Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Cinta yang Tersulut Kembali
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Sang Pemuas
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kembalinya Marsha yang Tercinta
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
"Kesan pertama bagiku, harus sempurna! Apalagi kesan pertama melihat seorang wanita itu benar-benar harus sempurna!"
Itulah kesan pertama yang ada di kamus Marcelo Zaidan, bos muda yang sukses dengan segala pencapaiannya di dunia bisnis. Sikap tegas, galak menjadi ciri khas lelaki berwajah tampan itu. Semua bawahannya sangat takut padanya, mereka bahkan tak pernah melihat Marcelo menampakkan wajah bersahabat nya di kantor. Yang mereka tahu bos mereka adalah orang yang kejam.
Namun, banyak wanita yang mau menjadi koleksinya. Puluhan wanita siap menemaninya setiap hari, mereka dengan suka rela menurunkan harga dirinya demi bisa mendapat belaian seorang Marcelo. Bahkan lelaki yang sudah mendapat cap playboy level sepuluh itu menganggap para wanita di hidupnya sebagai pakaian yang harus ia ganti setiap waktu.
Dua tahun yang lalu, Ayah Marcelo meminta agar putranya itu mengurus perusahaan properti miliknya. Hubungan mereka memang merenggang semenjak sang ibu tercinta meninggal tiga tahun yang lalu. Marcelo sangat membenci ayahnya karena menurut dia sang ayahlah penyebab ibunya meninggal.
Robin Zaidan, lelaki yang sempurna di mata orang lain tetapi tidak di mata anak dan istrinya. Ia memang memenuhi semua kebutuhan anak istrinya, akan tetapi ia tak pernah ada untuk mereka. Bahkan ia kerap terlihat berganti wanita setiap hari. Hal itu yang membuat ibu Marcelo sakit, ia ingin suaminya berhenti berkelana mencari wanita di luar sana. Namun, semua tak pernah terjadi sampai wanita itu menghembuskan nafas terakhir.
Atas dasar itulah, Marcelo membenci ayahnya. Setelah ibunya meninggal Marcelo sempat pergi dari rumah, akan tetapi ia berpikir lagi semua keputusannya Iki tak akan menyelesaikan masalah dan Taka akan bisa membalas dendamnya pada sang ayah. Marcelo pun pulang kembali ke rumah dengan segudang rencana yang tertata rapi di otaknya. Ia berjanji pada dirinya jika ia akan membuat ayahnya merasakan apa yang ibunya rasakan. Ia juga akan mengambil alih semua harta ayahnya, dan akan membuang lelaki itu di jalanan.
Seperti pepatah, buah tak jatuh jauh dari pohonnya, itulah Marcelo. Ia meniru jejak sang ayah yang gemar mengoleksi banyak wanita di hidupnya. Baginya hanya ada satu wanita yang wajib ia hargai, yaitu ibunya. Tak ada wanita sesempurna ibunya, itu yang membuat ia selalu menilai semua wanita sama di matanya. Mereka hanya ingin harta. Apalagi saat ia melihat istri baru ayahnya yang dinikahi setelah ibunya meninggal.
Tuan Robin sempat menegur putranya. Namun, ia hanya di menertawakan ayahnya. Sejak saat itu tuan Robin hanya diam. Ia yakin putranya bukanlah manusia sebejat dirinya.
°°°°
Pagi ini tuan Robin datang ke kantor sang putra, sudah satu bulan ini ia mengamati kinerja Marcelo. Kabar yang ia dengar putranya itu menjalin hubungan dengan sekretarisnya. Tanpa di sadari Marcelo, urusan pekerjaan jadi terbengkalai karena ia asyik bermain dengan sekertaris cantiknya itu. Laporan tagihan yang membengkak pun mulai mempengaruhi keuangan kantor.
Maka dari itu, pagi ini tuan Robin berencana untuk mengganti sekertaris Marcelo dengan sekertaris yang sudah tiga tahun bekerja padanya, Shalow Agista. Wanita yang kini memasuki usia dua puluh delapan tahun. Mungkin Soal penampilan memang ia tak memenuhi syarat. Bayangkan saja wanita dengan rambut yang di sanggul, dan kacamata tebal. Yang sudah jelas tak memasuki kriteria Marcelo. Namun, soal kinerja ia tak diragukan lagi. Sebagai sekertaris tuan Robin, ia sudah bekerja dengan sangat baik. Tuan Robin pun yakin jika wanita itu bisa di andalkan untuk mengawasi putranya.
Marcelo menghentikan aktifitasnya, saat ayahnya datang bersama wanita yang membuatnya beralih dari laptopnya sejenak.
"Ada apa, Pah?" tanya Marcelo yang kembali menatap laptopnya.
"Seperti yang sudah, Papah beritahu. Ini sekertaris barumu," ucap tuan Robin.
Namun, tak ada respon dari putranya. Lelaki itu tetap acuh. Ia sama sekali tak tertarik melihat sekertaris barunya.
"Marcelo, apa kau mendengarkan ku?"
"Apa! Ayah tak salah memilih sekertaris untukku?" ucap Marcelo Zaidan dengan nada mengejek pada Shalow.
"Tidak, Dia adalah sekertarisku sebelumnya, kinerjanya tak perlu di pertanyakan lagi," jawab Tuan Robin.
"Wanita simpanan mu cantik, kenapa rupa seketarismu begitu?" ejek Marcelo pada ayahnya.
Tuan Robin hanya menghela napas, yah inilah putranya sekarang yang selalu membantahnya. Namun, ia tetap akan memaksa agar putranya menerima Shalow sebagai sekretarisnya bagaimanapun caranya.
"Tetapi dalam bisnis, kita tak mengenal kecantikan," jawab tuan Robin santai.
"Kenapa, Kau tak pakai saja dia? Malah memberikannya padaku."
"Aku lihat kau berpotensi, dan dia adalah pasangan yang tepat untukmu, daripada sekertaris mu yang hanya menghabiskan uang kantor itu," jelas tuan Robin.