Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Topeng Sang Idola

Topeng Sang Idola

hwangfel

5.0
Komentar
70
Penayangan
4
Bab

Reza seorang aktor terkenal dan dicintai fansnya di seluruh dunia. Semua orang memuji dirinya yang baik, rendah hati, dan seorang artis yang peduli dengan sesama, hingga kaum wanita mendambakan dia menjadi sosok suami. Sayangnya, itu semua palsu! Reza begitu arogan dan menikmati kehidupan malam, wanita, hingga obat terlarang. Untungnya, ayah Reza terkenal dan memiliki koneksinya begitu kuat, hingga keburukannya selama ini tertutup rapi dari media maupun fansnya. Akan tetapi, sang ayah tiba-tiba mengirimkan seorang remaja laki-laki jenius ke tempat Reza. Untuk mempertahankan citra sang ayah, Reza terpaksa menampung "adik" yang merupakan hasil hubungan terlarang antara sang ayah dan wanita penghibur. Bagaimana kelanjutannya? Apakah topeng Reza akan segera terbongkar?

Bab 1 Artis Terkenal Tanpa Cela

"Woah, itu dia!! Kak Reza!!"

"Tampan sekali!!"

"Kak Reza!! Lihat sini!"

Seorang lelaki memakai kacamata hitam, dengan pakaian yang begitu mempesona. Jaket kulit berwarna coklat, dan celana jeans yang menarik. Dia beberapa kali melambaikan tangannya ke segerombolan penggemar di sana.

Ia juga menyunggingkan senyum, dan beberapa kali mengucapkan terima kasih atas sambutan itu. Pengawal yang bertugas untuk menjaganya berusaha keras untuk terus menjaga agar para penggemar itu tidak berlebihan dan dapat menyakiti sang artis.

Reza Alviansyah Irmawan, adalah seorang aktor yang sedang mencapai popularitasnya. Lelaki 27 tahun itu memang sudah berkarir lama, namun dalam tiga tahun ini karirnya menanjak tajam.

Setelah membintangi sebuah drama series, yang setiap hari tayang di layar televisi. Tidak hanya para anak muda yang menyukai Reza, namun dari berbagai kalangan yang lainnya.

Keramahan dan juga kebaikan hatinya membuat siapapun menyukai dirinya. Tidak terkecuali dari beberapa lawan mainnya dalam film maupun drama. Setiap hari, Reza banyak sekali mendapatkan hadiah dari beberapa fansnya, hingga dirinya harus membuka gudang tersendiri guna menyimpan hadiah dari para penggemar.

"Kak Reza, aduh-,"

"Jangan mendekat! Tetap menjauh!" seorang pengawal menghadang gadis muda yang memaksa hendak mendekat. Hingga gadis itu terjatuh dengan bingkisan yang dia bawa.

Pengawal itu mengambil tempat di depan, agar Reza tetap terlindung dari penggemar yang nekat seperti itu. "Beri jalan! Menyingkirkanlah!" tegasnya. Namun tanpa diduga, Reza memegang bahu sang pengawal.

"Jangan terlalu keras," ujarnya seraya membuka kacamata dan tersenyum. Ia melangkah ke depan, kemudian berjongkok, dan mengulurkan tangannya pada gadis yang tersungkur tadi. "Kau tidak apa-apa? Apa ada yang terluka?" tanyanya seraya menyunggingkan senyum lagi.

Gadis itu terdiam sejenak, dan menatap Reza tanpa kedip. Tentu saja ia tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar. Reza, aktor yang sedang digilai itu mengulurkan tangan terhadap dirinya. "K-kak Reza?"

Reza kembali tersenyum, "Tidak apa-apa? Apakah hadiah ini untukku?" tanya lelaki itu sembari mengambil kotak kado yang terjatuh. Dan gadis tadi segera mengangguk gugup. I-iya, aku menjahitnya sendiri untuk Kak Reza," ujarnya.

"Baiklah, terima kasih banyak, ya. Aku akan menyimpannya, dan jaga diri jangan sampai terluka. Aku akan memakai hadiah darimu ini," ucap Reza membantu gadis itu untuk berdiri.

Kemudian dia segera melanjutkan jalan menuju ke lokasi syuting. Semua yang menyaksikan kejadian itu, benar-benar tercengang. Dan beberapa dari mereka tentu saja mengabadikan kejadian tadi dengan merekamnya.

"Kak Reza benar-benar baik, aku iri sekali."

"Iya! Aku berharap dia menjadi suamiku nanti!"

"Tidak, dia akan menjadi suamiku!"

Dan seperti biasa, para penggemar saling berebut untuk menjadi kepemilikan dari sang idola itu. Karena mereka baru saja menyaksikan sendiri, kebaikan hati dari lelaki itu.

***

"CUT!"

Sutradara berteriak, otomatis Reza segera selesai melakukan aktingnya hari ini. Ia segera membungkuk hormat pada lawan mainnya, dan mengucapkan terima kasih.

Hari ini dia memang sedang melakukan syuting dengan beberapa pemeran lain, yang dalam dramanya berperan sebagai atasannya. Dan syuting berjalan sangat lancar, Reza memainkan peran dengan sangat bagus. Kemampuannya begitu memuaskan, sehingga sutradara dan kru lainnya selalu memuji hasilnya.

"Kerja bagus hari ini, Reza!"

Reza tersenyum dan mengucapkan terima kasih pada sang sutradara. Ia segera mengambil minuman dari sang manager dan menghilangkan dahaga. Meskipun tidak melakukan adegan perkelahian, berakting menangis cukup menguras tenaganya.

"Wah, lihat Reza, kau masuk halaman utama berita hari ini, dan di peringkat atas pencarian hari ini."

Reza menengok, kemudian mengambil ponsel itu, membaca judul berita yang dimaksud. 'Reza, aktor terkenal melakukan kebaikan pada penggemarnya. Dia adalah definisi seorang malaikat di dunia nyata.'

Kira-kira seperti itulah isi dari artikel tersebut, Reza tersenyum dan mengembalikan ponsel itu. Tentu saja setiap hari selalu ada artikel yang memuji dirinya. Sudah sangat biasa.

"Keren! Aku harap aku juga bisa seperti Kak Reza nantinya," sahut seorang aktor lain, yang berperan sebagai adik dari Reza di dalam drama itu. Dia terhitung sebagai pemain baru dalam dunia artis.

"Aku hanya melakukan apa yang seharusnya aku lakukan," ucap Reza sembari duduk dan mencopot atributnya. "Mereka penggemar kita. Tanpa mereka, kita tidak akan bisa sukses juga."

Aktor baru yang bernama Daniel itu mulai tertarik. "Memangnya kau tidak risih saat diikuti oleh mereka? Bahkan mereka terkadang bertindak keterlaluan, seperti menghadang jalanmu juga."

"Aku selalu mengingatkan mereka untuk selalu menjaga jarak, dengan demikian aku bisa tetap berkomunikasi. Kebanyakan dari mereka sangat paham."

"Kau benar-benar panutan, Kak. Aku ingin suatu saat nanti bisa jadi sukses sepertimu. Dan melakukan semua yang katakan tadi," kata Daniel dengan mata berbinar-binar.

Reza tersenyum, dan kembali meminum jusnya. Ia sedikit menengok ke arah sang manager, namun saat Reza melihatnya, lelaki itu segera mengalihkan pandangan.

***

"Terima kasih banyak,"

"Terima kasih, Reza, kami jadi bisa merasakan makan malam mewah di tempat seperti ini."

"Sayang sekali kau tidak bisa bersama kami hingga akhir."

Reza membungkuk hormat. "Kalian bersenang-senanglah. Saya harus istirahat karena besok ada syuting pagi," ujarnya pada para staff dan beberapa pemeran dalam dramanya.

"Baiklah, selamat istirahat. Sekali lagi terima kasih, kau sangat baik."

"Ah, itu tidak jadi masalah. Selamat menikmati jamuan malamnya."

Setelah mengatakan hal itu, Reza kembali berpamitan dan segera meninggalkan tempat itu. Di luar sana, sang sopir sudah menunggu dengan membukakan pintu mobilnya.

Reza dan sang manager segera masuk. Dan tidak berapa lama kemudian, mobil mewah berwarna hitam itu meluncur meninggalkan tempat itu. menuju ke tempat tinggal Reza, agar aktor terkenal itu bisa segera istirahat.

"Besok jam delapan pagi, ada syuting untuk iklan. Lalu interview dengan beberapa majalah," sang manager membuka ponsel, dan membacakan beberapa jadwal yang akan berlangsung besok.

Sepertinya esok hari akan sangat sibuk untuk untuk Reza. "Setelah interview, kau akan mengadakan kembali jumpa penggemar sampai jam dua siang. Lalu, untuk syuting drama dilakukan pada pukul-," ucapan sang manager terhenti, saat ia merasa ada tatapan tajam yang ditujukan padanya.

Ia segera menengok, dan benar saja, Reza saat ini tengah mengatakannya dengan sorot mata yang sedikit menyeramkan. Entah kenapa, raut wajah Reza yang tadi ceria dan sopan, kini lenyap seketika."

"Jeff," ucap Reza seraya bersedekap tangan. "Bukankah aku sduah mengatakannya padamu, aku sangat membenci membicarakan jadwal saat semua sudah selesai seperti ini? Kau ingin mendapatkan hukuman atau bagaimana?"

"Ah, benar juga," sang manager yang bernama Jeffry itu segera menutup ponsel dan menyimpannya kembali. "Maafkan aku!" ujarnya cepat.

"Sekarang, berikan rokokku!"

Jeffry terkejut. "Tidak, kau jangan merokok dulu. Masih rawan ketahuan!" tolaknya. Namun penolakan itu justru membuat Reza menendang kakinya dengan sanga keras. "Argh!!"

"Berikan rokokku sekarang juga!!" bentak Reza dengan marah. Dan akhirnya, karena tidak ingin membuat sang artis marah besar, Jeffry membuka tas, kemudian mengambil rokok dan juga pemantiknya.

Reza dengan cepat menyahut benda itu, mengambl sebatang, kemudian menyalakannya. Dan lelaki itu segera menghisap dengan nikmat. "Aku benar-benar muak dengan mereka semua. Untunglah, hanya dengan ditraktir makan suda senang, dasar orang miskin."

"Kau tidak boleh seperti itu," tegur Jeffry. "Jika mereka mendengarnya, mereka akan sakit hati."

"Cih, mereka tidak akan tahu. Reza sang aktor profesional, akan selalu terlihat baik dan menyenangkan di mata mereka semua."

Mendengar hal itu, Jeff sang manager hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Karena dia sudah sangat hafal dengan sifat asli dari lelaki itu. Maklum, dia menjadi manager Reza sudah sejak awal.

"Oh sial!" Reza kembali menggerutu seraya merogoh sesuatu dari dalam jasnya dan mengeluarkannya.

"Benda yang tadi, buanglah ini!" perintahnya memberikan kotak berwarna pink itu kepada Jeff.

Jeff mengernyitkan dahi. "Bukankah ini pemberian dari gadis tadi? Kau akan memakainya, kenapa kau menyuruhku untuk membuangnya sekarang?"

"Kau pikir aku mau memakai benda jelek seperti itu, hah? Cepat buang!"

"Tapi ini pemberian dari penggemarmu!"

"Aku hanya menerima benda yang mahal dan bermerk. Bukan benda jelek sepeti itu. buanglah!!"

Dan lagi-lagi Jeff hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Menyimpan benda itu ke dalam tasnya. Sementara Reza meneruskan acara merokoknya sembari meluruskan kaki ke jok depan.

Beberapa kali lelaki itu menghembuskan asap rokok dengan seenaknya. Ia juga mengumpat karena terjebak lampu merah beberapa kali. Dan sekali lagi, Jeff tidak memiliki kekuatan untuk mencegah semua itu. Karena sekali dia berani menasehati, Reza akan menendang kakinya tanpa ampun.

***

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku