/0/7223/coverbig.jpg?v=20251204211045&imageMogr2/format/webp)
Warning! Adult containt (Terdapat adegan perselingkuhan) Emily terlalu bodoh mencintai lelaki, yang akhirnya membuatnya hamil di luar nikah. Hingga dia pun harus membesarkan anak dari lelaki yang dicintainya sebagai ibu tunggal. Menerima banyak caci dan hinaan karena tidak memiliki suami. Cemoohan dan rasa malu itu pun, mendorong orang tuanya untuk menjodohkan dia. Emily didesak menikah dengan lelaki bernama Keenan Derrel Ferano. Seorang pengusaha muda yang merupakan anak dari kenalan ibunya, bersedia menikah hanya demi menutupi rumor yang menyebut dirinya gay. Sekeras apa pun Emily menolak, dia harus di hadapkan pada kenyataan kalau ternyata anaknya menyukai Keenan. Membuat dia akhirnya terlibat pernikahan tak diinginkannya. Namun bagaimana jadinya, jika sosok yang tak disangka justru muncul tanpa terduga? Orang yang telah Emily tunggu sekian lama, menyatakan perasaannya saat dia sudah resmi jadi istri pria lain. Siapakah yang harus dia pilih?
"Kenapa kaumau menikah denganku? Aku sudah mempunyai anak dan aku bukan wanita baik-baik. Tidak ada untungnya bagimu menikahiku."
Emily menatap lelaki di depannya dengan ekspresi datar. Dia menahan amarah karena merasa tertekan oleh keinginan orang tuanya, yang memintanya untuk segera menikah. Hingga dia berakhir di sini. Di sebuah restoran bersama seorang lelaki asing. Mereka baru bertemu pertama kali di sini. Meski ibunya bilang, kalau lelaki di depannya adalah anak dari mantan atasannya dulu. Tapi, siapa peduli?
"Tidak ada alasan lain. Ini perintah orang tuaku."
Jawaban singkat, padat dan jelas itu, berhasil membuat Emily mengernyitkan dahi. Bibir merahnya ikut berkedut. Menyorot aneh lelaki di depannya. Perintah orang tua? Semudah itu orang di depannya ini bicara. "Apa kau Tuan Muda yang manja? Siapa namamu tadi?"
"Keenan Derrel Fellano. Tolong ingat terus nama itu dan jangan sembarangan menilaiku, Emily."
Kalimat bernada penuh penekanan dan tatapan tajam Keenan seakan menembusnya. Emily merasa tidak nyaman saat lelaki asing itu mengintimidasinya. Sambil mengalihkan pandangan sesaat, Emily berusaha tak mengindahkannya. Dia menyandarkan tubuhnya di kursi sembari meminum juice di depannya. Meredakan rasa haus yang sejak tadi mengganggu.
"Bagaimana aku tidak menilaimu begitu? Kau sangat penurut pada orang tuamu. Hidupmu sepertinya sangat monoton, Tuan Muda," ucapnya dengan nada mencemooh.
Emily menyunggingkan salah satu sudut bibirnya ke atas. Menatap remeh lelaki yang ada di depannya. Dia ingin lelaki itu kesal dan menolak menikahinya. Emily juga ingin cepat pulang dan membawa anaknya. Dia mengkhawatirkan Javier di tangan orang tuanya.
"Setidaknya aku bukan anak pembangkang yang sering bergaul bebas, sampai menghamili anak orang, lalu tidak menikahinya."
"Apa? Beraninya kau-"
Kedua bola mata Emily melotot sempurna. Dia menatap tidak terima ke arah Keenan. Apa lelaki itu sedang menyindirnya? Tapi, bagaimana mungkin Keenan tahu masa lalunya? Emily menggeleng. Dia berusaha untuk tidak peduli dan meyakinkan semuanya baik-baik saja. Keenan mungkin hanya asal bicara dan tidak bermaksud apa-apa. Meski segala hal tentang pernikahan dan pergaulan bebas, selalu membuatnya sensitif. Masa lalunya yang dilalui oleh banyak kesalahan, membuat dia sering kali menjadi bahan cemoohan orang-orang.
"Kenapa kau marah? Aku harap, perkataanku tidak menyinggungmu." Keenan tersenyum sangat amat tipis dan sama sekali tidak sadari oleh Emily. Mata elangnya memerhatikan ibu muda satu anak itu. Kesan pertama yang cukup buruk. "Aku tidak mau berbasa-basi lagi, menikahlah denganku. Aku akan menjamin hidupmu dan anakmu."
Emily mendengkus melihat kegigihan Keenan. Ada banyak wanita, kenapa harus dia?
"Aku tidak bisa menikah dengan alasan perintah orang tua. Cari saja wanita lain yang mau menikah denganmu dan batalkan semua ini," ujar Emily dengan setengah frustrasi. Dia memegangi kepalanya yang berdenyut sakit. Urat sarafnya ikut tegang saat berbicara dengan Keenan. Pernikahan bukan prioritasnya saat ini. Dia hanya ingin memerhatikan buah hatinya. Itu saja. Emily merasa dia sudah cukup mampu berperan sebagai orang tua ganda untuk Javier.
"Tidak ada waktu lagi. Aku tidak tahu wanita mana yang mau denganku."
"Huh?"
Emily tidak bisa menahan keningnya untuk tidak berkerut. Sesaat, pikirannya terasa buntu ketika harus mencerna kalimat yang keluar dari mulut lelaki di depannya. Apa telinganya bermasalah? Atau memang, Keenan yang bermasalah?
Manik matanya refleks mengamati penampilan Keenan dengan detail. Penampilan Keenan jelas tidak buruk. Sangat tidak buruk atau malah bisa dikatakan sempurna. Rambut sehitam arang dan kemeja hitam lengan panjang, membentuk tubuh proporsionalnya. Sekali lirik, Emily tahu tubuh seperti apa yang ada di baliknya. Belum lagi aroma parfum yang begitu menusuk, tapi memberi kesan menyenangkan.
Wajahnya tampan dan sorot matanya terlihat tegas. Emily bisa merasakan aura dominan di sekitar Keenan yang mengintimidasinya. Keenan mungkin lebih tua beberapa tahun darinya, tapi jelas lelaki di depannya menarik secara fisik. Namun apa yang baru saja dia dengar? Tidak ada wanita? Apa lelaki ini sedang bercanda atau membodohinya? Siapa yang akan percaya dengan perkataan itu?
"Aku sudah sering bertemu dengan lelaki berengsek. Jangan main-main denganku."
"Apa menurutmu aku terlihat seperti salah satu dari mereka?" Keenan menunjuk wajahnya sendiri dengan masih mempertahankan ekspresi tanpa senyumnya.
"Terserah apa katamu, tapi aku tidak bisa melakukannya. Aku tidak bisa menikah denganmu. Aku tidak puas jika harus tidur dengan satu laki-laki." Emily sedikit memajukan tubuhnya saat menyebut kalimat terakhir. Dia menyunggingkan senyum sinis, sembari memerhatikan reaksi jijik yang akan ditampilkan Keenan. Namun beberapa menit mengamati, lelaki itu tampak masih dengan ekspresi yang sama. Alhasil, Emily menjauhkan dirinya kembali.
"Lakukan saja, aku tidak akan melarangmu untuk tidur dengan lelaki lain. Tapi aku tidak akan bertanggung jawab jika orang tuamu tahu tentang ini."
Emily refleks menggebrak meja saat Keenan membahas kedua orang tuanya. Senyumnya langsung surut dan berganti dengan penuh kejengkelan. Dia benci diancam seperti anak kecil. "Kalau begitu, lupakan pembicaraan kita malam ini dan jangan pernah menemuiku lagi. Aku paling tidak suka dengan orang yang suka mengadu."
Tak peduli dirinya telah menjadi pusat perhatian beberapa orang, Emily dengan tak acuh segera bangkit dari duduknya sembari mengambil tas. Dia merasa pertemuan kali ini mencapai titik buntu dan tidak ada pembicaraan yang bermutu. Emily benar-benar tidak suka orang seperti Keenan. Dengan berapi-api, dia melangkah cepat meninggalkan lelaki itu. Namun ketika dia akan mencapai pintu, langkahnya tiba-tiba tertahan saat tangannya tertarik ke belakang dan membentur sebuah tubuh dengan cukup keras. "Hei!"
"Aku juga paling tidak suka dengan orang yang pergi begitu saja di tengah pembicaraan, Emily," bisik Keenan tepat di telinga Emily. Menyentak wanita itu karena tindakannya. Akan tetapi, seakan tidak puas membuat Emily terkejut, dia dengan cepat menarik wanita itu agar menghadapnya. Memegang erat pinggul ibu muda tersebut di hadapan semua orang.
"Pembicaraan kita sudah selesai dan aku juga tidak menyukaimu. Jadi lepaskan aku dan batalkan pernikahan itu," tekan Emily sembari mendorong kasar kedua bahu Keenan. Dadanya bergemuruh menahan jengkel karena sikap lelaki itu yang sangat keras kepala. Belum pernah dia bertemu dengan orang pemaksa seperti ini.
Sayangnya, sepertinya itu bukan akhir dari kesengsaraannya. Tangannya sama sekali tidak dilepaskan oleh Keenan. Lelaki itu malah dengan santainya menarik dia pergi, tanpa melepaskan genggaman paksa di tangannya. Emily berusaha memberontak, tapi nyatanya itu sia-sia. Cengkeraman Keenan sangat kuat dan lelaki itu membawanya masuk ke dalam mobil. "Lepas, sialan! Kau melakukan kekerasan. Aku bisa melaporkanmu!"
"Aku tidak melakukan apa pun." Keenan dengan cepat melepaskan tangan Emily setelah mendorongnya cukup masuk ke dalam mobil. Wanita itu terjerembab dan dia memanfaatkan itu untuk segera masuk melalui pintu kemudi. Mengunci pintu mobil dengan cepat. Tak membiarkan Emily pergi begitu saja.
"Keenan! Turunkan aku! Aku mau pulang."
"Kita akan pulang," jawab Keenan sambil melajukan kendaraannya dengan cepat.
Sementara Emily melirik tajam lelaki yang baru saja memaksanya masuk ke dalam mobil. Ini baru pertemuan pertama mereka, tapi lelaki tidak tahu diri itu sudah berani bertindak seenaknya. Kenapa ada orang yang tidak tahu malu seperti ini? Keenan bersikap seolah mereka sudah lama dekat. "Ini bukan jalan menuju rumahku. Berhenti di depan."
"Siapa yang bilang kita akan ke rumahmu?"
"Apa? Lalu kita akan ke mana?"
Keenan melirik Emily yang terkejut melalui ujung matanya. "Ke rumahku. Malam ini, kau akan menginap di sana."
"Kau gila!" pekik Emily.
Bab 1 Kenapa Harus Menikah Denganmu
17/07/2022
Bab 2 Salah Paham
17/07/2022
Bab 3 Siapa yang Bilang Anak Haram
17/07/2022
Bab 4 Daddy Baru Untuk Javier
17/07/2022
Bab 5 Jangan Terlalu Dekat dengan Anakku
17/07/2022
Bab 6 Rencana Pernikahan
18/07/2022
Bab 7 Semua Demi Javier
18/07/2022
Bab 8 Tinggallah Bersamaku
18/07/2022
Bab 9 Tidur Bersama
18/07/2022
Bab 10 Hari Pernikahan
18/07/2022
Bab 11 Bikin Dedek
08/11/2025
Bab 12 Dia Telah Bebas
08/11/2025
Bab 13 Wanita Gila
08/11/2025
Bab 14 Orang dari Masa Lalu
08/11/2025
Bab 15 Hanya Pelampiasan
08/11/2025
Bab 16 Masih Cinta
10/11/2025
Bab 17 Salah Satu Teman Tidur
10/11/2025
Bab 18 Kau Cemburu
12/11/2025
Bab 19 Telepon Asing
12/11/2025
Bab 20 Mencintai Keenan
13/11/2025
Bab 21 Rasa Ingin Tahu
13/11/2025
Bab 22 Kesempatan Kedua
14/11/2025
Bab 23 Hadiah dari Keenan
14/11/2025
Bab 24 Hubungan yang Belum Usai
15/11/2025
Bab 25 Ingin Bertemu
15/11/2025
Bab 26 Menyesal Menikah
16/11/2025
Bab 27 Bertemu Om J
16/11/2025
Bab 28 Merindukan Lelaki Lain
18/11/2025
Bab 29 Keluarga yang (Tidak) Harmonis
18/11/2025
Bab 30 Sakit atau Hamil
19/11/2025
Bab 31 Merebut Kembali
19/11/2025
Bab 32 Merasa Diawasi
20/11/2025
Bab 33 Tingkah Aneh Keenan
20/11/2025
Bab 34 Malam yang Panas
21/11/2025
Bab 35 Tidak Ada yang Tahu
21/11/2025
Bab 36 Jangan Sakiti Daddy, Mom!
23/11/2025
Bab 37 Tidak Pernah Akur
23/11/2025
Bab 38 Apa Kau Tidak Ingin Tahu Tentangku
25/11/2025
Bab 39 Ingin Hamil
25/11/2025
Bab 40 Debaran yang Aneh
26/11/2025