/0/20791/coverorgin.jpg?v=e65667aa7d62f9ca14b86f6ae32ad138&imageMogr2/format/webp)
Setelah menunaikan ibadah solat isya, Siska mengadahkan kedua tangannya, memohon kepada Allah SWT. Agar selalu menjaga suami tercintanya saat berada dimana saja.
Suaminya adalah seroang lelaki berambut hitam lekat dengan perawakannya yang tinggi. Wajah berseri, mata kecoklatan dengan hindung mancung, serta ditambah dengan rahang yang ditumbuhi dengan bulu-bulu halus yang nyaris menyamai pangeran dari negeri Arab.
Ia adalah sosok laki-laki yang bertanggung jawab dan penyayang dalam keluarga, serta taat beribadah.
Sekalipun ia tak pernah alpa untuk membahagiakan Siska, lahir, dan batin. Bagaimana Siska tak semakin cinta pada suaminya jika semua sikap manis dan perhatiannya membuat hati Siska seakan di tumbuhi bunga-bunga yang disirami air surga?
Setiap pagi suaminya itu selalu memberikan senyum manis dan pelukan hangat untuk Siska.
Namun, sudah empat hari ini suaminya belum pulang ke rumah karena pergi keluar kota, ada beberapa urusan kantor yang harus suaminya kerjakan dan terpaksa meninggalkan istri dan putri kecilnya yang baru berusia tiga tahun di rumah.
Siska meremas mukenahnya sembari menahan buliran air yang ingin keluar dari kedua kelopak matanya. Tak dapat dipungkiri, ia sangat merindukan sosok suaminya itu.
Ia duduk diatas kasur seraya memandang wajah lugu dan manis putri kesayangannya yang bernama Aqila, lalu mengecup perlahan pipi chubby Aqila dan tersenyum.
Putri kecilnya itu memang memiliki wajah yang sangat mirip dengan ayahnya, hingga tiap kali Siska merindukan suaminya ia akan memandang dan mengecup pipi putrinya itu.
"Mas, kamu kapan pulang?" gumam Siska lirih, lalu mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja dekat lampu duduk.
Ia hanya memastikan ada pesan atau tidak dari suaminya itu, karena tidak ada ia pun memutuskan untuk pergi ke dapur, membuka lemari pendingin dan menuangkan air dingin ke dalam gelas kaca dengan gagang kecil di bawahnya.
Ia menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya dengan perlahan.
'Ceklek.'
Terdengar suara pintu terbuka, Siska melihat suaminya membawa koper dan masuk ke dalam rumah.
"Assalamualaikum," ucap Ilham, suami Siska yang baru saja kembali dari luar kota.
Seketika senyum Siska merekah lebar, ia sangat bahagia. Akhirnya suaminya sudah kembali, ia pun segera mengampiri suaminya itu. Mengecup punggung tangan Ilham dan menghamburkan tubuhnya ke pelukan Ilham.
"Mas, lama banget si," ucap Siska dengan suara manja.
Ilham tertawa ringan sembari membelai kepala istrinya.
"Iya sayang, maaf. Kan Mas kerja begini juga demi kamu sama Qila," balas Ilham, lalu tersenyum memandang wajah manis istrinya.
"Bagaimana kabar, Mas? Apa urusannya lancar?"
"Alhamdulillah lancar," balas Ilham dan diiringi dengan senyuman.
"Mas kelihatan sangat tampan sekali, abis cukur ya, Mas?" tanya Siska sembari menatap wajah suaminya dan masi diiringi dengan senyum.
"Uhm, i-iya," jawab Ilham, namun dengan nada sedikit bergetar.
Ilham melepaskan pelukannya dan kini tatapannya berubah sedikit canggung, lalu ia pun menundukkan kepalanya.
Jelas saja Siska merasa heran dengan sikap suaminya yang tiba-tiba berubah.
"Mas!" panggil Siska dengan suara lembutnya, tetapi tidak ada jawaban dari Ilham. Sehingga membuat Siska sedikit merasa khawatir dengan apa yang sebenarnya terjadi dengan suaminya itu.
"Mas! Ada apa?" tanya Siska seraya menguncang lirih pundak Ilham.
Kini barulah Ilham kembali mengangkat kepalanya dan memandang Siska dengan tatapan bersalah. Membuat Siska sedikit mengernyitkan dahinya dan menatap Ilham dengan terheran-heran.
"Mas, ngomong dong! Jangan bikin orang bingung!"
/0/15387/coverorgin.jpg?v=f0c0a2a3b36617710ec82f1e757bb972&imageMogr2/format/webp)
/0/7993/coverorgin.jpg?v=20250122152318&imageMogr2/format/webp)
/0/3000/coverorgin.jpg?v=20250120144041&imageMogr2/format/webp)
/0/29163/coverorgin.jpg?v=c354ec2c6aed2db5390990818807a52d&imageMogr2/format/webp)
/0/27200/coverorgin.jpg?v=20250926002836&imageMogr2/format/webp)
/0/27225/coverorgin.jpg?v=afa14fbaade9b3a9d0c65a8433138a3b&imageMogr2/format/webp)
/0/27132/coverorgin.jpg?v=8a62a4074b9bfa878363e400e61cfb66&imageMogr2/format/webp)
/0/26710/coverorgin.jpg?v=20251106140956&imageMogr2/format/webp)
/0/29189/coverorgin.jpg?v=20251106221044&imageMogr2/format/webp)
/0/16078/coverorgin.jpg?v=c3990aa00c0bc5f2524051abfe2f061d&imageMogr2/format/webp)
/0/16886/coverorgin.jpg?v=c9265175ed17d54078e183f1c3216577&imageMogr2/format/webp)
/0/15510/coverorgin.jpg?v=dc3cc79b18515863a006a3df9c4993fa&imageMogr2/format/webp)
/0/18350/coverorgin.jpg?v=2d2967f9a95dc6e8d8accc80dac0dc3e&imageMogr2/format/webp)
/0/2925/coverorgin.jpg?v=4f6c2089a306db7c05d48183b939e157&imageMogr2/format/webp)
/0/2636/coverorgin.jpg?v=6af8154aa17e7843e124180b40741a9a&imageMogr2/format/webp)
/0/5038/coverorgin.jpg?v=20250121183101&imageMogr2/format/webp)
/0/5263/coverorgin.jpg?v=d71bad0d9d30fdfbfa62d1cc5adfd5fb&imageMogr2/format/webp)
/0/10177/coverorgin.jpg?v=e90b3dadb454117c2ce37347c9487463&imageMogr2/format/webp)