Mengandung anak dari laki-laki yang tak Karina ketahui identitasnya, membuat hidup wanita itu hancur. Saat dirinya mulai menyerah dengan kehidupan yang selalu tak berpihak pada dirinya, laki-laki itu datang dan menyelamatkan hidupnya. "Aku yang menghamilimu, maka aku yang akan bertanggung jawab! Besok aku akan menikahi mu!" Bagaimana kelanjutan hidup Karina? Apakah hidup wanita malang itu bahagia saat bersama dengan Alfa?
"Tubuh yang indah," ujar seorang wanita yang baru saja melepas gaun pengantinnya, dan menjatuhkannya dengan begitu saja di atas lantai.
Tubuh wanita itu begitu indah. Tanpa goresan atau noda sedikit pun yang mengotori tubuh mulusnya. Wanita yang bahkan baru saja menikah itu, mengamati seluruh tubuh telanjangnya dan langsung meraba bagian tubuh yang terlihat sedikit ternoda.
"Aku harap Daniel tak kecewa dengan tubuhku ini, setelah penantian lamanya." Hembusan napas kasar nan dipenuhi rasa khawatir, terus mengganggu benak wanita bernama Karina itu.
Ya, akhirnya dirinya resmi dipinang oleh sang kekasih yang sudah 5 tahun bersama dirinya. Meskipun tak mudah untuk dirinya dan juga suaminya untuk terus tetap bersama, tetapi takdir membawa keduanya hingga berakhir di altar pernikahan.
Kini tatapan Karina teralih pada sebuah lingerie seksi yang dipajang dengan mewah, di sebelah lemari wardrobe miliknya. Wanita yang tubuhnya polos dan tak tertutupi oleh sehelai benang itu pun, segera berjalan mendekati lingerienya dan segera melepasnya dari gantungannya tadi.
Karina kembali berjalan mendekati kaca dan menempelkan lingerie pemberian sang suami pada tubuh mulusnya. Senyum manis milik wanita itu seketika terbit saat melihat jika lingerie pilihan sang suami ternyata sangat cocok dengan tubuh putihnya.
"Selera Daniel selalu tepat sasaran dan tidak pernah salah," lirih Karina sembari mengelus lingerie miliknya.
Setelah puas mengamati lingerie berharga fantastis itu, Karina pun segera memakai pakaian itu dengan tatapan yang masih tertuju pada cermin besar yang ada di hadapannya. Tatapan Karina terus saja tertuju pada tubuh indahnya yang terlihat semakin menggoda tatkala dirinya mengenakan lingerie pemberian Daniel.
Tangan mungil yang dihiasi dengan kuku cantik itu, kembali menyusuri tubuh seksinya dengan tatapan yang benar-benar terkagum. Wanita itu saja mampu dibuat terkesima dengan bentuk tubuhnya setelah memakai lingerie pemberian Daniel, apalagi dengan sang suami.
"Semoga Daniel suka," lirih Karina sembari mengamati puting payudaranya yang terlihat sangat ranum dengan warna merah mudanya.
Hal yang Karina sukai dari lingerie ini adalah karena bagian atas dan bagian inti tubuhnya akan terlihat semakin menawan, walau terlihat dengan jelas. Tangan mungil miliknya tergerak menuju buah dada besar miliknya, dan meremasnya dengan perlahan.
Dirinya yakin, sang suami pasti akan sangat menyukai bagian tubuhnya itu karena terlihat besar dan ranum. Senyum wanita itu kembali terbuat dengan lebar saat mendengar pintu kamarnya terbuka dari luar.
Karina segera menarik tangannya dari payudaranya, dan segera berjalan keluar dari ruang wardrobe miliknya. Kaki mulus yang sama sekali tak memakai alas itu, berjalan menapaki granite mahal yang diimpor langsung dari Spanyol, mendekati ranjang pengantinnya yang sudah dihias sedemikian rupa.
Sementara itu, seorang laki-laki yang baru saja kembali ke kamarnya itu, berdiri mematung tatkala melihat wanita berlingerie mewah berada di dalam kamarnya.
Tatapan mata yang sedari tadi dipenuhi oleh tatapan mata terkagum, kini berubah menjadi tatapan penuh nafsu tatkala dirinya melihat benda indah yang terlihat dengan begitu jelas di balik lingerie.
"Kau sudah kembali, Sayang? Kemarilah," ujar Karina dengan nada menggodanya yang membuat sang suami nenyunggingkan senyum miringnya.
Laki-laki bertubuh kekar itu, segera menutup pintunya dan tak lupa mengunci pintu kamarnya. Sembari melangkahkan kakinya untuk mendekati sang istri, Daniel melepas dua kancing kemejanya yang terlihat sudah kusut.
Karina yang melihat sang suami berjalan mendekati dirinya itu pun hanya bisa tersenyum manis. Entahlah, mengapa kini dirinya merasa jika sang suami terlihat 2 kali lebih tampan daripada sebelumnya. Meskipun kini suaminya terlihat sangat lelah karena meladeni banyaknya tamu undangan mereka.
"Kau suka dengan lingerie itu, hmm?" Daniel berhenti tepat di depan sang istri dan menundukkan kepalanya sembari melipat kemejanya hingga ke siku.
Karina hanya tersenyum miring sembari mendongakkan kepalanya untuk menatap wajah lelah sang suami. Tangan putih nan mulus itu, terangkat menuju dada sang suami, dan berhenti di sana.
Daniel yang melihat tingkah dari sang istri itu, benar-benar merasa terkejut. Pasalnya selama mereka masih menjadi sepasang kekasih, Karina merupakan wanita yang tertutup dan sangat berbeda dari wanita-wanita yang lain.
"Aku akan menyukai semua yang kau pilihkan dan berikan padaku. Apakah lingerie ini cocok berada di tubuhku? Apakah kau suka?" jawab Karina sembari meletakkan kedua tangannya di bahu kekar milik suaminya.
Daniel sama sekali tak menjawab, laki-laki itu hanya meletakkan kedua tangan besar miliknya di pinggang kecil milik Karina. Sekali tarikan saja, kini tubuh keduanya benar-benar menempel satu sama lain. Karina sampai dibuat terkejut dengan apa yang Daniel lakukan pada dirinya, baru saja.
"Kau tahu dengan benar, bukan? Aku belum pernah melihat tubuh indahmu ini secara menyeluruh, sebelumnya. Dan kini kau bertanya apakah lingerie ini cocok untukmu atau tidak?" tanya Daniel dengan tatapan yang kini tertuju pada bibir tipis nan menggoda milik sang kekasih, yang sekarang menjadi istrinya.
Karina sama sekali tak menjawab pertanyaan yang diberikan oleh sang suami. Wanita itu hanya membalas tatapan sang suami yang kini dirinya tahu, jika sang suami tengah mengamati bibinya. Memang benar dengan apa yang Daniel katakan, selama menjalin hubungan, keduanya sama sekali tak pernah melakukan hal menyimpang yang dapat membuat keduanya lupa dengan hakikat cinta yang sesungguhnya.
"Tentu saja aku suka," bisik Daniel dengan nada yang sangat berat, sembari mendekatkan wajahnya pada wajah sang istri.
Karina yang sedikit terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Daniel itu pun segera memejamkan matanya. Wanita itu terus saja memejamkan matanya hingga tiba dimana dirinya dibuat kaget saat menjumpai jika Daniel langsung mengecup bibirnya.
Beberapa saat Karina yang masih memejamkan matanya itu segera membuka matanya dengan perlahan. Pemandangan pertama yang dirinya lihat adalah sang suami yang tengah menatapnya dengan tatapan sendunya.
Daniel pun hanya mengedipkan matanya dengan perlahan, seolah memberi isyarat pada Karina jika kini seluruhnya Karina adalah miliknya. Karina yang kini teringat jika kini dirinya telah menikah dengan Daniel pun hanya bisa menuruti nalurinya.
Pelahan wanita itu mulai membuka mulutnya, dan memberi jalan untuk Daniel agar laki-laki itu dapat mengakses mulutnya dengan bebas. Baru kali ini Karina merasakan sebuah sensasi yang bahkan belum pernah dirinya rasakan, sebelumnya.
Daniel memperdalam ciumannya pada sang istri dengan menekan tengkuk milik Karina dengan sebelah tangannya. Keduanya sama-sama menikmati ciuman pertama mereka setelah sekian lama menjadi sepasang kekasih.
Karina mencoba mengimbangi permainan yang suaminya lakukan. Wanita itu memeluk leher milik sang suami yang sedikit membungkukkan badannya untuk menciumnya.
Karina yang sediikit merasakan sesak karena ciuman yang dilakukan oleh sang suami, segera memukul dada bidang milik Daniel untuk memberi kode. Daniel yang paham dengan sinyal yang dibrikan oleh Karina itu pun segera menyudahi ciuman panasnya.
Karina menatap sang suami dengan napas yang terengah. Begitu juga dengan Daniel. Keduanya sempat tersenyum bersama tatkala menyadari jika apa yang baru saja mereka lakukan, benar-benar membutuhkan perjuangan panjang.
"Manis dan menjadi candu untukku, mungkin." Daniel meletakkan telapak tangannya di pipi milik Karina, dan mengusap bibir ranum milik Karina dengan jari jempolnya.
Karina sempat terdiam saat mendengar sang suami mengatakan kata 'mungkin'. Apa yang dimaksud oleh Daniel? Bukankah kini dirinya sudha sepenuhnya milik Daniel? Lalu mengapa masih ada kata mungkin? Bukankah seharusnya kata 'selalu' yang dia ucapkan?
Saat Karina tengah terdiam dan memikirkan apa yang suaminya katakan, wanita itu kembali dibuat terkejut karena Daniel kembali mencium bibirnya. Tapi bedanya kali ini terasa sedikit lebih kasar dan menuntut.
Tak hanya itu, tangan besar milik laki-laki itu turut serta untuk meremas buah dada milik Karina. Karina yang belum siap itu hanya bisa meremas kemeja bagian belakang milik sang suami.
"Aku ingin kau sepenuhnya jadi milikku, Rin."
Buku lain oleh cake and cookies
Selebihnya