/0/23599/coverorgin.jpg?v=ed918f85207337f1a3fe2e5fd61a4091&imageMogr2/format/webp)
"Aku ingin bercerai," ucap Brandon Kanaya.
Setelah menikah selama tiga tahun, pria itu tetap tidak banyak bicara seperti biasanya. Suaranya tidak membawa kehangatan, hanya sikap acuh tak acuh yang dingin.
Emilia Muzaki berdiri di belakang Brandon dan memandangi sosok jangkungnya. Bayangan wajah acuh tak acuh pria itu di jendela setinggi langit-langit membuat Emilia merinding.
Tangan yang sebelumnya rileks di kedua sisi tubuhnya, kini mengepal dan sedikit gemetar.
Momen yang paling ditakuti Emilia telah tiba.
Saat Brandon berbalik menghadap Emilia, raut wajahnya menjadi semakin jelas. Meski mereka sudah menghabiskan beberapa tahun bersama, wajah Brandon yang terpahat sempurna masih membuat Emilia kagum.
"Apakah kita harus bercerai?" Emilia hampir tidak mampu mengucapkan pertanyaan tersebut. Dia berjuang untuk menyampaikan maksudnya, suaranya terdengar putus asa, tetapi masih berharap suaminya berubah pikiran.
Brandon menyipitkan mata saat memandangnya. Wajah Emilia terlihat cantik tanpa riasan, meski matanya merah karena emosi.
Wanita ini bukanlah wanita paling cantik, tetapi kulitnya yang putih bersih dan kepolosan di matanya membuatnya terlihat menawan.
Dia menatap Brandon dengan matanya yang jernih dan merah. Di bawah mata kanan Emilia terdapat sebuah tahi lalat kecil yang menambah kecantikan dan rambut berwarna hitam membingkai wajahnya dengan lembut.
Namun, Brandon menganggapnya sebagai wanita pendiam yang tidak menarik. Wanita ini telah memenuhi peran sebagai seorang istri tanpa kesalahan, tetapi Brandon tidak pernah jatuh cinta padanya.
Tiga tahun yang lalu, sebuah kecelakaan mobil menyebabkan Brandon mengalami cedera tulang belakang yang serius, sehingga menimbulkan keraguan akan kemampuannya untuk berjalan kembali. Dokter memberikan prognosis yang buruk. Dia harus menerima kenyataan bahwa dia mungkin akan menjadi lumpuh seumur hidup. Selama masa penuh tantangan itu, keadaan memaksanya untuk berpisah dengan wanita yang dicintainya. Atas desakan ibunya, dia menikahi seorang pengasuh yang dapat merawatnya tanpa batas waktu. Emilia menjadi pilihan mereka karena berasal dari keluarga biasa dan sifatnya yang pendiam.
"Kamu telah merawatku selama tiga tahun. Sebagai kompensasi, aku bersedia memberikan uang sebesar dua puluh miliar kepadamu." Nada bicara Brandon terdengar datar dan tanpa emosi, sama sekali tidak menunjukkan rasa sayang pada Emilia. "Jika kamu menginginkan hal lain ...."
"Kenapa?" Emilia memotong perkataannya untuk pertama kalinya. Matanya yang berkaca-kaca tampak dipenuhi tekad dan rasa enggan. "Kenapa kamu tiba-tiba meminta cerai?"
Pertanyaan tersebut menggantung di udara. Besok, mereka akan merayakan hari ulang tahun pernikahan ketiga. Awalnya, Emilia membayangkan akan merayakan hari ulang tahun pernikahan selama sisa hidup mereka.
"Kamu tahu aku mencintai wanita lain." Suara Brandon menarik Emilia dari lamunan, sikap pria itu sangat dingin dan acuh tak acuh, tidak memberikan secercah harapan pun. "Natasha telah kembali. Aku berencana untuk menikahinya."
Informasi itu menghantam Emilia seperti sambaran petir dan membuat tubuhnya gemetar.
Pernikahan yang dia jaga sepenuh hati selama tiga tahun, hancur begitu saja dengan penyebutan nama Natasha Parulian.
"Tuan ...," panggil kepala pelayan dengan tergesa-gesa. "Nona Natasha memuntahkan makanannya dan batuk darah!"
Sikap Brandon langsung berubah, dia dengan cepat berjalan melewati Emilia dan pergi ke kamar tamu. Dia memberi perintah dengan mendesak, "Siapkan mobil. Kita akan pergi ke rumah sakit."
Tidak lama kemudian, dia muncul sambil menggendong seorang wanita rapuh dengan lembut. Tubuh Natasha terbungkus selimut yang disulam sendiri oleh Emilia.
/0/19206/coverorgin.jpg?v=73b6aa1e2c1c449e7b4a460ba003c584&imageMogr2/format/webp)
/0/2662/coverorgin.jpg?v=01b14c6d7af7cd05447318af8fafabd8&imageMogr2/format/webp)
/0/5388/coverorgin.jpg?v=a77d99299cb7146c435c59a269fee375&imageMogr2/format/webp)
/0/20364/coverorgin.jpg?v=60cce906eb063103581e7133cb34449c&imageMogr2/format/webp)
/0/18149/coverorgin.jpg?v=ce5e371452e62983befb8ab77b2a6654&imageMogr2/format/webp)
/0/3097/coverorgin.jpg?v=7ef0508c8c95b2cdf07975a973103fcf&imageMogr2/format/webp)
/0/5311/coverorgin.jpg?v=59b60b7841882e7d86a3a9bf8a621b1c&imageMogr2/format/webp)
/0/3568/coverorgin.jpg?v=631767d719f9e1e55318aa6f1c7476f8&imageMogr2/format/webp)
/0/3711/coverorgin.jpg?v=f675be16bfab495054e4086bc887f970&imageMogr2/format/webp)
/0/9012/coverorgin.jpg?v=f260db6223f210b09f9a147b67e089a0&imageMogr2/format/webp)
/0/2203/coverorgin.jpg?v=0cb8bb80e668133227e7dc2de2ca1b3c&imageMogr2/format/webp)
/0/2310/coverorgin.jpg?v=20250120170004&imageMogr2/format/webp)
/0/4869/coverorgin.jpg?v=c3ddaf4296f3febe8cc698bd2e63120f&imageMogr2/format/webp)
/0/16925/coverorgin.jpg?v=bcbcd6a509b2cae5e28e275b71d7ec56&imageMogr2/format/webp)
/0/4912/coverorgin.jpg?v=05ccf9d573ffe6d811e2ff4cccb9a9f6&imageMogr2/format/webp)
/0/5817/coverorgin.jpg?v=5ef438976c051573a4e21b55f5f410c1&imageMogr2/format/webp)
/0/22505/coverorgin.jpg?v=b5152182d0c7db7c5dfe65523344203f&imageMogr2/format/webp)
/0/13284/coverorgin.jpg?v=0164974f04d5466869e60973664689bb&imageMogr2/format/webp)
/0/3967/coverorgin.jpg?v=148224de1a25a818dd6fdb1c1ddc635a&imageMogr2/format/webp)
/0/15087/coverorgin.jpg?v=47d7fdfcf429004b5c89c77424a493d5&imageMogr2/format/webp)