambutnya yang panjang dan lurus sengaja ia gerai, menambah kadar kecantikannya.
Aurel mengambil ponselnya ingin menghubungi sang suami. Ia ingin menanyakan pukul berapa suaminya akan pulang.
"Halo mas? kapan kamu pulang?" tanya Aurel sesaat panggilannya tersambung.
"Maaf Dek, malam ini Mas tidak bisa pulang! karena Mas harus pergi ke Bandung sekarang juga!" jawab Reno dengan nada menyesal.
"Kenapa mendadak sekali Mas?" ucap Aurel dengan nada Kecewa.
"Maafkan Mas, Dek, Restauran kita yang berada di cabang Bandung mengalami masalah. Mas harus kesana sekarang juga! Mas janji akan segera pulang!"
Aurel terdiam, rasa kecewa menyelimuti hatinya. Rencana untuk memberi kejutan kepada sang suami gagal total, karena suaminya harus pergi ke Bandung.
"Halo Dek, kenapa diam? kamu marah? maafkan aku sayang, setelah urusan selesai aku akan segera pulang!" janji Reno.
"Baiklah Mas, hati-hati di jalan!"
"Kamu marah Dek? sekali lagi Mas minta maaf, karena Mas pergi ke luar kota mendadak seperti ini." Sesalnya.
"Tidak Mas, aku tidak marah! Mas hati-hati di jalan, jika sudah sampai Mas kabari aku ya." Ucap Aurel menenangkan sang suami.
Dia tidak ingin Reno menjadi tidak fokus karena memikirkan dirinya yang sedang marah. Memang Aurel sedikit kecewa dan marah, tetapi mau bagaimana lagi? itu sudah menjadi tanggung jawab sang suami, sebagai pemilik sebuah restauran yang cukup terkenal di dalam bahkan di di luar kota ini.
"Baiklah kalau begitu Mas tutup telponya, kamu hati-hati di rumah, jika terjadi sesuatu maka hubungi Mas secepatnya!" ucap Reno mengakhiri panggilan telpon.
Aurel mendesah kecewa, rencana yang sudah ia susun sedemikian rupa harus gagal karena sang suami tidak bisa pulang.
Ini bukan pertama kalinya Reno tidak pulang kerumah, dalam satu bulan terakhir sudah terhitung lima kali ini suaminya tidak pulang.
Entah masalah apa yang sedang di alami restauran suaminya itu. Suaminya tidak pernah bercerita tentang masalah pekerjaan denganya.
Aurel pernah bertanya, kenapa Reno tidak pernah membahas masalah restauran denganya.