Rahasia CEO dibalik Topeng Penari Erotis

Rahasia CEO dibalik Topeng Penari Erotis

Stupid Cupid

5.0
Komentar
633
Penayangan
14
Bab

Di balik topeng CEO wanita yang dingin dan tegas, tersembunyi seorang penari erotis berbakat. Daniel, karyawan baru yang pendiam, menemukan rahasia mengejutkan tentang bosnya. Cinta terlarang mekar di antara mereka, namun dapatkah mereka mengatasi perbedaan dan menjaga rahasia mereka?

Bab 1 Pertemuan Tak Terduga

Anya berjalan cepat melalui lorong-lorong kantor yang steril, sepatu hak tingginya memantul-mantul di lantai marmer, memancarkan aura kekuatan dan kontrol. Rambut cokelat panjangnya terikat rapi di belakang kepala, wajahnya dihiasi dengan riasan sempurna yang membuatnya tampak dingin dan tak tergoyahkan. Ia adalah CEO yang dihormati dan ditakuti di perusahaan teknologi terkemuka ini. Tidak ada yang berani menantang otoritasnya.

Setelah memasuki ruang rapat utama, Anya melemparkan pandangan tajam ke seluruh peserta rapat yang sudah duduk rapi. Semua orang menegakkan tubuh mereka, merapikan berkas-berkas di depan mereka, siap mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulutnya.

"Pagi ini, kita akan membahas strategi pemasaran baru untuk kuartal berikutnya," Anya memulai dengan suara tegas. "Saya ingin ide-ide segar yang bisa membawa kita ke depan pesaing kita. Daniel, apa yang telah Anda siapkan?"

Daniel, karyawan baru yang masih dalam masa percobaan, mengangkat kepalanya dengan canggung. Ia adalah pria muda dengan rambut hitam yang selalu terlihat berantakan, kontras dengan penampilan rapi dan profesional Anya. Meskipun terkesan pendiam dan antisosial, Daniel memiliki reputasi sebagai pekerja keras dan jenius kreatif.

"Saya berpikir untuk fokus pada kampanye media sosial yang lebih agresif," jawab Daniel dengan suara yang tenang tapi jelas. "Kita bisa memanfaatkan influencer untuk meningkatkan brand awareness dan engagement."

Anya mengamati Daniel dengan saksama. Ada sesuatu yang berbeda tentang pemuda ini. Meskipun terlihat canggung, ada ketenangan dan keyakinan di balik setiap kata yang diucapkannya. Anya mengangguk pelan, mengakui bahwa idenya memiliki potensi.

"Bagus. Saya ingin melihat rencana terperinci pada akhir minggu ini," kata Anya akhirnya. "Kita perlu bergerak cepat."

Rapat berlanjut dengan diskusi yang intens, dan Anya terus memimpin dengan tangan besi. Setelah rapat usai, Anya kembali ke kantornya. Ia duduk di kursi kulit hitamnya yang mewah, memandang keluar jendela besar yang menawarkan pemandangan kota yang sibuk. Di balik tatapan dinginnya, pikirannya melayang ke malam nanti.

***

Malam tiba dengan cepat, dan Anya berdiri di depan cermin besar di apartemennya. Rambutnya yang biasanya terikat rapi kini terurai bebas, dan ia mengenakan gaun hitam yang memperlihatkan lekuk tubuhnya dengan sempurna. Riasannya lebih dramatis, menciptakan kesan misterius dan menggoda. Di tangannya, ia memegang topeng berwarna hitam yang akan menutupi sebagian besar wajahnya.

Anya mengambil napas dalam-dalam dan memasang topengnya. Malam ini, ia bukanlah Anya si CEO dingin dan tegas. Malam ini, ia adalah Phoenix, penari erotis berbakat yang memikat semua orang yang melihatnya di klub malam eksklusif, The Eclipse.

Ketika Anya memasuki The Eclipse, ia disambut dengan gemuruh musik dan cahaya berkilauan. Klub malam ini adalah tempat di mana orang-orang datang untuk melarikan diri dari kehidupan sehari-hari mereka, untuk menjadi seseorang yang berbeda, setidaknya untuk beberapa jam. Anya berjalan melewati kerumunan dengan anggun, menuju ke belakang panggung untuk bersiap-siap.

Di sudut lain kota, Daniel juga sedang bersiap-siap. Setelah meninggalkan kantor, ia mengenakan jaket kulit hitam dan sepatu bot yang memancarkan kesan pemberontak. Rambutnya yang biasanya berantakan kini disisir rapi, dan ia mengenakan kacamata hitam meskipun malam telah tiba. Malam ini, ia bukanlah Daniel yang pendiam dan antisosial. Malam ini, ia adalah DJ Nightshade, salah satu DJ paling terkenal di The Eclipse.

Ketika Daniel tiba di The Eclipse, ia langsung menuju ke booth DJ. Musik sudah mengalun keras, dan pengunjung klub bersorak kegirangan saat melihatnya. Daniel tersenyum tipis di balik kacamata hitamnya dan mulai memainkan musik, mengendalikan suasana dengan sentuhan jari-jarinya.

Malam itu, Anya dan Daniel berada di dunia yang sama sekali berbeda dari kehidupan sehari-hari mereka di kantor. Mereka adalah dua sisi dari koin yang sama, menjalani kehidupan ganda yang penuh rahasia.

Saat Anya naik ke panggung, lampu sorot mengarah padanya, membuat semua mata tertuju padanya. Dengan gerakan yang anggun dan penuh percaya diri, ia mulai menari mengikuti irama musik yang dimainkan oleh Daniel. Setiap gerakan tubuhnya memukau penonton, membuat mereka terpesona oleh pesonanya.

Di tengah penampilannya, mata Anya bertemu dengan sepasang mata yang tersembunyi di balik kacamata hitam. Daniel, yang sedang memainkan musiknya, merasakan ada sesuatu yang aneh dalam perasaannya. Ada koneksi yang tak dapat dijelaskan antara dirinya dan penari di panggung itu.

Setelah penampilan Anya berakhir, ia berjalan menuju bar untuk mengambil minuman. Daniel, yang penasaran dengan penari misterius itu, meninggalkan booth DJ dan mengikuti Anya ke bar. Ia duduk di sebelahnya, masih mengenakan kacamata hitamnya.

"Penampilan yang luar biasa," kata Daniel, mencoba memulai percakapan.

"Terima kasih," jawab Anya singkat, sambil menyeruput minumannya. Ia masih mengenakan topengnya, menjaga identitasnya tetap tersembunyi.

"Apa nama panggungmu?" tanya Daniel lagi, berusaha mencari tahu lebih banyak.

"Phoenix," jawab Anya, tanpa menoleh.

Daniel tersenyum tipis. "Aku DJ Nightshade. Senang bertemu denganmu, Phoenix."

Mereka berbicara singkat, tetapi ada sesuatu yang menarik antara mereka. Keduanya merasa ada kesamaan yang dalam, meskipun mereka belum menyadari siapa sebenarnya yang mereka ajak bicara. Malam itu, mereka pulang dengan perasaan yang campur aduk, penuh dengan rasa ingin tahu dan ketertarikan yang baru muncul.

***

Hari berikutnya di kantor, Anya dan Daniel kembali ke peran mereka yang biasa. Anya masih CEO yang dingin dan tegas, dan Daniel masih karyawan baru yang pendiam. Mereka berpura-pura tidak mengenal satu sama lain di luar lingkungan profesional.

Namun, di balik tatapan profesional mereka, ada rahasia yang menghubungkan mereka. Keduanya menjalani kehidupan ganda yang penuh dengan risiko, tetapi juga penuh dengan gairah dan kebebasan. Mereka tahu bahwa suatu saat, rahasia mereka mungkin akan terbongkar. Tetapi untuk saat ini, mereka menikmati permainan yang mereka mainkan, menyimpan rahasia masing-masing di balik topeng yang mereka kenakan.

Hari-hari berlalu, dan hubungan mereka semakin rumit. Anya dan Daniel mulai merasa ada sesuatu yang lebih dari sekadar kebetulan dalam pertemuan mereka di The Eclipse. Mereka mulai mencari cara untuk bertemu di luar kantor dan klub malam, berusaha menemukan keseimbangan antara kehidupan ganda mereka.

Suatu malam, Anya menerima pesan dari Daniel. "Bisakah kita bertemu di tempat biasa?" tulisnya singkat. Anya mengerti maksudnya dan menyetujui.

Mereka bertemu di sebuah kafe kecil yang tersembunyi di sudut kota, tempat yang jarang dikunjungi orang. Anya tiba lebih dulu, masih mengenakan pakaian kerjanya, tetapi dengan wajah yang lebih santai.

Daniel datang beberapa menit kemudian, kali ini tanpa kacamata hitam dan jaket kulitnya. Mereka duduk di meja pojok, menikmati secangkir kopi sambil berbicara tentang banyak hal. Mereka berbicara tentang impian, ketakutan, dan kehidupan ganda yang mereka jalani.

"Aku selalu merasa ada sesuatu yang hilang dalam hidupku," kata Anya sambil memandang ke luar jendela. "Menjadi CEO adalah impianku, tetapi kadang-kadang aku merasa terjebak dalam peran ini."

Daniel mengangguk. "Aku mengerti perasaanmu. Bermain musik adalah cara untuk melarikan diri dari kenyataan. Tapi aku tahu kita tidak bisa terus menjalani dua kehidupan ini selamanya."

Anya menatap Daniel dengan mata yang penuh rasa ingin tahu. "Apa yang akan kamu lakukan jika rahasia kita terbongkar?"

Daniel tersenyum samar. "Aku tidak tahu. Tapi aku yakin kita bisa menghadapinya bersama."

Percakapan mereka berlanjut hingga larut malam, dan mereka merasa semakin dekat satu sama lain. Keduanya tahu bahwa mereka menghadapi risiko besar dengan menjalani kehidupan ganda ini, tetapi mereka juga tahu bahwa mereka tidak bisa hidup tanpa satu sama lain.

Malam itu, saat mereka berpisah, Anya merasa hatinya lebih ringan. Ia tahu bahwa apapun yang terjadi, ia memiliki seseorang yang mengerti dan mendukungnya. Mereka mungkin hidup dalam dua dunia yang berbeda, tetapi mereka menemukan satu sama lain di antara bayang-bayang dan cahaya.

Rahasia mereka mungkin akan terbongkar suatu hari nanti, tetapi untuk saat ini, mereka menikmati setiap momen yang mereka miliki. Di balik topeng yang mereka kenakan,

mereka menemukan kebebasan, cinta, dan pengertian yang tak ternilai.

Dan perjalanan mereka baru saja dimulai.

---

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Stupid Cupid

Selebihnya

Buku serupa

Balas Dendam Kejam Sang Mantan

Balas Dendam Kejam Sang Mantan

Gavin
5.0

Perusahaanku, CiptaKarya, adalah mahakarya dalam hidupku. Kubangun dari nol bersama kekasihku, Baskara, selama sepuluh tahun. Kami adalah cinta sejak zaman kuliah, pasangan emas yang dikagumi semua orang. Dan kesepakatan terbesar kami, kontrak senilai 800 miliar Rupiah dengan Nusantara Capital, akhirnya akan segera terwujud. Lalu, gelombang mual yang hebat tiba-tiba menghantamku. Aku pingsan, dan saat sadar, aku sudah berada di rumah sakit. Ketika aku kembali ke kantor, kartu aksesku ditolak. Semua aksesku dicabut. Fotoku, yang dicoret dengan tanda 'X' tebal, teronggok di tempat sampah. Saskia Putri, seorang anak magang yang direkrut Baskara, duduk di mejaku, berlagak seperti Direktur Operasional yang baru. Dengan suara lantang, dia mengumumkan bahwa "personel yang tidak berkepentingan" dilarang mendekat, sambil menatap lurus ke arahku. Baskara, pria yang pernah menjanjikanku seluruh dunia, hanya berdiri di sampingnya, wajahnya dingin dan acuh tak acuh. Dia mengabaikan kehamilanku, menyebutnya sebagai gangguan, dan memaksaku mengambil cuti wajib. Aku melihat sebatang lipstik merah menyala milik Saskia di meja Baskara, warna yang sama dengan yang kulihat di kerah kemejanya. Kepingan-kepingan teka-teki itu akhirnya menyatu: malam-malam yang larut, "makan malam bisnis", obsesinya yang tiba-tiba pada ponselnya—semua itu bohong. Mereka telah merencanakan ini selama berbulan-bulan. Pria yang kucintai telah lenyap, digantikan oleh orang asing. Tapi aku tidak akan membiarkan mereka mengambil segalanya dariku. Aku berkata pada Baskara bahwa aku akan pergi, tetapi tidak tanpa bagianku sepenuhnya dari perusahaan, yang dinilai berdasarkan harga pasca-pendanaan dari Nusantara Capital. Aku juga mengingatkannya bahwa algoritma inti, yang menjadi alasan Nusantara Capital berinvestasi, dipatenkan atas namaku seorang. Aku melangkah keluar, mengeluarkan ponselku untuk menelepon satu-satunya orang yang tidak pernah kusangka akan kuhubungi: Revan Adriansyah, saingan terberatku.

Putra Rahasianya, Aib Publiknya

Putra Rahasianya, Aib Publiknya

Gavin
5.0

Namaku Alina Wijaya, seorang dokter residen yang akhirnya bertemu kembali dengan keluarga kaya raya yang telah kehilangan aku sejak kecil. Aku punya orang tua yang menyayangiku dan tunangan yang tampan dan sukses. Aku aman. Aku dicintai. Semua itu adalah kebohongan yang sempurna dan rapuh. Kebohongan itu hancur berkeping-keping pada hari Selasa, saat aku menemukan tunanganku, Ivan, tidak sedang rapat dewan direksi, melainkan berada di sebuah mansion megah bersama Kiara Anindita, wanita yang katanya mengalami gangguan jiwa lima tahun lalu setelah mencoba menjebakku. Dia tidak terpuruk; dia tampak bersinar, menggendong seorang anak laki-laki, Leo, yang tertawa riang dalam pelukan Ivan. Aku tak sengaja mendengar percakapan mereka: Leo adalah putra mereka, dan aku hanyalah "pengganti sementara", sebuah alat untuk mencapai tujuan sampai Ivan tidak lagi membutuhkan koneksi keluargaku. Orang tuaku, keluarga Wijaya, juga terlibat dalam sandiwara ini, mendanai kehidupan mewah Kiara dan keluarga rahasia mereka. Seluruh realitasku—orang tua yang penuh kasih, tunangan yang setia, keamanan yang kukira telah kutemukan—ternyata adalah sebuah panggung yang dibangun dengan cermat, dan aku adalah si bodoh yang memainkan peran utama. Kebohongan santai yang Ivan kirimkan lewat pesan, "Baru selesai rapat. Capek banget. Kangen kamu. Sampai ketemu di rumah," saat dia berdiri di samping keluarga aslinya, adalah pukulan terakhir. Mereka pikir aku menyedihkan. Mereka pikir aku bodoh. Mereka akan segera tahu betapa salahnya mereka.

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku