Terpaksa Menikah dengan Tuan Keenan
hle
r di usia dewasanya. Teman yang pernah dia khianati ketulusannya dan dia tusuk dari belakang. Emily kadang malu ketika Ashley ma
i kau sudah
tuk pelanggan. Dia tidak bekerja di sini, dia adalah pemilik restoran ini bersama dengan Ashley. Lim
ngan kelakuannya hingga sekarang. Meski peristiwa itu sudah berlalu hampir tujuh tahun lamanya. Namun sikap Ashley masih sangat b
tidak menge
itu. "Bagaimana Javier? Kau sudah mengantarnya 'kan? Jangan
mily menghentikan menyelesaikan pekerjaannya dan berjalan masuk
Ashley menyeretnya masuk ke ruangannya dan menutup pintu.
u membuatku takut." Emily refleks menjauhkan dirinya
? Apakah berhasil, hm?" Ashley meletakkan kedua tangannya di pipi dan bertumpu p
h seperti itu! Kau tidak i
n bilang aku imut. K
ya." Emily berusaha menahan tawa melihat bibir Ashley yang mencebik. Seben
kan pembicaraan 'kan? Tidak bisa, kali ini kau harus me
tu hanya makan malam biasa. A
i bagaimana hasilnya? Kau tidak membuatnya
kencan butanya. "Sayangnya tidak, jurusku tidak mempan padanya. Pria sialan-maksudku, pr
binar matanya terlihat antusias. "Aaakhh, aku tidak percaya ini, akhirnya
ang menikah, siapa yang kegirangan. "Masalahnya, aku tidak me
? Apa dia tidak jago di ranjang? Tipemu 'ka
e
li memikirkan lelaki itu. Namun juga terdapat rasa sedih dan penyesalan mendalam atas kemalangan ya
angat membencinya ketika menikah, tapi kami kemudian saling mencintai. Kau juga pasti akan begitu. Jangan cemas,
ya ini. Rasa trauma atas gagalnya pernikahannya dulu, juga menjadi salah satu penyebabnya. Kehidupan liar yang dijalaninya, ju
*
nya sebelum kembali ke restoran. Bertepatan dengan kedatangannya, beberapa anak tampak berhamburan dari area kelas dan berjal
ng cukup terik, membuat pandangannya sedikit terhalangi. Beberapa anak melirik ke arahnya, tapi Emily tak memedulikan itu. Dia tetap melangkah dan membiar
ada seorang lelaki dewasa yang tengah berbincang dengan anak lelaki. Sialnya, anak laki-laki itu adalah anaknya. Javier! Posisinya yang membelakangi, membuat
vie
om
ama orang asing," bisik Emily sambil membawa Javier
i, M
pi-tapian! De
asing. Kau tidak perlu mem
campur! Aku t
bicara dengannya. Kepalanya refleks menoleh pada lelaki yang tadi bicara dengan anaknya. Menurunkan kecamatanya untuk melihat denga
, jangan ajarkan anak-a
ik anaknya yang menatapnya bingung. Semoga Javier tidak menuruti
y kembali menatap orang yang tidak lain adalah Keenan. "Ke
an aku tidak tahu kalau
ya orang sibuk sepertimu mau perg
mai. Anak-anak masih belajar, tapi itu anak dengan tingkat yang lebih tinggi. Kawasan sekolah ini yang memang disatukan dari pendid
n uru
mau
yang malah menawarka
en baik sama Iel. O
lon
kelasnya," jawab Keenan m
Emily segera berjongkok dan memeriksa tubuh putranya dengan cemas. Sayangnya, Javier seolah ragu menj
, Emily beralih pada Keena
natap anak lelaki itu denga
, Mommy. Iel udah dorong anak-anak nakal tadi. Mereka ng
ilnya. Sayangnya, apa yang terlontar dari mulutnya sudah
bilang
dan hanya menunduk. Berapa lama? Berapa lama ini terjadi? Emily tidak percaya ada yang m
mata yang jatuh di pipi ibunya dan hal itu menjadi pemandangan yang m
nyusut air matanya. Lalu tatapannya beralih pada anak laki-laki itu. Dia tersenyum dan mengusap puncak kepala Javier. "Javier kam
en
gil Daddy?" tanya Javier kebingung
ya
dia kemudian teringat dengan ibunya. Pandangan
dengan pasrah. Dia tidak tega saa
a Daddy baru! I
aki itu memperbolehkannya memanggil Daddy. Apa selama ini, dia terlalu egois sampai tidak menyadari keinginan anaknya send