Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Hidden Corner Mr Lie

Hidden Corner Mr Lie

Natalia Sinta

5.0
Komentar
84
Penayangan
7
Bab

Tuan Lie mencengkeram kuat rahang wanita di hadapannya, wajahnya sedingin es kutub Utara, tidak ada tanda-tanda ingin berbagi kata. "Satu kata keluar dari mulutmu, mati tidak kulihat!" Keringat dingin keluar dari telapak tangannya hingga nyaris membanjiri bagian tubuh lainnya. Jessi Mou tidak pernah ingat menyinggung pria di depannya. Otaknya berfikir keras dimana letak kesalahannya hingga menyebabkan pria bernama Lie Chen datang membuat kegaduhan di hotel miliknya. Lie Chen sang penguasa hidup dan mati bagi wanita bernama Jessi Mou. Wanita impiannya muncul di hadapannya setelah meninggalkan jejak penghinaan terbesar Apakah ini akhir dari hidup Jessi ataukah permulaan yang menyakitkan ketika masa lalu datang?

Bab 1 Tangan Besi Jesi

Plak! ayunan tangan Jenny Feng terdengar kencang dan kuat, semua mata terkejut hingga menghentikan semua kegiatan yang dilakukan.

"Pertunangan kita batal!" seru Robert Marquez lantang. Jenny Feng menatap sendu ke arah Jesi Mou seakan teraniaya.

"Apa yang...."

Wajah pucat Jesi Mou tidak menghapus kecantikan alami yang dimilikinya. Sudut bibirnya terluka akibat tamparan keras dari Jenny Feng sahabatnya, darah segar terasa menyatu dalam hatinya yang mulai mengeras.

"Apa maksudmu? kalian menipuku!" teriak kencang Jesi Mou tak terima mendapatkan tamparan tersebut.

Robert Marquez mengibaskan tangannya pada pakaian yang dikenakan seolah ada debu yang menempel, "Kamu tidak layak masuk dalam keluarga besar Marquez." ucapnya kencang.

Sorot mata Robert menjelaskan banyak hal yang disertai senyuman jijik pada Jesi Mou. Jika ada seseorang yang menekannya habis-habisan maka Jesi akan membalasnya ribuan kali namun, pria yang dicintainya telah melukai begitu hebat, bagaimana dan kapan ini semua bermula, sungguh Jesi Mou tidak mengetahui itu.

Hari ini, acara pertunangan milik Jesi Mou bersama Robert Marquez seharusnya acara paling berbahagia, tetapi mengapa mendadak berubah menjadi acara penghinaan terbesar dalam hidupnya. Keluarga Mou terpaku melihat kejadian diluar dugaan depan mata sementara keluarga Marquez tersenyum simpul tak bersalah bahkan tampak menikmati drama tersebut. Tak seorangpun bergerak untuk melerai peristiwa yang sedang berlangsung, bukan karena tidak ingin, melainkan mencari titik aman dalam hidup masing-masing.

"Jesi...maafkan, Robert. Aku tahu, kamu sangat mencintainya tapi aku dan Robert sudah menikah 2 minggu lalu, kami saling mencintai tapi bagaimana bisa Robert bertunangan denganmu?" tanya Jenny Feng ambigu dengan nada memelas bagai teraniaya seraya menunjukan cincin berlapis berlian 18 karat dan emas ke hadapan semua orang dengan cara mengibaskan ke arah wajahnya.

Wajah Jenny Feng seperti ingin tenggelam minta pertolongan bikin hati tergores pisau tak terlihat. Robert merasa cemas sehingga ia tergerak untuk berdiri disampingnya dan segera mengecup atas rambut Jenny Feng untuk menenangkan.

"Kamu tidak salah, Jenny. Justru kamulah penyelamat hidupku dari keterpurukan akhir-akhir ini. Tanpa bantuan darimu, keluarga Marquez bisa jatuh tanpa dasar," ucap Robert Marquez halus tetapi dapat di dengar oleh semua orang yang hadir. Ucapan Robert Marquez terkesan menuduh Jesi Mou seakan tidak memiliki pengertian luas ketika kekasihnya dalam kesulitan.

"Tapi....tapi... Robert, aku sibuk mempersiapkan acara pertunangan kita....," Jesi Mou tidak dapat meneruskan perkataan ketika Jenny Feng memandang Jesi Mou seraya melemparkan kertas ke udara sehingga sebagian tamu dapat meraihnya untuk dibaca, otomatis tangannya ikut meraih. Wajah Jesi Mou berubah kebingungan tergambar jelas tentang Jenny Feng yang tiba-tiba tangannya memegang kertas. Sejak kapan Jenny Feng memegang kertas, apa maksudnya ini pikir Jesi Mou menganalisa cepat.

Di dalam kertas tampak foto Jesi Mou bersama pria tak dikenali karena kualitas foto yang buruk tapi semua dapat menduga apa aktivitas sesungguhnya di dalam foto tersebut. Orang-orang mulai melihat ke arah Jesi Mou dengan pandangan rumit dan terkesan buruk.

"Ini tidak benar, Robert" ucap Jesi Mou berusaha menyakinkan Robert Marquez namun orang yang diyakinkan malah menatapnya jijik seakan apa yang ada di foto tersebut benar adanya.

Tawa menggelegar dan tepukan keras terdengar di tiap langkah untuk menghampiri. Semua mata berbalik mengarahkan pada sumber suara. Mereka semua terkejut melihat sosok pria terkenal playboy di Jakarta.

"Tidak aku sangka menemukan wanita tercantik di kota X berada di posisi seperti ini" katanya merendahkan dengan pandangan jijik pada Jesi Mou. Pria tersebut tak lain adalah saudara kembar Robert Marquez yang bernama Rover Marquez. Matanya setajam pisau ingin mengambil semua bagian tubuh Jesi Mou yang telah lama diincar olehnya.

Jesi mengerutkan keningnya mendengar perkataan Rover Marquez, ditelan bulat-bulat semua perkataan untuknya. Ada hal yang lebih penting untuk dikatakan daripada meladeni playboy tak jelas di depannya.

"Ini tidak benar. Robert, apa karena ini kamu memutuskan untuk menikahi wanita itu?" tanya Jesi Mou halus tanpa dengan harapan Robert Marquez tidak benar-benar mempercayai pemberitaan yang salah.

Robert Marquez menaikan alisnya ke atas, Jesi Mou sangat paham artinya sehingga ada kekecewaan yang muncul.

"Aku hanya mengikuti aliran air mengalir" jawab Robert tajam. Kalimat itu mengguncang batin Jesi, itu berarti Robert Marquez telah mencurigainya sejak awal. Pembelaan diri sudah tidak diperlukan.

Jesi Mou mundur selangkah dari tempatnya. Ada selintas pemahaman terbentuk dalam hati Jesi Mou yang berubah perlahan-lahan sedingin es. Tangannya mengencang di samping tubuhnya, matanya melirik memberikan isyarat pada keluarga Mou.

"Keluarga Mou merasa terhina dengan kejadian ini maka mulai dari detik ini, semua bisnis dan saham 85% ditarik dari perusahaan gabungan keluarga Marquez" kata Jesi Mou dingin, tangan menerima ponsel di tangan lalu mengetik sebaris kata di dalamnya. Tak lama kemudian terdengar suara denting ponsel yang bikin kehebohan dan pandangan tak percaya.

"Jessi!" teriakan kemarahan Robert Marquez disambut tawa getir Jesi Mou. Permainan telah berubah dengan jelas, untuk apa lagi bertahan pada orang yang jelas-jelas melukai hatinya dan keluarga besarnya pikir Jesi Mou mulai santai.

"Manager!" ,teriakan balik dari Jesi Mou yang keras mengubah suasana seketika dengan datangnya manager hotel di samping Jesi.

"Buat kalkulasi semuanya. Tagihan di tempat ini dibayar oleh keluarga Marquez, jika tidak mampu beritahu aku melalui media sosial" katanya kencang sebelum berbalik pergi diikuti keluarga Mou yang tertawa terbahak-bahak mendengar itu.

"Kamu sudah mati Marquez! Jesi pemegang saham terbesar di perusahaan milikmu bahkan hotel ini. Kamu pikir kamu bisa membayar kalkulasi yang diminta, astaga Marquez, kamu menggali kubur sendiri" ucap salah satu wanita keluarga Mou berbadan gemuk.

Beberapa keluarga Mou mengelengkan kepalanya terhadap sikap Robert sebagai tanda turut berdukacita. "Robert, apa maksudnya itu?" tanya Jenny Feng pelan, ada perasaan ngeri yang tidak diketahui olehnya.

Robert Marquez tersentak dari lamunannya saat Jesi Mou keluar dari tempat ini dengan dagu terangkat, tidak ada kata penyesalan terbersit di wajahnya. Tangannya perlahan mengelus atas rambut Jenny Feng dengan perasaan rumit. Rover terdiam kaget, perkataan Jesi Mou dalam hitungan detik telah mengakibatkan kekacauan di bursa saham. Ponsel di tangan dirasakan mirip bara api yang membakar telapak tangannya.

Di sudut ruangan. Lie Chen menggoyang gelas berisi wine, semua drama yang dimainkan membuatnya takjub. Jesi Mou, orang seperti apa pikirnya.

"Tuan Lie..."

"Bantu nona Jesi Mou. Semua anak cabang perusahaan minta batalkan kerja sama dengan perusahaan Marquez."

"Masalah ini bisa mengakibatkan masalah besar di bursa saham, tuan Lie."

"Tidak apa, itu hanya uang kecil. Wanitaku tidak boleh diinjak sembarangan!"

"Baik tuan Lie."

Dalam hitungan detik, kehebohan terjadi di dunia perdagangan. Tidak ada yang mengetahui secara pasti hingga membuat orang-orang bertanya-tanya.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Natalia Sinta

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku