Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Gairah Liar Pembantu Lugu
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Istri Sang CEO yang Melarikan Diri
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Sang Pemuas
Gairah Sang Majikan
Kisah ini mengisahkan tentang pemuda tampan bernama Yudi Juliansyah, Yudi adalah kelahiran Kota Kembang Bandung. Ayahnya adalah seorang dokter ternama di kota kembang, sedangkan Ibunya awalnya adalah seorang model cantik berkebangsaan Prancis. Yang tinggal di Indonesia karena menikah dengan pemuda asal Bandung.
Hari ini Yudi sudah kelas tiga SMP, dia pulang sekolah membantu Mamanya memasak dan membuat kue.
"Yudi putraku sayang, tolong bantu Mama dulu nak!" pinta Mama Yudi dengan tersenyum.
"Iya Mama, aku bantu apa?" tanya Yudi dengan penuh keramahan.
"Nak kamu bantu Mama memasak dan membuat kue," jawab Mama Yudi dengan tersenyum.
"Iya Mama, aku bantu Memangnya Grandma dan Grandpa jadi datang dari Prancis?" tanya Yudi dengan sangat antusia sekali.
"Jadi sayang, mereka jadi datang. Yudi kamu kalau ada mereka berbahasa Prancis saja. Karena Grandma dan Grandpa kamu kurang pasih berbahasa Indonesia,"ucap Mama Yudi dengan tersenyum.
"Baik Mama, saya akan berbahasa Prancis. Tetapi kenapa Grandma dan Grandpa tidak belajar bahasa Indonesia? Sedangkan aku saja harus belajar bahasa Prancis dan Jerman," tanyaku dengan sangat kritis.
"Mereka sudah terlalu tua nak, tetapi sekalipun mereka tak bisa bahasa Indonesia. Mereka hanya paham sedikit kata," jawab Mama dengan tersenyum.
"Ok Mama," ucap Yudi dengan tersenyum.
Ketika Yudi, ke tempat kerja Papanya dia yang melihat Tentara sangat gagah sekali, niatnya yang menjadi Tentara akhirnya tumbuh dan semakin tumbuh ketika dia sudah masuk Sma.
Yudi akhirnya harus bertengkar oleh Ayah dan ibunya. karena dia di paksa untuk masuk ke universitas kedokteran setelah lolos ke universitas kedokteran.
"Kamu pokoknya harus masuk ke universitas kedokteran seperti papa, Papa nggak mau tau anak aku. Kamu harus menjadi dokter. Jadi akmu lebih memilih menjadi Tentara. Kamu segeralah angkat kaki dari rumah ini," ucap Papa dengaj penuh murka dan amarah.
"Kamu itu adalah calon dokter hebat nak, Mama nggak mau jika kamu menjadi Tentara. Mama sangat takut kamu mati dan tertembak. Apalagi kamu m,au jadi Air Force yang ada kamu mati dan tewas ketika terjun payung," ungkap Mama dengan menitikan air mata.
"Mama dan Papa, aku sangat ingin sekali menjadi Angkatan Udara. Tolong hargai dan dukung kemauan anak kamu, jika memang nyawa aku harus tewas dengan cara seperti itu. Aku sungguh bangga karena gugur menjadi pahlawan bangsa. Yang mengharumkan bangsanya, aku sungguh ingin dan tekad aku sangat kuat.
Tetapi mau nggak mau, Yudi harus mengabulkan permintaan orang tuanya untuk ikut tes di Malang. Mengikuti ujian masuk kedokteran di Malang, jika lolos dia akan kuliah di Jakarta. Tetapi Yudi menjawabnya dengan jawaban asal-asalan.
Sehingga membuat Papa dan Mamanya sangat marah dan murka kepadanya.
"Kamu ini kan pintar nak, masa jawab pertanyaan yang sangat mudah kamu nggak mampu, kamu ini sengaja kan menjawab asal-asalan Kamu sungguh nggak berguna," maki Papa dengan memelototi Yudi.
"Padahal Mama sudah membanggakan kamu sama kawan-kawan Mama. Tetapi kamu sungguh mengecewakan Mama nak," ucap Mama dengan ekpresi penuh kesedihan.
"Maafkan Yudi jika mengecewakan, Yudi sungguh meminta maaf dengan sepenuh hati. Mama dan Papa Yudi harap kalian mengerti aku," ucap Yudi dengan memohon kepada orang tuanya.
"Papa kasih kamu kesempatan sekali lagi nak, kamu pergi ke Kabupaten segera kamu daftarkan sekolah di universitas kedokteran. Jika kamu ingin mendapatkan maaf dari aku," ucap Papa dengan memolototi Yudi.
"Maaf Papa, aku nggak bisa. Aku maunya menjadi Tentara, aku mohon Papa paham dan menbgerti aku. Aku mohon Papa," ucap Yudi dengan memohon.