Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Sang Pemuas
BAB 1
"Terjebak"
#pov nana
Benar-benar seperti merasakan di saat pertama bertemu dan jatuh cinta sama Evan dulu, waktu jaman muda pacaran sama dia. Semuanya kini kembali apa yang aku inginkan bisa tercapai juga terutama kenyamanan yang aku dapat dari Evan benar-benar membuatku bahagia di balik rasa hambar menjalani hubungan dengan Mas Rafa.
Setelah beberapa jam pertemuan akhirnya aku pamit pulang. Kami hanya mengobrol saja sambil makan cemilan yang Evan bawakan.
"Van, sudah agak sore ini, aku pulang dulu ya. Mas Rafa sudah chat nyuruh aku pulang," ucapku yang sudah merasakan waktu yang terasa sangat cepat.
"Yaaaaah, gak kerasa waktu sesingkat ini, padahal baru saja kita ketemu," jawab Evan kecewa.
"Kita kan masih bisa ketemu lagi sayang lain waktu," rayu ku meyakinkan Evan.
Aku pun langsung pulang ke rumah orangtuaku menjemput anak-anak untuk pulang ke rumah Mas Rafa. Di perjalanan aku benar-benar merasakan sangat bahagia, kadang senyum-senyum sendiri mengingat sekarang aku memiliki dua laki-laki dalam hidupku.
Sesampainya di rumah, aku lihat Mas Rafa sedang berbaring tidur. Aku pun dengan perasaan bahagia menghampirinya dan menci*m Mas Rafa seakan-akan aku juga merasakan jatuh cinta lagi terhadapnya. Entahlah, mungkin karena perasaan bahagia juga jadi terbawa suasana.
"Eh sayang, kamu sudah pulang," ucap Mas Rafa.
"Udah, Pah, kan janji mau pulang sore.
Aku sudah bawa lauk buat makan, tadi ibu titip katanya buat kamu. Makan dulu yuk," ajakku ke Mas Rafa.
Setelah selesai makan, tiba-tiba triiiiing!!! Bunyi notifikasi di handphoneku.
"Sayaaaang, lagi apa?" isi chat Evan.
Kagetnya aku di saat sedang dengan Mas Rafa, tiba-tiba Evan chat aku. Sedikit deg-degan jantungku, rasa takut kalau Mas Rafa yang buka chatnya.
"Evan sayang, masih basah tadi ngomong kalau ada suamiku di rumah jangan chat duluan, nanti aku kode kalau suamiku sudah tidak di rumah" jelasku.
"Tapi aku kangen sayang, aku tidak bisa tahan. Inginnya selalu bisa terus sama kamu" ucap Evan.
"Iya, nanti kita kan bisa ketemu lagi kalau Mas Rafa libur ya, sabar dulu aja, kamu tahu kan resikonya mencintai istri orang gimana." Tegasku.
Evan mungkin sedikit kecewa juga, tapi mau bagaimana lagi kita melakukan hubungan terlarang juga, jadi tidak mungkin aku selalu ada waktu untuknya. Apalagi di saat Mas Rafa ada di rumah aku hanya bisa chat sembunyi-sembunyi meskipun kangen juga.
Tapi di satu sisi aku benar-benar mencintai Evan kalau harus disuruh memilih aku ingin Evan yang jadi suamiku, semakin aku mencintainya semakin hilang juga rasaku terhadap Mas Rafa. Evan yang lahir dari keluarga berada juga mungkin bisa menjamin kebahagiaan hidup aku juga, sedangkan Mas Rafa hanya sederhana setiap aku ada keinginan juga selalu minta waktu baru bisa terkabul.
Pertemuan kedua pun tak terasa, di saat Mas Rafa libur kerja, aku pun langsung membawa anak-anak main ke rumah orangtuaku untuk alasan agar aku bisa ketemuan dengan Evan.
Tiba aku di rumah Ridwan tempat pertama ketemuan dengannya. Sebelum berangkat, aku makeup habis-habisan biar terlihat cantik di depan Evan.
"Astaga, cantiknya pacarku ini," ucap Evan memuji.
Aku yang tersipu malu sambil menghampiri Evan dan kali ini berani memeluk dia, karena saking kangennya serasa sudah setahun tidak bertemu.