/0/16778/coverorgin.jpg?v=d263286d0088975b3cbdee6a62f23d5f&imageMogr2/format/webp)
Suamiku, Baskara Aditama, seorang miliarder teknologi, adalah pria yang sempurna. Selama dua tahun, dia memujaku, dan pernikahan kami membuat semua orang yang kami kenal iri.
Lalu seorang wanita dari masa lalunya muncul, menggandeng tangan seorang anak laki-laki berusia empat tahun yang pucat dan sakit-sakitan. Anaknya.
Anak itu menderita leukemia, dan Baskara menjadi terobsesi untuk menyelamatkannya. Setelah sebuah insiden di rumah sakit, anaknya mengalami kejang. Dalam kekacauan itu, aku terjatuh dengan keras, rasa sakit yang hebat melilit perutku.
Baskara berlari melewatiku begitu saja sambil menggendong anaknya, dan meninggalkanku bersimbah darah di lantai.
Aku kehilangan bayi kami hari itu, sendirian. Dia bahkan tidak pernah menelepon.
Ketika dia akhirnya muncul di ranjang rumah sakitku keesokan paginya, dia mengenakan setelan jas yang berbeda. Dia memohon ampun karena tidak ada di sisiku, tanpa tahu alasan sebenarnya di balik air mataku.
Lalu aku melihatnya. Sebuah bekas ciuman berwarna gelap di lehernya.
Dia telah bersama wanita itu saat aku kehilangan anak kami.
Dia memberitahuku bahwa keinginan terakhir putranya yang sekarat adalah melihat orang tuanya menikah. Dia memohon padaku untuk menyetujui perpisahan sementara dan pernikahan palsu dengannya.
Aku menatap wajahnya yang putus asa dan egois, dan sebuah ketenangan yang aneh menyelimutiku.
"Baiklah," kataku. "Aku akan melakukannya."
Bab 1
Bau antiseptik yang khas memenuhi hidungku di klinik. Aku duduk di tepi ranjang pemeriksaan, memperhatikan seorang perawat dengan rapi membalut luka kecil di tanganku. Goresan bodoh karena pisau dapur.
Ini bukan apa-apa, sungguh, tapi Baskara memaksa aku memeriksakannya.
Pintu klinik terbuka dengan kasar dan dia bergegas masuk, setelan jas mahalnya sedikit kusut.
"Elara, kamu baik-baik saja?"
Matanya, mata yang sama yang biasa memerintah di ruang rapat, kini melebar karena cemas. Dia bergegas menghampiri, mengabaikan perawat, dan meraih tanganku yang tidak terluka.
"Baskara, aku baik-baik saja. Ini hanya luka gores kecil."
Dia sepertinya tidak mendengarku. Dia memeriksa perban baru itu seolah-olah itu adalah luka besar, ibu jarinya dengan lembut mengelus pergelangan tanganku.
"Kamu harus lebih hati-hati," gumamnya, suaranya rendah dan penuh dengan rasa cemas posesif yang familier, yang selalu membuat jantungku berdebar kencang.
Perawat itu, seorang wanita muda dengan wajah ramah, tersenyum pada kami.
"Ibu sungguh beruntung. Suami Ibu pasti sangat mencintai Ibu."
Aku balas tersenyum, perasaan hangat menyebar di dadaku. "Aku tahu."
Kami adalah pasangan yang sempurna. Elara Wijaya dan Baskara Aditama. Mantan mixologist yang melepaskan kariernya demi miliarder teknologi yang memujanya. Dua tahun pernikahan yang menjadi idaman semua orang yang kami kenal.
Tiba-tiba, tangisan anak kecil yang menyayat hati memecah keheningan klinik. Itu adalah suara kesakitan murni, diikuti oleh suara seorang wanita yang putus asa mencoba menenangkan.
Suara itu datang dari kamar sebelah. Senyumku memudar.
Perawat itu menghela napas, ekspresinya berubah sedih. "Kasihan anak itu. Dia datang untuk kemoterapi."
"Kemoterapi?" tanyaku, luka kecilku sendiri terlupakan.
"Leukemia," katanya pelan. "Baru berumur empat tahun. Sungguh malang."
Gelombang simpati menyelimutiku. Aku tidak bisa membayangkan rasa sakit yang dialami anak itu dan ibunya.
"Mengerikan sekali," bisikku.
Baskara meremas tanganku, nadanya acuh tak acuh. "Itu menyedihkan, tapi tidak ada hubungannya dengan kita, Elara. Ayo kita pulang."
Dia selalu seperti itu—fokus, sedikit dingin jika menyangkut hal-hal di luar dunia kami yang sempurna. Dia mulai membantuku turun dari ranjang, siap untuk pergi.
Tapi kemudian pintu kamar sebelah terbuka. Seorang wanita dengan mata lelah dan pakaian murah keluar, menggandeng tangan seorang anak laki-laki kecil yang pucat.
Anak itu menangis pelan, wajahnya basah oleh air mata. Wanita itu tampak putus asa, matanya memindai ruangan sampai mendarat pada Baskara.
Dia membeku. Lalu, wajahnya berubah kaget bercampur dengan sesuatu yang lain yang tidak bisa kuberi nama.
Dia maju selangkah, menarik anak kecil itu bersamanya.
"Baskara?" katanya, suaranya bergetar. "Baskara Aditama?"
Tubuh Baskara menegang di sampingku. Dia tidak berbalik. Dia tidak berbicara.
Wanita itu mengambil langkah lagi. "Ini aku. Karin. Dari Bali? Empat tahun yang lalu."
Aku memandang dari wanita itu ke suamiku, jantungku mulai berdetak sedikit terlalu cepat. Aku merasakan firasat buruk yang dingin merayap di tulang punggungku.
Anak kecil itu, Leo, menatap Baskara. Dan di wajahnya yang kecil dan pucat, aku melihatnya. Garis rahangnya yang tajam. Matanya yang dalam. Dia adalah versi mini dari suamiku.
Baskara akhirnya berbalik, wajahnya bagai topeng ketidakpercayaan. "Aku tidak kenal kau."
Penyangkalannya cepat, terlalu cepat.
/0/29103/coverorgin.jpg?v=979a3c394d00f6aae1a78fe5c26076dc&imageMogr2/format/webp)
/0/12815/coverorgin.jpg?v=ab9086fcbec9848c1f7aded9c6436d7c&imageMogr2/format/webp)
/0/2941/coverorgin.jpg?v=a113f933c51b68be507cce6d077e3c5a&imageMogr2/format/webp)
/0/5053/coverorgin.jpg?v=10956731975730da070c19fa4f539b70&imageMogr2/format/webp)
/0/29606/coverorgin.jpg?v=43de8d7d2e394f3d3f370d1b2566c8f7&imageMogr2/format/webp)
/0/17149/coverorgin.jpg?v=9e8822e567909a5e504ab1ee583fe92b&imageMogr2/format/webp)
/0/5487/coverorgin.jpg?v=5f14fba69636ed885f8b73f7a02fe96c&imageMogr2/format/webp)
/0/4586/coverorgin.jpg?v=651c662242c05b47245fd41f214c5dc9&imageMogr2/format/webp)
/0/8922/coverorgin.jpg?v=122f60a4aa4007bf4763bc7735e28281&imageMogr2/format/webp)
/0/18873/coverorgin.jpg?v=b8baa94752614edd376b3e18297a1c9e&imageMogr2/format/webp)
/0/3334/coverorgin.jpg?v=6e6d8f37662ef09cd884581b5c644618&imageMogr2/format/webp)
/0/3872/coverorgin.jpg?v=e9a4e6acc2dfae4e5b73afa34ec542aa&imageMogr2/format/webp)
/0/6494/coverorgin.jpg?v=d70cbc9e0fbe54e08469c203f165324f&imageMogr2/format/webp)
/0/12755/coverorgin.jpg?v=135a08759123fe0a19a4ab0cfd36ba9f&imageMogr2/format/webp)
/0/15253/coverorgin.jpg?v=c790210f59dd4348ce7d1581af7affd7&imageMogr2/format/webp)
/0/21861/coverorgin.jpg?v=0f4e65363e281e89be22227c20075f20&imageMogr2/format/webp)