Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Rahasia Istri yang Terlantar
Gairah Liar Pembantu Lugu
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Istri Sang CEO yang Melarikan Diri
Kembalinya Mantan Istriku yang Luar Biasa
Sang Pemuas
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Happy reading, jangan lupa respon komen!
*****
Xavera melenggang terburu-buru menuju salah satu meja di sebuah kafe ternama. Ia telah membuat janji temu dengan seorang pengusaha muda nan tampan, Kellan Hilaire, kekasih hati Xavera selama dua bulan terakhir. Pria itu meminta Xavera untuk segera menemuinya karena ingin membahas hal penting. Wanita itu mengenakan kemeja berwarna putih berbahan satin dan rok span di atas lutut berwarna cokelat, kakinya dibalut dengan high heels berwarna senada dengan rok. Wajah cantiknya hanya dipoles dengan sentuhan bedak merek ternama yang sering diiklankan oleh supermodel dan selebriti dunia. Surainya dibiarkan terurai. Belasan pasang mata memberikan pandangan penuh minat terhadapanya, terutama makhluk Tuhan berbelai di bagian bawah. Bukan hal yang aneh, Xavera memang memiliki aura supermodel.
Sebelum sampai pada meja tujuannya, Wanita itu berhenti sejenak dan menarik napas panjang lalu mengembuskannya secara perlahan. Setelah kurang lebih satu minggu tidak bertemu, hari ini Xavera akan bertemu lagi dengan kekasihnya. Wanita itu mencoba mengatur ekspresinya sebaik mungkin, karena bertemu langsung dengan Kellan sering kali membuat urat lehernya muncul begitu saja karena tindakan di luar nalarnya.
"Hi, Kell. Maaf sudah bikin kamu nunggu lama yah," sapa Xavera dengan senyum tipis di wajah cantiknya.
Kellan menoleh dan deretan gigi putihnya terlihat jelas karena senyumnya begitu lebar pada Xavera.
"Hello, Baby balabala. Nggak kok, aku juga baru sampe. Lagian aku juga tadi meeting di sini, lanjut ngobrol masalah lapangan golf yang baru mau aku buat buat di rumah baru nanti sama persiapan berangkat ke Paris buat nemuin orang tua kamu dengan pemilik perusahaan tiketing." Kellan menjelaskan begitu rinci aktivitasnya dan seketika membuat kepala Xavera berdenyut pening.
Paris kepala lo botak! Enak aja, emang gue ngizinin ketemu orang tua gue!
Xavera tersenyum menanggapi penjelasan Kellan. Pria itu dengan sigap memanggil pelayan dan menyuruh Xavera memesan makanan dan minuman favoritnya. Xavera sendiri hanya memesan Juice Mangga. Minuman yang harganya cuma 0,00001% dari total kekayaan Kellan.
"Juice mangga aja? Gak mau makan, Baby? Kamu diet yah? Ya udah, nanti aku pesenin makanan buat orang diet dari katering khusus yang biasa mamiku pesen aja yah," kata Kellan antusias.
Xavera mengibaskan telapak tangannya ke depan wajah.
"No! Nggak perlu. Aku gak diet kok. Cuma tadi udah makan di kantor. Makan nasi padang jadi kekenyangan sekarang," tolak Xavera cepat.
"What! Nasi padang? Kamu 'kan udah aku bilangi, jangan makan-makanan begituan lagi. Bisa jadi ladang penyakit. Lebih baik kamu banyak-banyak makan salad, Baby," ucap Kellan dan seketika Xavera memijat dahinya yang tiba-tiba pusing.
Lu kira gue kambing apa, makan daun-daunan mulu tiap hari. Ogah!
"Okay, lebih baik kita ganti topik pembicaraan. Jadi, kenapa kamu minta aku buru-buru datang ke sini?" tanya Xavera penasaran.
Kellan menyodorkan MacBooknya pada Xavera membuat wanita itu mengerutkan dahinya penuh kebingungan. Apa Kellan sedang ingin mengajaknya berdiskusi mengenai pekerjaan?
"Kenapa sama mobil ini?" Xavera merasa aneh karena tiba-tiba Kellan menunjukkan beberapa tipe mobil sport mewah padanya.
"Kamu pilih mau warna apa? Nanti tinggal aku telepon pemilik showroomnya buat pesen langsung," kata Kellan menatap Xavera dengan senyuman lebar penuh keangkuhan.
Kerutan di dahi Xavera semakin dalam setelah mendengar ucapan Kellan padanya. "Pilih? Aku? Kenapa harus aku yang milih? Kan mobil punya kamu?" Xavera merasa tidak paham maksud perkataan Kellan.
"Aku mau beliin mobil baru buat kamu. Satu buat aku, satu buat kamu. Kita pesen dua," ucap Kellan begitu santai seolah sedang membicarakan sesuatu yang tidak berharga sama sekali.
Berbanding terbalik dengan keadaan jantung Xavera yang tiba-tiba berhenti berdetak seperkian detik ketika mendengar kata-kata itu terucap. Gambar mobil yang di tangannya saat ini harganya hampir 3 miliar rupiah dan pria di hadapannya itu mau membelikan untuknya.
What the fvxk! 3 Miliar buat beliin mobil gue aja? Saiko ini orang!
Xavera mengembalikan MacBook itu kepada sang pemilik. Wanita itu menggeleng dengan tatapan horor melihat Kellan.
"Thank you so much! Gak perlu repot-repot beliin mobil. Aku sudah punya mobil sendiri. Mobilku yang sekarang masih bagus banget, baru beberapa bulan kreditnya. Jadi, gak perlu beliin aku mobil baru," tolak Xavera dengan penjelasan apa adanya.
Kellan mengambil telapak tangan Xavera yang terasa begitu dingin. Pria itu menatap Xavera lekat dan penuh harap.