Prolog
Di dalam sebuah kamar yang telah dihias ala pengantin baru, dengan temaram sinar lilin sebagai penerang, dan kelopak bunga mawar yang bertebaran memenuhi permukaan ranjang, meruapkan aroma manis yang menggoda, tampak seorang perempuan tengah duduk di tepiannya.
Saat mendengar pintu terbuka, perempuan itu mendongak, menyambut lelaki yang kini telah sah sebagai suaminya.
Bahkan meski ini bukan pengalamannya yang pertama, tetap saja perempuan itu merasa gugup bukan kepalang. Tangannya terasa dingin—yang tak ada hubungannya dengan seberapa minim gaun tidur yang dia kenakan—dan irama jantungnya bertalu-talu. Jari-jarinya saling meremas mengepal tatkala langkah lelaki itu kian mendekat.
Perempuan itu kemudian memilih menunduk, jengah dengan tatapan lekat yang lelaki itu tujukan padanya, pada sekujur tubuhnya.
Bahkan hingga kini dia masih serasa tak menyangka bahwa akhirnya dia menikah dengan cinta pertamanya.
Bukan, bukan berarti dia tidak mencintai mendiang suaminya, tapi laki-laki yang ada di depannya kini adalah kisah lain, kisah lain yang dia kira telah pupus saat mereka masih remaja. Namun ternyata takdir menjalin kisah mereka untuk kembali berlanjut, untuk mengarungi titik baru, sebagai sepasang suami istri.
Perempuan itu menahan napas sewaktu sang lelaki menjulurkan tangan untuk mengelus pipinya. Elusan yang kemudian turun ke leher, ke tulang selangka, dan ke tali bajunya yang setipis lidi, untuk kemudian menanggalkannya.
Detik sebelum perempuan itu terbaring di ranjang, dia membatin, betapa beruntung dirinya. Bahwa badai yang selama ini harus dia hadapi seorang diri, sebagai janda, telah berlalu. Kini telah ada sosok lain untuknya bertumpu.
Perempuan itu hanya tidak tahu, bahwa suami barunya tak sebaik itu. Ada rencana culas yang diam-diam lelaki itu simpan.
**
Part 1
“Lo yakin nggak liat dia? Iya, koper sama semua barang-barangnya nggak ada yang tersisa. Semuanya diangkutin sama dia. Mangkanya gue ngira dia pasti kabur ke kampung.”
“Gue udah pantau rumahnya dari beberapa hari ini, Ka. Tapi nggak ada tanda-tanda dia ada di sini. Orang tuanya juga gue liat biasa aja. Nggak yang mukanya seneng kayak kalo anaknya abis pulang kampung.”
“Lo yakin mereka bukan pura-pura?”
Terdengar tawa di seberang telepon. “Lo kayak nggak tahu aja, orang-orang di sini tuh polos. Kami cuma orang kampung yang kalau disuruh akting macam artis sinetron nggak bakal tahu. Ya … kecuali si Acung. Nggak ngerti deh dia berguru akting di mana. Tapi percaya deh, kalau dia emang ada di sini, pasti keliatan. Dia pasti kabur ke tempat lain, Ka.”
Arka pun mematikan telepon. Rasanya sedikit tergelitik dengan kata “polos” yang disebutkan Danu barusan. Setelah bertahun-tahun tinggal di kota metropolitan, bahkan kini telah terbiasa menggunakan lo-gue, Arka tidak menyangka bahwa dia masih bisa jadi seseorang yang polos. Seseorang yang mudah dibodohi.
Bagaimana bisa seorang Arka yang terkenal pintar dan teliti bisa jatuh dalam jebakan khas kelas teri.
/0/10030/coverorgin.jpg?v=7d626d4bacf243fa4bda6ef6525fd8a2&imageMogr2/format/webp)
/0/2522/coverorgin.jpg?v=c57f067db9703ace32e4ff367652c29f&imageMogr2/format/webp)
/0/16926/coverorgin.jpg?v=475a56703eb046d6273718d3aeb6fd1f&imageMogr2/format/webp)
/0/19910/coverorgin.jpg?v=0b94ad33c6c25cace4d10e28932213a4&imageMogr2/format/webp)
/0/13412/coverorgin.jpg?v=90793e6ae660efccbae06b0a3b59ddb4&imageMogr2/format/webp)
/0/21571/coverorgin.jpg?v=cba1e5ef1cfc84bae149fdb0540b3382&imageMogr2/format/webp)
/0/4847/coverorgin.jpg?v=dd3116c0aa640dfd499afed5dd0fb31a&imageMogr2/format/webp)
/0/13744/coverorgin.jpg?v=9b98406bedb7a8807ec09c446dfbd917&imageMogr2/format/webp)
/0/13960/coverorgin.jpg?v=993c2468b64bb5debbf8651bdb4dc393&imageMogr2/format/webp)
/0/27564/coverorgin.jpg?v=3752b09432dc83c7a1b46451d40c4bbd&imageMogr2/format/webp)
/0/16151/coverorgin.jpg?v=a220e864e5dbf64d96768e682ffbbf09&imageMogr2/format/webp)
/0/3117/coverorgin.jpg?v=1bab22c76b32ae4e44d865c4488693e0&imageMogr2/format/webp)
/0/4247/coverorgin.jpg?v=084a3a9b57319d8195e2577f605c01bc&imageMogr2/format/webp)
/0/12434/coverorgin.jpg?v=546c716be25815d3257667681f9301ab&imageMogr2/format/webp)
/0/15565/coverorgin.jpg?v=3cde752980ea4bd5c953ca89bc4cce98&imageMogr2/format/webp)
/0/24408/coverorgin.jpg?v=d05ad4bc350342e28cb389d6cd17e89d&imageMogr2/format/webp)
/0/26631/coverorgin.jpg?v=c549dea41c684d47cdbdd32e59ffe740&imageMogr2/format/webp)
/0/16377/coverorgin.jpg?v=238b16ee91e65703d56b689b7e8063b6&imageMogr2/format/webp)