Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Sang Pemuas
Sosok wanita berhijab terlihat sedang menenteng tumpukan kotak makanan yang ada di tangan kanan dan kiri sedang berada di depan sebuah gedung menjulang tinggi. Perusahaan properti terbesar di Jakarta yang sangat terkenal, yaitu Brawijaya Grup dan sudah tidak diragukan lagi omset keuntungan pertahun yang meraup miliaran rupiah serta menjadi salah satu perusahaan besar paling berpengaruh di Jakarta..
Hal itu pun juga diketahui oleh sosok wanita yang saat ini tengah membawa kotak makanan di tangan kanan dan kirinya. Wanita berusia 28 tahun tersebut bernama Ayu Ning Tyas, merupakan janda dua anak yang membuka usaha catering dan perusahaan besar di hadapannya salah satu pememakai jasanya.
Usahanya yang sudah terbilang cukup berhasil dan bisa untuk menghidupi dirinya serta satu anaknya berusia 3 tahun. Sementara anak pertamanya berusia 7 tahun ikut bersama mantan suami di kampung. Ia memang dulu menikah muda karena setelah lulus SMA sudah dilamar oleh pria dewasa yang memiliki selisih usia sepuluh tahun.
Namun, rumah tangganya hancur karena kesalahannya di masa lalu. Sudut bibir Ayu melengkung ke atas saat melihat gedung menjulang tinggi di hadapannya. Ia hari ini memang sengaja datang sendiri ke perusahaan untuk mengantarkan catering karena pegawainya hari ini izin libur.
Meskipun hanya memiliki satu orang pegawai yang mengantarkan catering, itu pun merupakan berkah untuknya. Hari ini, petugas antar yang tak lain adalah tetangga sendiri sedang sakit dan tidak bisa bekerja, sehingga ia berinisiatif untuk mengantarkan sendiri.
"Alhamdulillah, ada satu lagi pelanggan untuk usaha cateringku. Semoga berkah dan bermanfaat," ucap Ayu yang kini menyeberang jalan setelah dirasa jalanan tidak terlalu ramai.
Namun, nahas saat ia belum sampai ke tepi jalan, mobil sedan berwarna hitam yang melaju sangat kencang dari arah kiri menghantam tubuhnya hingga terpental ke atas. Tubuh Ayu seketika terjatuh dengan kotak makanan sudah lepas dari tangan dan berhamburan di sekitarnya.
'Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku jika ini adalah akhir dari hidupku,' lirih Ayu yang merasakan rasa sakit menghujam seluruh tulang-tulang dan tubuhnya begitu memejamkan kedua mata dan jatuh terhempas di aspal dengan cairan merah mengalir di kepala dan menghiasi jalan raya yang masih ramai kendaraan berlalu lalang.
Seketika suasana jalan raya yang sangat padat, kini terlihat semakin macet karena beberapa kendaraan tidak bisa melintas karena tubuh sosok wanita berhijab yang baru mengalami kecelakaan tersebut masih terbaring tidak berdaya di tengah jalan.
Mobil berwarna hitam yang tadi menabrak wanita dengan membawa kotak makanan, tidak berhenti karena sudah melaju dengan sangat kencang tanpa mempedulikan korban yang mungkin telah meregang nyawa.
Sosok pria yang berada di balik kemudi tersebut seolah sama sekali tidak trenyuh melihat tubuh korban yang baru saja ditabraknya karena saat ini pikirannya benar-benar sedang dilanda frustasi berkepanjangan.
"Berengsek! Kenapa ada wanita bodoh yang tiba-tiba menyeberang jalan tanpa melihat ke kanan dan ke kiri. Dasar wanita bodoh! Bukan salahku jika dia mati. Takdirnya memang hanya sampai di sini saja. Semua orang akan mati, entah itu besok atau sekarang," umpat sosok pria yang masih mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi.
Pria yang tak lain adalah Kenzo Brawijaya berusia 35 tahun. Merupakan pewaris utama dari perusahaan Brawijaya Grup yang baru saja pulang dari apartemen salah satu teman wanitanya dan menjadi kejar-kejaran dari anak buah papanya yang menyuruhnya untuk segera pulang karena ada meeting penting pukul sepuluh nanti.
Awalnya ia yang merasa sangat malas untuk mengikuti meeting di kantor, menolak mentah-mentah dengan menyuruh pulang para pengawal yang mengganggunya di apartemen wanitanya. Namun, sang papa menelpon akan memblokir akses rekening agar ia tidak mempunyai uang.
Pada akhirnya, ia terpaksa menuruti perintah dari sang papa dan dengan sangat emosional meninggalkan apartemen dan mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi karena ingin segera sampai di Mansion.