/0/23058/coverorgin.jpg?v=4c0ec1f46fbfddc72bcf6894813f78e9&imageMogr2/format/webp)
Raisa Aquila Nazara, perempuan berparas cantik dengan tubuh yang terlihat sangat menggoda. Bagaimana tidak, gadis itu memiliki body bak gitar Spanyol. Dengan ukuran buah dada yang terlihat sangat menantang dan juga pinggul yang begitu aduhai.
Berkali-kali ia menarik nafas kemudian membuangnya. Berada di dalam kamar dengan seorang pria tua, botak dan sepertinya adalah pria hidung belang membuat Raisa sedikit merasa ketakutan dan risih karena tatapan pria itu.
Kedua tangannya sudah meremas kertas yang tadi diberikan oleh ibu kekasihnya. Sebuah kertas bertuliskan alamat dan nomor kamar hotel tempat tempat pria yang disebut oleh ibu kekasihnya akan mampu menolong diri Raisa dari kesulitannya.
Ayahnya yang sedang sakit membutuhkan uang yang tak sedikit untuk biaya operasi. Meminta tolong pada teman-temannya sudah Raisa lakukan, tapi percuma saja. Mereka tak bisa membantu Raisa, karena uang yang Raisa butuhkan bukanlah uang dalam jumlah kecil.
Dengan sangat terpaksa Raisa pun akhirnya meminta pertolongan pada Helena ibu dari Harry –kekasihnya.
Harry yang sedang berada di luar negeri untuk kuliahnya tak mungkin Raisa ganggu dengan hal seperti ini. Apalagi saat ini Harry sedang menjalani ujian. Oleh sebab itu Raisa menurunkan gengsi dan membuang jauh harga dirinya untuk meminta tolong pada Helena sang calon ibu mertua.
Tanpa sedikit pun merasa curiga pada Helena, Raisa yang kalut tak tahu harus ke mana lagi mencari pertolongan, langsung menuruti perintah dari wanita itu.
Raisa tak tahu kalau saat ini Helena sedang sengaja menjebaknya. Helena sengaja menyuruh Raisa datang ke hotel menemui pria hidung belang yang hendak membeli tubuh Raisa.
Helena akan membuat Raisa kehilangan harga dirinya sehingga Raisa akan merasa bahwa ia tak pantas lagi bersanding dengan putra kesayangannya.
Sejak perusahaan keluarga Raisa bangkrut, Helena merasa bahwa Raisa itu bukanlah pasangan yang sepadan dengan putranya. Ia ingin hubungan mereka putus dan jebakan inilah yang akan Helena pakai sebagai senjata untuk menghancurkan hubungan tersebut.
“Duduklah! Kenapa kamu masih berdiri saja?” ucap pria botak yang sudah kembali dengan segelas air di tangannya.
“I-iya!” balas Raisa dengan perasaan hati yang sudah tak tenang diselimuti rasa takut.
“Silakan diminum dulu. Kamu pasti haus kan?”
Karena pikirannya sedang kalut juga penuh dengan rasa takut, di tambah rasa haus juga tiba-tiba menghampiri tenggorokkannya. Tanpa berpikir kalau minuman itu adalah minuman yang sudah dicampuri obat perangsang, Raisa pun langsung meneguknya sampai habis.
“Saya sudah tahu tentang kesulitan yang sedang kamu alami. Saya bersedia memberikan uang berapa pun buat kamu, tapi apakah balasan yang akan saya dapatkan?!”
Pria botak itu beralih tempat duduk ke samping Raisa. Membuat Raisa yang sedikit merasa curiga semakin yakin bahwa pria botak ini adalah pria kurang ajar.
“Sa-saya ti-tidak mengerti apa maksud Anda. Sa-saya datang ke sini karena di suruh oleh Tante Helena.”
“Ya... saya tahu! Bu Helena juga yang sudah memberi tahu saya kalau kamu butuh uang dan kamu bermaksud menjual diri kamu, iya kan?”
Raisa sangat terkejut. Ia tak percaya kalau Helena berkata demikian. Tapi kalau melihat dari kejanggalan hari ini, saat Helena menyuruhnya datang ke hotel malam-malam begini dan menemui pria botak ini, tentunya tak ada yang tidak mungkin.
Tanpa menghiraukan ia akan kehilangan uang untuk biaya operasi ayahnya, Raisa yang masih ada dalam kesadaran penuh karena obat perangsang yang telah diberikan oleh pria botak itu belum bereakasi –mencoba untuk kabur.
Tanpa mencoba untuk lebih lanjut bicara, Raisa langsung bangkit dari duduknya. Namun pria botak itu menahannya. Ia meraih tangan Raisa dengan sangat kuat, tapi untunglah Raisa memang selalu sedia Stun Gun di dalam tasnya.
Dengan sangat cepat ia merogoh tasnya untuk mengambil senjata kejut listrik tersebut dan ia pun langsung menempelkannya pada si pria botak. Kemudian Raisa langsung kabur dari sana.
Dua orang penjaga di depan pintu kamar tersebut sempat curiga pada Raisa. Namun, Raisa mencoba untuk bersikap tenang sehingga mereka mengira tak ada hal apa pun yang terjadi.
Ting....
Seiring dengan bunyi pintu lift itu terbuka, Raisa merasakan dunianya telah kembali. Ia menoleh ke belakang untuk memastikan jika kedua anak buah pria kurang ajar tadi tidak mengejarnya.
Namun, Kaki Raisa sempat mundur ketika pintu lift itu telah benar-benar terbuka. Ia merasa sangat tak nyaman harus masuk karena di dalam lift itu ada dua orang pria dan wanita yang dengan tidak tahu malu sedang saling bercumbu, seolah lift itu adalah milik mereka berdua mereka terus saja bermesraan.
“Hallo Nona.... apa kamu tidak mau masuk?!” tegur si wanita yang kesal karena Raisa hanya berdiri sambil memegangi pintu liftnya. “Kalau kamu tak mau masuk, lepaskan tangan kamu dan biarkan pintunya tertutup!”
Terlihat oleh Raisa tubuh pria membelakanginya yang sedang menenggelamkan kepalanya di ceruk wanita itu. Raisa tak bisa dengan jelas melihat wajah si pria tapi entah kenapa hati Raisa berdebar hanya dengan melihat punggungnya saja.
/0/19038/coverorgin.jpg?v=bc8737a1657af9debfad6717df8020f0&imageMogr2/format/webp)
/0/13964/coverorgin.jpg?v=2468526d64243c997a0b3c93fded9bd5&imageMogr2/format/webp)
/0/12837/coverorgin.jpg?v=20250122183619&imageMogr2/format/webp)
/0/17417/coverorgin.jpg?v=e881884a6bb9067a07ed89da094bfa22&imageMogr2/format/webp)
/0/7259/coverorgin.jpg?v=43b34832028bef817477500c65accbf5&imageMogr2/format/webp)
/0/12863/coverorgin.jpg?v=01781a4c11a73d5c2378bb441d2543b1&imageMogr2/format/webp)
/0/20158/coverorgin.jpg?v=e31fedc9b2e92637058c64cfe6927527&imageMogr2/format/webp)
/0/17738/coverorgin.jpg?v=94abbd137374562cd68cb4d231d746e6&imageMogr2/format/webp)
/0/20199/coverorgin.jpg?v=e0c0b20a45916a73035c20ed8e50f00b&imageMogr2/format/webp)
/0/14378/coverorgin.jpg?v=20250123115924&imageMogr2/format/webp)
/0/21133/coverorgin.jpg?v=2b3e2c16ec5b819069c407f4a87beb9d&imageMogr2/format/webp)
/0/17031/coverorgin.jpg?v=18ee657678e2e7004ead498855e82b31&imageMogr2/format/webp)
/0/4235/coverorgin.jpg?v=aba17895921b0c8886ade3a0cb862eb0&imageMogr2/format/webp)
/0/24718/coverorgin.jpg?v=eb09d16e15371d44e22ed895a50075a6&imageMogr2/format/webp)
/0/16704/coverorgin.jpg?v=d5c2877c62f02be8cddc10bb73713c32&imageMogr2/format/webp)