Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
''Aku dimana?'' seorang gadis berusia 23 tahun baru saja tersadar dari tidur panjangnya. Dengan disertai luka di beberapa bagian wajahnya.
Sebuah ruangan yang seperti kamar tidur. Tetapi sangatlah mewah. Tidak mungkin rumah sakit bukan? atau hotel berbintang? Kim Hana meringis kesakitan dan bangkit dari tempat tidurnya.
Di dahinya terdapat perban yang membungkus luka, dan ada luka goresan di pipi kanannya. Dengan terhuyung Hana mencoba berjalan kearah pintu. Namun, ketika sampai di pintu dan ia coba membukanya, ternyata pintu tersebut dikunci dari luar.
Hana menghela nafasnya sejenak. Dengan lemas ia mencoba menggedor-gedor pintu, tapi nampaknya tidak ada seorang pun yang mendengarnya atau memang tidak mau mendengarnya.
Hana menekan kepalanya yang terasa begitu sakit, ia mengingat-ingat apa yang terjadi sebelumnya.
.
Beberapa jam sebelumnya.
Disebuah gelapnya malam, seorang gadis tengah berlari membelah kesunyian, ia berlari dengan raut wajah ketakutannya. Ya dia adalah Hana.
Kepalanya terus menoleh kebelakang memastikan bahwa tidak ada orang yang membuatnya berlari ketakutan seperti itu.
Kim Hana, gadis berusia 23 tahun. Yang hidupnya seakan tidak bermakna, tidak berguna dan merasa tidak diharapkan ada di dunia. Keluarganya sangatlah kekurangan, bahkan ibunya yang sudah tua pun masih bekerja, dan ayahnya? justru sang ayah hanya asik dengan dunia malamnya.
Setiap hari Hana mengurus pekerjaan rumah. Ibunya yang bekerja sangat jarang sekali berada dirumah. Karena itu sang ayah pun kerap mencoba melecehkan Hana, untuk memenuhi hasrat lelakinya.
Sempat Hana berteriak tapi sebuah pukulan keras yang didapatkannya dari sang Ayah. Hingga menimbulkan rasa trauma yang sangat dalam, dan bahkan membuat Hana sangat ingin mengakhiri hidupnya.
Beberapa kali Hana mencoba bunuh di-ri, tapi selalu gagal, sang Ayah yang terus menggagalkan upaya pengakhiran hidupnya.
''Jangan membuat rumah gubuk ini angker karena perbuatan mu!'' kalimat itu yang sering Hana dapatkan.
Bukan melarang karena sayang, tapi melarang karena tidak mau ikut terseret dalam kasus pengakhiran hidupnya.
Dan malam itu, waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam. Hana yang tengah tertidur merasa ada yang sedang menggriliya tubuhnya. Dengan perlahan, ia membuka matanya dan benar saja. Sudah ada tubuh seorang pria gempal yang berada di atas tubuhnya. Tangannya yang brengsek meremat buah dadanya.
Spontan Hana terjingkat dan menendang pria gempal itu, sehingga membuat pria itu terpental dan terjatuh.
''Akkkhhhhh!'' jerit Hana begitu kencang.
Ia segera menghidupkan lampu kamarnya dan ternyata seorang pria itu tak lain adalah Ayahnya sendiri.
''Ayah?'' suara Hana terdengar gemetar. Matanya turun melihat kearah pakaiannya yang dua kancingnya sudah terbuka. Ya ternyata yang dia rasakan didalam tidurnya benar, bahwa ayahnya kembali mencoba melecehkannya. Tapi kali ini sudah sangat keterlaluan.
Dengan cepat ia mengancingkan bajunya lagi, dan menarik selimut untuk membungkus tubuhnya.
Antonio menatap kesal pada anak gadisnya. Ia bangkit dan menghampiri Hana diranjang. Dan dengan sangat kasar, ia menjambak rambut panjang Hana sampai kepala Hana mendongak kebelakang.
''Anak sialan! kau mencoba melawan ku ya?!'' ucapnya penuh penekanan.