/0/14858/coverorgin.jpg?v=a6668d914bf0e0e8b652a837463e32ce&imageMogr2/format/webp)
"aaaah! Ahakk! Maaass, aaah!" Aku mengerang panjang saat senjata kelelakian mas Evan yang berukuran amat besar itu menerobos rongga rahimku yang masih dilapisi selaput tipis keperawanan.
"Saakiit Maas, aaah, aaaakhh!"
Rasanya begitu perih dan panas. Rahimku seketika terasa penuh sesak saat senjata Mas Evans Yusna Nugraha yang malam ini baru saja sah menjadi suamiku, menggumuliku dimalam pengantin kami.
Mas Evans sejenak menghentikan gerakan bokongnya, mata tajam dengan alis tebal itu menatap mataku lekat lekat. Sungguh dia adalah lelaki tertampan yang pernah aku kenal selama ini. Hidungnya mancung, dagunya sedikit belah dengan rahang tegas dihiasi sedikit brewok dan jambang tipis.
Rasanya aku adalah wanita paling beruntung yang berhasil memiliki lelaki tampan dengan tubuh atletisnya ini.
Mas Evans memagut bibirku lembut, lalu mengulumnya dengan hangat dan panjang. Seketika tubuhku merasakan getaran kenikmatan yang menjalari seluruh aliran darahku.
Mas Evans kembali menggoyang bokongnya pelan, senjata kelelakian miliknya yang besar dan sedikit bengkok itu menari nari dalam rongga rahimku. Rasa perih dan nyeri yang sejak tadi berdenyut disana hilang sudah! Berganti dengan rasa nikmat yang tiada Tara dan sulit dilukiskan dengan kata kata.
"Aaah, eeehmm, aaah, aaah mass, aaah" aku tak sanggup lagi untuk tidak mendesah. Gelenyar kenikmatan itu sudah sampai didalam otakku.
Mas Evans mempercepat genjotannya. Dahi dan tubuhnya sudah dialiri peluh yang menetes netes hingga mengenai wajahku. Otot otot tubuhnya yang indah terpahat, berkilat ditimpa cahaya lampu yang sengaja dibuat temaram dimalam pertama kami. Hal itu membuat gairahku seketika mencuat, lelaki ini berhasil melambungkan birahiku dengan permainannya yang begitu memabukkan.
Mas Evans menggagahiku dengan berbagai gaya hingga tak terasa hampir satu jam kami bercinta. Tenagaku sudah hampir habis akibat digempur senjatanya yang mematikan itu, membuatku hampir saja terkulai pingsan saking enaknya.
Hingga dimenit ke lima puluh lima, tubuh mas Evan menegang. Dia mempercepat gerakan penetrasinya dalam lorong gua darbaku.
"Aaaakh! Aaah!" Mas Evans mengerang tertahan dengan tubuh menegang. Sesuatu rupanya memancar dari dalam batang senjatanya lalu muncrat memenuhi lorong ovariumku yang sejak tadi sudah bechek tak ada ojek.
Lelaki itu terkulai lemas disisiku. Keringatnya membasahi tubuh dan juga sprei putih bertabur kelopak bunga mawar diranjang pengantin kami. Nafas kami berdua tersengal sengal.
Aku merebahkan kepalaku didadanya yang bidang sambil terus menatap wajahnya yang tampan dan gagah.
Tangan kekarnya bergerak mengelus rambutku yang hitam bergelombang sebahu.
"Terima kasih mas.." Bisikku sambil memeluk erat lengannya. Dia tersenyum memamerkan deretan giginya yang putih dan rapih. Tak berapa lama lelaki itu terlelap.
***
Aku dan mas Evans menikah karena dijodohkan. Kami menikah dengan proses ta'aruf.
Entah bagaimana ceritanya, Pak Mansyur, Ayah dari mas Evans mengungkapkan keinginannya kepada Bapak, untuk mempersunting ku, buat puteranya yang selama ini tinggal dan bekerja di ibu kota.
Setelah Bapak bertemu dengan calon menantunya, beliau langsung setuju. Bapak dan pak Mansyur pun mengatur pertemuan perihal perjodohanku dengan lelaki dari kota itu.
Untuk pertama kalinya, saat aku dan mas Evans saling bertatap muka, hatiku seketika berdesir indah. Mas Evan yang tampan dan gagah itu berhasil mencuri hatiku sejak pandangan pertama.
Aku langsung menyetujui, saat Pak Mansyur mengutarakan keinginannya melamar ku untuk puteranya.
Namaku adalah Rizkia Nuril Wahida atau biasa dipanggil dengan Nurul. Pekerjaanku sehari hari adalah sebagai tenaga honorer disalah satu se-kolah menengah swasta didesaku.
Wajah cantik, berhijab dan juga sebagai tenaga pendidik- meskipun honorer, membuatku dikenal oleh banyak orang terutama ibu ibu yang menye-kolahkan putra putri mereka diSeko-lah tempatku mengajar.
Mereka memanggilku dengan sebutan 'Bu Nurul' meski usiaku masih terbilang muda, yakni 21 tahun.
Sedangkan suamiku, Evans Yusna Nugraha telah lama bekerja dan tinggal di ibukota Jakarta setelah lulus kuliah. Umurnya 31 tahun kini, perbedaan usia yang cukup jauh inilah yang membuatku menaruh harapan besar kepada mas Evans.
/0/17467/coverorgin.jpg?v=7cb6f34ccb077b0d52f20c49ba0577e9&imageMogr2/format/webp)
/0/16527/coverorgin.jpg?v=2e54cd0c6edd768dfd375d41be6de1f3&imageMogr2/format/webp)
/0/16023/coverorgin.jpg?v=69d2f9132c92926ac8c1d036a562fb9b&imageMogr2/format/webp)
/0/15143/coverorgin.jpg?v=6567172c27abf2003cd8b26ffcf31850&imageMogr2/format/webp)
/0/3102/coverorgin.jpg?v=76cdab6514c48d7709f718a12f0b5bcc&imageMogr2/format/webp)
/0/12072/coverorgin.jpg?v=4eab18104d90369d4fb0372bd91d7015&imageMogr2/format/webp)
/0/10895/coverorgin.jpg?v=9588d3ac92398b67bb6b81d2e09b97df&imageMogr2/format/webp)
/0/15614/coverorgin.jpg?v=c418b1aaaf998551827b3d1ad249b85a&imageMogr2/format/webp)
/0/20168/coverorgin.jpg?v=20250423204922&imageMogr2/format/webp)
/0/19016/coverorgin.jpg?v=fa0a7ea0d31a1a092582abff71ac8703&imageMogr2/format/webp)
/0/6480/coverorgin.jpg?v=7b42e334b6b42ad5c0d3092eaacb4684&imageMogr2/format/webp)
/0/21167/coverorgin.jpg?v=0eaf36107d3953be702842be2e46ecb6&imageMogr2/format/webp)
/0/16995/coverorgin.jpg?v=58c39fc3a5e3fe5313df237efab70edf&imageMogr2/format/webp)
/0/8464/coverorgin.jpg?v=bb2fa6976040b74967606847f472435d&imageMogr2/format/webp)
/0/16662/coverorgin.jpg?v=903a5e277743f6c3708dc73e293d1938&imageMogr2/format/webp)
/0/18593/coverorgin.jpg?v=6e047c6fb701d65303e74f9099744b7b&imageMogr2/format/webp)
/0/8523/coverorgin.jpg?v=db62730b9b480114cf51a5d41c6d41c7&imageMogr2/format/webp)