Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Dendam Membara Madam Butterfly

Dendam Membara Madam Butterfly

Just_me

5.0
Komentar
90
Penayangan
1
Bab

Duabelas tahun yang lalu, Nalea dicampakkan oleh suaminya, tiga bulan setelah pernikahan mereka. Rasa malu dan terhina, membuat ibunya sakit dan meninggal, sehingga Nalea sebatang kara. Nalea sangat sedih dan marah. Namun, apa yang dapat dilakukan oleh gadis sederhana seperti dirinya, apalagi dengan janin yang sedang dikandungnya? Nalea putus asa dan nyaris gila, sampai kemudian ia bertemu seseorang yang akan mengubah nasibnya dan membantunya menghancurkan sang mantan suami.

Bab 1 Malam Pertama

"Masuklah, Sayang," bisik Nyonya Amirah. "Ini sudah waktunya. Layani dan puaskan dia dengan baik. Dia sudah resmi menjadi suamimu sekarang, jadi tidak boleh mengecewakannya. Lagipula kau dipilih oleh Tuan Sonny untuknya, jadi Ibu yakin, Tuan Sonny berharap kau akan memberikan yang terbaik untuk putranya."

Nalea menatap wajah ibunya dengan sorot mata sendu dan wajah merona. Pipinya yang berwarna gading menyemburat merah muda.

"Kau memakai lingeri yang Ibu belikan untukmu minggu lalu, kan?" tanya Nyonya Amirah sambil mengelus pipi putri tunggalnya itu.

"A-aku memakainya, Bu, ta-tapi aku sangat malu," gumam Nalea. "Aku merasa seperti ... telanjang."

"Ayolah, jangan malu. Dia sudah menjadi suamimu dan kau harus bisa memberikan servis terbaik untuknya. Lagipula, bukankah kau bilang kalau kau juga menyukainya? Kau sendiri mengatakan bahwa ini seperti impianmu menjadi nyata, bersanding dengan pria yang kau sukai."

Nalea mengangguk dan mengalihkan tatapan ke pintu kamar yang tertutup. Di balik pintu itu, seorang pria yang telah resmi menyandang status sebagai suaminya, sedang menunggu.

Pesta pernikahan yang digelar mewah dan meriah telah usia empat jam yang lalu dan Nalea langsung diboyong ke rumah suaminya. Sebuah rumah dua lantai dengan gaya minimalis modern, lengkap dengan garasi yang dapat memuat empat buah mobil, taman yang luas di sekeliling rumah, kolam renang di bagian belakang, dan gazeebo yang cantik di sisi kolam.

"Baik-baiklah di sini, ya. Kabari Ibu kalau ada sesuatu terjadi dan belajarlah menjadi istri yang baik, Sayang," nasehat Nyonya Amirah. "Ibu harus pulang sekarang."

"Aku akan memberitahunya bahwa Ibu mau pulang," ujar Nalea sambil memegang tangan Nyonya Amirah.

"Tidak usah," tolak Nyonya Amirah. "Biarkan dia istirahat. Dia pasti sangat lelah, setelah seharian menerima begitu banyak tamu. Sampaikan saja salam dari Ibu untuknya."

Nalea menatap mobil yang dikendarai oleh ibunya, menghilang di kegelapan malam, di balik gerbang tinggi rumah mewah yang mulai malam ini akan menjadi tempat tinggalnya.

Nalea berjalan perlahan menuju kamar--kamarnya dan Joshua, pria yang sudah lama ia kagumi dan sukai dan akhirnya menjadi suaminya melalui sebuah upacara pernikahan suci tadi siang.

Joshua adalah kakak kelas Nalea sejak SMP, terpaut dua tahun di atasnya. Dia adalah anak tunggal keluarga Sonny Jataraphan yang kaya raya. Keluarganya menguasai industri perkebunan teh dan cengkeh yang menjadi pusat kehidupan penduduk di kota yang tidak terlalu besar ini. Joshua tidak pernah mengenal ibunya karena wanita itu meninggal beberapa jam setelah Joshua dilahirkan.

Nalea adalah anak pertama Dhasta Vinceno, asisten pribadi dan orang kepercayaan Sonny Jataraphan--ayah Joshua. Ia memiliki seorang adik perempuan bernama Lyla, yang sayangnya, meninggal dunia ketika berusia delapan tahun karena sebuah kecelakaan. Seingat Nalea, sejak kecil ia dan keluarganya sudah tinggal bertetangga dengan rumah mewah keluarga Jataraphan, sehingga ia mengenal Joshua dengan baik.

Ketika tumbuh remaja, Nalea mulai menyukai Joshua, si anak manja yang keras kepala kesayangan keluarga Jataraphan. Joshua adalah anak yang tampan, berotak cerdas dan aktif. Sayangnya, dia sangat suka bermain-main dan seiring waktu, dia tumbuh menjadi pemuda yang suka mempermainkan gadis-gadis dan mematahkan hati mereka. Seorang casanova, begitu mereka menjuluki Joshua Jataraphan.

Hubungan Nalea dan Joshua selalu baik-baik saja, tetapi terbatas hanya pada saling sapa bila bertemu di sekitar rumah. Joshua selalu ramah kepada Nalea karena tahu bahwa ayah Nalea adalah kepercayaan ayahnya, tetapi tidak lebih dari itu.

Nalea tahu bahwa dibandingkan dengan gadis-gadis cantik dan kaya yang berada di sekitar Joshua, ia bukanlah siapa-siapa. Nalea tumbuh sebagai gadis manis yang pendiam dan pemalu, seorang kutu buku yang sering melamunkan pergi kencan dengan seorang Joshua Jataraphan, di antara buku-buku tebal di perpustakaan.

Setelah lulus SMA, Sonny Jataraphan mengirim Joshua ke Amerika untuk kuliah dan Nalea mengambil jurusan manajemen bisnis di universitas negeri di ibukota. Nalea hanya mendengar kabar tentang Joshua dan 'kenakalannya' dari keluhan ayahnya yang harus bolak-balik ke Amerika untuk mengurus pria muda itu dan masalah yang ditimbulkannya.

Ayah Nalea meninggal dunia satu tahun setelah ia duduk di perguruan tinggi karena penyakit ginjal yang sudah lama diidapnya dan sebelas bulan kemudian, Sonny Jataraphan juga menyusul, meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan tunggal yang terjadi karena ia terlalu lelah bekerja sendiri setelah Dhasta Vinceno--asisten pribadi dan sahabatnya meninggal lebih dulu.

Surat wasiat Sonny Jataraphan yang dibacakan di hadapan keluarga besar Jataraphan menyatakan bahwa ia melimpahkan dua puluh lima persen dari kekayaannya untuk kepentingan sosial keluarga besar dan semua orang yang bekerja pada keluarga Jataraphan dan selebihnya adalah milik anak tunggalnya, Joshua, dengan sebuah syarat yang harus dipenuhi oleh Joshua dalam waktu paling lama satu tahun setelah surat wasiat itu dibacakan.

Joshua mengamuk ketika mendengar syarat yang diberikan oleh ayahnya agar dia bisa memiliki bagiannya dari harta warisan ayahnya yang melimpah. Sonny Jataraphan menyatakan bahwa dalam waktu satu tahun setelah kematiannya, Joshua harus menyelesaikan kuliah dan menikahi seorang gadis yang dipilihkan untuknya. Siapa gadis yang telah dipilih oleh Sonny Jataraphan akan diumumkan di hari kelulusan Joshua, yang juga akan menjadi hari pertunangannya dengan gadis itu.

Di sinilah Nalea sekarang, berdiri di depan pintu kamar pengantinnya dengan Joshua dan bersiap memberikan seluruh jiwa dan raganya kepada pria yang sudah mengisi hati dan pikirannya sejak ia memasuki masa remaja.

Semua terjadi begitu cepat dan sama sekali tidak terduga. Satu tahun setelah kematian Sonny Jaturaphan, Joshua--dengan paksaan dan bujukan para tim pengacara keluarga Jataraphan, menyelesaikan kuliahnya di Amerika dan kembali ke tanah air, bersiap menerima syarat selanjutnya sebelum semua harta warisan ayahnya berbalik atas namanya.

Nalea berada di tahun terakhir kuliahnya, sambil bekerja di sebuah mini market milik teman ibunya, ketika pengacara keluarga Sonny Jataraphan memberinya sebuah kejutan.

Tidak ada seorangpun yang akan mengira bahwa gadis yang dipilih oleh Sonny Jataraphan untuk menjadi pasangan Joshua adalah Nalea Astriandi, gadis pemalu dengan kacamata bulat dan rambut lurus tanpa model, putri Dhasta Vinceno.

Orang mengenal Dhasta Vinceno sebagai pria yang cakap, jujur, dan setia. Persahabatannya dengan Sonny Jataraphan sudah terjalin sejak mereka berdua duduk di bangku SMP dan ketika Sonny mulai menggarap tanah seluas tiga ratus meter persegi warisan dari ayahnya, menjadi kebun cengkeh, Dhasta adalah orang yang melakukan riset pasar sekaligus menjaga kebun itu siang dan malam.

Namun, istri dan putri Dhasta tidak pernah terlalu menarik perhatian. Mereka adalah Ibu dan anak yang lebih suka hidup tenang dan tidak ikut campur dalam urusan apapun yang dikerjakan oleh sang kepala keluarga.

Di antara para tamu undangan yang datang dalam acara pernikahan Nalea dan Joshua tadi siang, tidak sedikit yang menyayangkan keputusan Sonny Jataraphan memilih Nalea sebagai pendamping Joshua. Mereka seperti bumi dan langit. Joshua sangat gagah dan tampan, sedangkan Nalea terlihat biasa saja dan tidak menarik.

Nalea memejamkan mata, teringat cemoohan dan tatapan meremehkan dari para wanita yang pernah dekat dengan Joshua saat memberinya ucapan selamat. Mereka bahkan terang-terangan menunjukkan ketidaksukaan kepadanya, sementara Joshua malah sibuk berakrab-akrab dengan mereka.

Nalea mendorong handel pintu dan masuk ke dalam kamar mewah bernuansa biru muda dan putih yang harum itu. Hatinya berdebar sangat kencang dan langkahnya gemetar ketika melihat punggung lebar Joshua membelakanginya, duduk di sisi tempat tidur.

"Ibumu sudah pulang?" suara Joshua berat bertanya, tanpa menoleh kepada Nalea.

"Sudah. Aku--"

"Bagus! Matikan lampu dan kemarilah."

***

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Just_me

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
Dendam Membara Madam Butterfly
1

Bab 1 Malam Pertama

21/10/2022