Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Gairah Nakal Remaja

Gairah Nakal Remaja

Citra Cinta

5.0
Komentar
17.9K
Penayangan
14
Bab

Usia terkadang tidak menjadi patokan buat seseorang bisa berbuat lebih dewasa. Banyak faktor yang memperngaruhinya, termasuk salah pergaulan. Khusus pembaca yang pernah mengalami gejolak hasrat cinta dan birahi masa remajanya, tentu kisahku ini akan sedikit memberikan kesan dan nostalgia terindah masa-masa remajanya. Sengaja disajikan utuh memotret masa beberapa tahun yang lalu, agar siapapun yang pernah merasakan bangku SMA dan dunia perkuliahan, bisa lebih menghayatinya. Namun demikian pada beberpa bab kisah ini hanya cocok buat dewasa karena mengandung adegan dewasa, mohon bijak dalam memilih bab-bab tertentu

Bab 1 GNR 1

Dendam Kebencian (1)

"Lepasin gue!" Regina menepiskan tangan Donny yang memegang lengannya.

"Gin, dengerin penjelasanku dulu." Lelaki tampan bertubuh atltis bernama Donny itu mencoba menahan hentakkan tangan sang gadis cantik kelas dua SMA yang terus meronta berusaha melepaskan pegangan lengannya dari cengkeraman.

"Lu itu emang cowok bangsat, Donny. Gue gak perlu perjelasan lagi dari lu! Semua udah jelas. Gua udah berkorban banyak sama lu, tapi apa yang lu perbuat di belakang gue?" Darah Regina kian mendidih.

"Tapi Gin, semua yang kamu lihat itu gak seperti yang kamu pikirin. Dia bukan tante girang, tapi sodaraku dari Surabaya. Makanya dia ngajak aku ke konser itu karena gak ada yang ngan......"

"Stop!" potong Regina ketus. "Lu pikir gue buta apa? Gue udah bisa menilai sendiri apa yang gue liat, Donny. Lagian gua kan denger langsung pengakuan dari tante girang itu kalau dia emang gebetan lu. Lagian mana bisa sama tante sendiri mesra kaya suami istri gitu, Donny!" Regina kian terpancing amarahnya.

"I...iya, itu kan hanya candaan tanteku aja, Gin."

"Candaan apa maksud lu, Donny?" Regina makin menyalak.

"Ya, dia emang iseng pengen godain perasaanmu doang, dia becanda. Makanya aku mau ngajak kamu ke rumah, biar bisa ketemu dan ngomong langsung sama Tante Irma!" Donny terus berusaha membujuk dan meyakinkan Regina.

"Bulshit! Dasar cowok pendusta!" Regina membalas ketus seraya melepaskan cengkraman tangan Donny dari tangannya.

"Tapi Gin..." Pegangan tangan Donny sempat terlepas, namun Donny kemudian kembali memegang kedua lengan Regina.

"Lepasin gue, Donny!" teriak Regina makin kencang.

"Please Gin, tolong dengerin aku dulu!" pinta Donny memelas.

"Mending lu pergi Donny, gue udah muak denger omongan lu, lagian gua juga males liat wajah lu yang playboy cap kuda terbang menjijikan itu!" sergah Regina kian ketus.

"Lepasin!" Regina kembali menghentakan tangannya.

"Denger dulu, Gin..." Di tengah rontaan Regina, Donny masih berusaha sekuat tenaga memegang lengan gadis cantik itu guna mencegahnya pergi.

"Lepasin gue!" Regina terus meronta dan meronta.

Aksi saling tarik menarik pun semakin hebat terjadi antara keduanya. karena pertengkaran tersebut terjadi di depan sekolah, maka aksi tersebut pun tak pelak mendapatkan perhatian dari beberapa murid yang kebetulan masih menunggu jemputan.

Beberapa saat kemudian, dari dalam gedung sekolah tampak tiga orang gadis yang juga berseragam putih abu-abu berlarian menghampiri kedua remaja yang sedang bertengkar tersebut.

"Eh, lepasin temen gue!" Salah satu gadis berdandanan sporty langsung menarik tangan Donny dari lengan Regina. Gadis tomboy itu adalah Bella, salah seorang sahabat dekat Regina yang paling pemberani.

"Lu semua jangan ikut campur ya?" bentak Donny kesal dan sangar.

Gadis tomboy itu kemudian mendorong tubuh Donny, "Kita ini temennya Regina, harusnya elu yang pergi dari sini, Woi!" bentak Bella tak kalah sangarnya.

"Gua cuma mau ngomong aja sama Regina, bukan sama lu semua!" tantang Donny.

"Eh lu budek ya? Dari kemarin Regina itu udah bilang gak mau lagi ngomong sama lu, jadi mending sekarang lu minggat dan temui tante girang lu itu!" Jeslyn yang kalem ikut nimbrung.

Sementara Bella dan Donny meneruskan beradu mulutnya, dua gadis lainnya tampak memegangi kedua pundak Regina seakan mencoba melindungi gadis tersebut. Kedua gadis itu adalah Jeslyn dan Ivanka, sahabat baik Regina juga.

"Gin, please dengerin gua dulu!" Donny berjalan maju dan mencoba menerobos halangan Bella, Jeslyn dan Ivanka.

"Mau kemana lu?" Bella langsung menghalangi Donny dengan kedua tangannya agar mantan pacar Regina itu tidak bisa mendekati sahabatnya.

"Minggir lu!" maki Donny ketus.

"Eh lu mau ribut-ribut di sini sama gue? Lu kira gue takut sama lu, pengecut!" bentak Bella sambil menyingkilkan sebelah lengan bajunya. Dia memang sangat senang jika ada yang mengajak berdduel.

Mendengar suara gaduh akibat pertengkaran tersebut, beberapa orang laki-laki dewasa yang kebetulan berada di sekitar tempat itu pun mulai mendekat. Melihat kondisi demikian Donny pun memilih meninggalkan tempat tersebut karena akan sangat berdampak kurang baik jika sampai masuk berita online dirinya bertarung dengan cewek di depan umum.

"Ok gua pergi sekarang, tapi gua pasti balik lagi." Donny pun melangkah menuju mobilnya yang terparkir tak jauh dari tempat tersebut.

"Ada apa, Non?" tanya seorang laki-laki yang juga adalah seorang penjual es yang biasa mangkal di depan sekolah.

"Gal ada apa-apa kok, Pak, cuma orang iseng gak tahu malu aja," jawab Bella singkat.

"Non semua gak apa-apa kan?" tanya yang lainnya.

"Gak apa-apa kok, Pak, aman. Liat aja kan ada Bella sang wonder women, hehehe." Jeslyn menanggapi.

Mendengar penjelasan Jeslyn dan Bella beberapa orang laki-laki yang kini tampak berkerumun di tempat itu pun satu per satu mulai membubarkan diri.

"Lu nggak apa-apa Gin?" tanya Bella khawatir yang langsung dijawab Regina dengan menggelengkan kepala.

"Brengsek banget sih tu cowok, udah ketangkep basah selingkuh masih juga cari-cari alesan!" Jeslyn yang tahu betul peritiwa malam itu, ikut ngedumel.

"Udah ah Jes, gue males mikirin si Donny lagi." Regina memungkas gerutuan teman-temannya.

"Mending lu pulang sama kita aja, Gin, kalau lu pulang sendiri takutnya si Donny ngejar lu lagi," ucap Jeslyn, gadis berparas kalem dan berambut panjang yang masih memegang pundak Regina.

"Iya deh, kayaknya lu bener deh, Jes."

"Ya udah yu kita ke mobil gue," ajak Ivanka.

"Ok deh."

Keempat gadis cantik itu pun melangkah menuju jalan depan sekolah tempat mobil Ivanka terparkir. Dan tak lama kemudian mobil itu pun melaju meninggalkan tempat tersebut.

Di antara mereka berempat, Ivanka paling kaya, Bella paling tomboy, Regina paling cantik dan Jeslyn paling tua usianya karena dia pun sudah kelas tiga, namun justru paling kalem dan polos. Donny dan Regina beda sekolah dan juga beda angkatan. Regina kelas dua senangkatan dengan Bella dan Ivanka. Sementara Donny sudah kelas tiga seangkatan dengan Jeslyn.

Regina Tugus Merdekawati atau teman-temannya biasa memanggilnya Gina. Sedangkan Donny adalah kekasihnya, atau lebih tepatnya mantan kekasih karena baru dua hari yang lalu Regina memutuskan hubungan mereka secara sepihak.

Hubungan Regina dengan Donny belum lama berjalan, sekitar dua bulan dan semuanya harus kandas ketika dua hari yang lalu dengan mata kepalanya sendiri Regina melihat Donny menggandeng seorang wanita setengah baya di sebuah pergelaran musik. Jelas itu bukan saudara Donny karena Regina cukup kenal beberapa anggota keluarga Donny, lagian sikap mereka pun terlihat begitu mesra dan tak biasa.

Regina yang kala itu ditemani Jeslyn, hatinya langsung terbakar. Saking murkanya, tanpa banyak bertanya lagi Regina langsung mendamprat Donny dan wanita bernama Irma itu dengan penuh emosi. Pertengkaran hebat tidak bisa terhindari lagi. Akhirnya Tante Irma mengaku jika Donny simpanannya, bahkan katanya mereka telah menjalin hubungan jauh sebelum Donny mengenal Regina.

Regina langsung memutuskan hubungannya saat itu juga, namun rupanya Donny tidak ingin kehilangan Regina. Dia terus berusaha mengejar Regina dan berjanji akan memperbaiki dirinya. Semua usaha Donny hanya sia-sia belaka. Regina sudah tidak bisa memaafkan lagi perbuatan Donny yang berselingkuh dengan wanita yang lebih layak menjadi ibunya.

'Sialan memang lu Donny! Tunggu aja pembalasan gue!' geram Regina dalam hati.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Citra Cinta

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku