Terpaksa Menikah dengan Tuan Keenan
melirik Keenan yang menggendong Javier yang tertidur. Menuntun lelaki itu ke arah kamar
n jatuh tertidur. Emily juga mau tak mau memberitahu Ashley kalau dia akan datang terlambat ke restora
rnya dan membantu melepaskan sepatu yang masih dipak
dy. Apa-apaan itu, memangn
canggung duduk di pinggir ranjang sambil memerhatikan Javier. Bocah laki-laki yang menarik perhatiannya tadi. Anak yang kuat dan pe
aku akan memotong milikmu." Emily yang berapi-api, meluapkan kekesalannya. Dia melirik area selangka
bergerak menjauh dari Emily. Wanita itu benar-benar membingungkan se
ukai anak
mentara Emily ada di depannya. Wanita cantik yang menatap seakan ing
ak
t. Tetapi, beberapa saat kemudian, dirinya tidak merasakan apa pun. Hingga matan
umi ini sekarang juga! Ikut aku!" ucap Emily dengan penuh amarah. Sebisa mungkin di
ak terima. Dia juga menghentikan langkahnya. Dia tidak mengerti kenapa wanita ini bisa menuduhnya predator anak. Emily se
n berb
a menyingkirkan tubuh Emily yang menghalanginya. Dia ingin keluar dari ka
yang mengizi
n Keenan dan menjatuhkan lelaki itu di s
un dar
n para Keenan. Namun sepertinya lelaki itu benar-benar tidak tertarik padanya? Dia yang penasara
ping. Dia merapikan kembali pakaiannya dengan wajah tegang. "Jangan
aanmu? Kau ada di sekolah anakku da
sudah menjelaskannya tadi." Keenan sebisa mungkin menyembunyikan wajahnya yang merah. Menghindari
bungi nyonya Silvi. Untuk saat ini, Emily akan memilih melupakan masalahnya dengan Keenan, kare
, Nyo
nghentikan langkahnya dan kembali berbalik. Dia menatap bingu
a pengasuh
enyayangi anakmu, tapi kau juga m
memanas mendengar ucapan Keenan yang kasar. "Kaupikir siapa yang bisa menyekolahkannya selain aku? Siap
a wanita itu. Membuatnya menyadari perkataannya telah menyinggung. "Maaf jika kau tersinggung. Aku tidak bermaksud menuduhmu
elaparan jika dititipkan pada orang tuanya. Ibunya pasti tidak akan mau mengurusnya. Dari sejak kecil, mereka selalu b
tu para karyawannya. Kasihan, Ashley juga sendiri. Namun saat dia akan keluar, tangannya tib
ak perlu susah cari uang. R
pa
" Keenan menatap Emily cukup lama. Dia mengamati garis wajah wanita itu,
dia! Keenan! Awas kau ya! Sia
*
kau tidak membawanya makan siang di sini, Emily! An
pasti akan mempermalukanku habis-habisan,
a jadi langganan tetap restoran ini. Bisa-bi
ja baru lagi. "Lihatlah, tanpa kami pun, tempat ini tidak akan kekurangan pelanggan. Sudahlah, berhenti bicara padaku, a
perti itu, das
ertingkah manja, Ashley. K
ya, B
sa bebas dari pertanyaan wanita itu dan fokus melayani pelanggan. Keseharian yang menyenangkan unt
r. Keputusannya untuk resign waktu itu adalah pilihan yang tepat, walau dia sempat luntang-lantung karena tidak mendapatkan pekerjaan dan
lemonade?" Emily menyebut pesanan dari seorang pelan
ki itu tiba-tiba menggenggam tangannya. M
ntar. Siapa
gan yang selama ini selalu datang dan selalu ingin dilayan
alam ini Anda
t. Dia langsung menarik tangannya dan tersenyum. Berusaha untuk tetap sopan. Walau semua
berapa usia anak Anda? S
ak
n nampan di tangannya. Mengagetkan lelaki itu dan beberapa orang yang melihat. Emily hanya tersenyum manis dan menun
dan tertawa canggung. "Ti-tidak apa-apa
ada seorang pedofil yang mengucapkan itu pada anak saya. Saya jadi takut. Ah, tapi sa
p lelaki itu sambil menahan jengkel. Menyada
ly langsung berbalik dan pergi terburu-buru tanpa menunggu waktu lebih lama. Entah mengapa, dia jadi kesal sen
p sama, Emily.
ia bere